webnovel

Teknik Pengendalian Pedang

Redakteur: Wave Literature

Apa itu hanyalah mimpi?

Tentu saja itu tadi adalah mimpi!

Saat itu Li Xiaoyao hanyalah seorang pelayan di penginapan Yunlai, dan permainan baru saja dimulai. Jika ia begitu kuat hingga bisa terbang dan melawan monster, ia tak akan takut dengan Master Sekte Baiyue.

Monster jelek itu tiba-tiba berubah menjadi Bibi Li Xiaoyao, dan melemparkan wajan ke wajahnya hingga membuat semua orang tercengang. Mereka sangat terkejut dengan perubahan adegan yang sangat tiba-tiba. Lalu mereka semua tertawa histeris.

"Hahaha! Apakah ini game komedi?"

"Kenapa karakter utama di game ini sangat lucu?"

"Apakah ia benar-benar kultivator prajurit?" Tanya An Cheng yang masih tertawa terpingkal-pingkal. "Katanya bisa terbang ke langit, dan memasuki dunia bawah hanya dengan

menggunakan pedang abadi, tapi ia malah ditampar dengan wajan karena tidur seharian!"

"Lihatlah, tadi kan Bibi sudah bilang untuk berhenti melamun." Ujar Shen Qingqing dan lainnya, yang juga tertawa terpingkal-pingkal.

"Kalau ini komedi. Aku akui ia berhasil membuatku tertawa." Ujar Lin Shao yang masih tertawa. 

Mendengar beberapa dari mereka mengolok-ngoloknya, Fang Qi pun tidak terima dan langsung bangun dari kasurnya.

Saat itu mereka tidak tahu apa yang sedang menunggu mereka.

Orang-orang ini belum pernah bertemu dengan orang-orang dari The Legend of Sword and Fairy, dan menjadi maniak game ini tersebut.

Namun sebenarnya, Fang Qi juga terkejut saat game tersebut diawali dengan adegan komedi.

"Setidaknya, karakter utama Celestial Warrior sangat berbakat dan berasal dari keluarga bergengsi. Sedangkan karakter utama dalam game ini hanyalah seorang pelayan restoran." Ujar Ouyang Cheng.

"Apa bakat yang dimiliki oleh seorang pelayan restoran? Dia tak akan mungkin akan menjadi seorang kultivator ataupun prajurit." Ujar Bu Che. "Ia mungkin hanya akan menjadi pejuang jalanan."

Fang Qi hanya bisa menepuk dahinya lalu membatin, 'Mungkin orang-orang di dunia ini tidak pernah melihat orang-orang yang tidak berbakat dan orang-orang normal.'

Karakter yang Fang Qi mainkan turun dari kasurnya, dan membantu Bibi Li untuk melayani pelanggan. Fang Qi harus mengakui kalau versi VR dari game The Legend of Sword and Fairy tidak jauh berbeda dengan kehidupan nyata. Ia sangat menikmati dirinya sendiri saat memainkan game tersebut.

Game remake versi VR buatan sistem, memang memberi banyak kebebasan untuk menjelajahi gamenya. Tetapi akan ada banyak peristiwa yang sama dengan versi aslinya terjadi di dalam game. Lalu, saat karakter yang Fang Qi mainkan di dalam game tersebut pergi ke toko untuk membantu Bibinya, ia melihat seorang Taoist yang mabuk dan pingsan di depan toko.

Saat ini Fang Qi seolah sedang berada di dalam adegan tersebut. Di dalam game tersebut, Fang Qi bisa bebas bergerak untuk mempelajari teknik pengendalian pedang. Ia melakukan semua misi, dan mengembangkan plot. Ia bisa pergi ke laut dengan cepat.

Li Xiaoyao belum pernah bertemu dengan orang tuanya, tapi ia dibesarkan oleh Bibinya. Suatu hari, Bibinya tiba-tiba jatuh sakit dan tak ada dokter yang bisa menyembuhkannya di pulau mereka. Jadi Li Xiaoyao terpaksa pergi ke pulau Abadi untuk mencari obat. Dari situlah, cerita di dalam game tersebut dimulai.

Li Xiaoyao sedang menaiki kapal, saat itu cuaca sedang buruk. Langit terlihat gelap dan gelombang laut sangat tinggi. Saat itu Li Xiaoyao hanyalah orang biasa yang bekerja sebagai pelayan restoran.

Ia belum pernah berkultivasi dan hanya tahu cara untuk berkelahi di jalanan.

Ia tidak memiliki energi apapun, apalagi berkultivasi. Ia hanyalah orang biasa yang mempertaruhkan nyawanya untuk melintasi lautan. Tetapi ketika semua orang menghargai tekad kuat seorang Li Xiaoyao.

Jika Li Xiaoyao adalah seorang kultivator, mereka mungkin tidak akan terkejut saat melihatnya berani menaiki kapal saat badai.

Para pelanggan di warnet Fang Qi penasaran dengan apa yang akan terjadi pada pemuda tersebut, apakah ia akan mati di laut atau tidak. Lalu Li Xiaoyao tiba di sebuah pulau Abadi, tanpa mengetahui apa yang sedang terjadi padanya.

Saat itu, para pelanggan di warnet Fang Qi sangat serius menonton permainannya.

Kemudian mereka melihat Li Xiaoyao bisa bertahan hidup, tiba di pulau Abadi, lalu menikah dengan seorang wanita yang cantik.

(Tentu saja adegan dewasa dilompati dan langsung menuju ke hari berikutnya.)

"Aku iri sekali padanya." Para penonton yang menyaksikan permainan Fang Qi merasa iri pada sosok Li Xiaoyao, seorang pemuda yang tidak memiliki bakat kultivasi, tetapi bisa menikah dengan seorang wanita cantik.

"Ling sangat cantik." Ujar Lin Shao yang terpana melihat kecantikan sosok Ling.

"Sial, aku juga ingin punya istri." Ujar An Cheng.

"Kamu tidak akan bisa menikahi orang secantik Ling!" Sahut Bu Che.

An Cheng langsung terdiam setelah mendengar ucapan tersebut.

"Aku ingin memainkan game ini!" Seru Ouyang Cheng yang akhirnya memutuskan untuk memainkan The Legend of Sword and Fairy.

Saat itu An Cheng, Song Qingfeng dan pemuda lainnya sudah tidak sabar untuk memainkan game tersebut, mereka tidak bisa mengalihkan mata mereka dari layar komputer Fang Qi.

"Diam kamu." Ujar Li Haoran. "Hari ini waktu bermainmu sudah habis. Lebih baik kamu menonton permainan pemilik warnet saja."

"Sayang sekali Li Xiaoyao tidak memiliki bakat kultivasi dan Wu Qi. Dia terlalu lemah." Ujar Shen Qingqing sambil menghela nafas.

Saat itu mereka menyaksikan Fang Qi yang sedang memainkan karakter Li Xiaoyao, yang sedang berlarian di tengah malam.

"Tunggu, kenapa ia berlarian tengah malam seperti itu?" Tanya mereka yang merasa kebingungan dengan sikap Li Xiaoyao yang ada di dalam layar.

"Sepertinya... Taoist malang itu ingin mengajarkannya teknik pedang pada tengah malam." Dibandingkan dengan yang lainnya, Shen Qingqing adalah satu dari sekian orang yang mengingat detail cerita dari game tersebut.

"Apa yang bisa diajarkan oleh seorang Taoist miskin?" Tanya Nalan Hongwu yang akhirnya buka suara.

"Apakah master Li Xiaoyao adalah Taoist miskin itu?" Kerumunan orang-orang itu mulai bingung.

Ouyang Cheng baru saja tadi berseru ingin bermain, tapi ia merasa ragu kalau Taoist miskin itu yang menjadi masternya.

Taoist itu tidak punya uang untuk membeli wine dan makanan, ia bahkan meminta uang pada karakter utama yang hanya seorang pelayan restoran.

Bagi para pelanggan warnet Fang Qi, tindakan Taoist yang ada di dalam game tersebut sangatlah memalukan. Di dunia ini mereka yang kuat memiliki status yang tinggi!

Seperti contoh, Nalan Hongwu bergabung dengan tentara ketika ia menjadi Prajurit Leluhur dan tidak dibebas tugaskan sebelum negara Dajin stabil. Kekuatan yang ia miliki saat ini, ia dapatkan dari menghadapi begitu banyak pertempuran.

Ia menghabiskan waktu lebih dari seratus tahun di militer hingga ia menjadi dirinya yang sekarang. Karena itu, bagaimana mungkin ia meminta Taoist yang terlihat seperti pemulung itu, untuk menjadi gurunya?

Jika bukan karena tertarik dengan teknik pengendalian pedang yang ada di awal adegan, ia pasti tidak akan menyaksikan permainan Fang Qi.

Saat itu, karakter yang sedang Fang Qi mainkan, sudah tiba di kuil lereng gunung Shili.

"Lihat, Taoist itu benar-benar mengajarinya teknik pedang!" Saat yang lain sedang mengeluh, Xu Zixin tiba-tiba memekik sambil menunjuk ke arah layar komputer Fang Qi.

"Lihatlah baik-baik, aku hanya akan mengajarimu sekali."

Taoist mabuk itu pun mendarat di luar kuil dalam sekejap. Saat Li Xiaoyao mengejarnya keluar, Taoist mabuk itu memegang pedang lalu menghunuskannya.

"Lihat teknik pedang itu!" Mereka merasa familiar dengan teknik pedang yang menakutkan tersebut.

Bukankah itu adalah teknik pedang yang diimpikan oleh Li Xiaoyao?

Benar, itu adalah teknik pedang yang sama! Bukankah semua itu hanya mimpi?

Bulan tampak bersinar terang, dan energi pedang yang sangat kuat mengalir di bawah langit malam, menggetarkan langit dan bumi.

Mereka belum pernah melihat ataupun mendengar teknik seperti itu.

Dan yang paling penting, energi pedang dan teknik pengendalian pedang bergabung menjadi satu. Apakah Taoist mabuk itu merapalkan mantra, sekaligus mempraktekkan seni bela diri secara bersamaan?

Bahkan ia bisa mempraktikkan keduanya hingga ke Alam Spiritual seperti itu?

Setelah ia mempraktikkan teknik pedang pertama, Taoist itu meninggalkan pedangnya, dan di layar muncul sebuah puisi.

[Pedang kekaisaran datang bersama dengan angin, membasmi kejahatan dari langit dan bumi. Aku akan berbahagia jika aku memiliki anggur, dan akan menjadi gila jika tidak memiliki anggur. Aku akan meminum danau dan sungai, kemudian menelan matahari dan bulan. Aku adalah peminum yang memiliki pedang abadi, satu-satunya orang yang akan tetap berdiri setelah meminum ribuan gelas anggur!]

Orang-orang yang menyaksikan permainan Fang Qi pun terdiam.

Apakah pedang abadi itu benar-benar ada?

Lalu, apakah teknik pedang yang dimimpikan oleh Li Xiaoyao juga benar-benar ada?

Apa maksudnya dengan 'Aku adalah peminum yang memiliki pedang abadi, satu-satunya orang yang akan tetap berdiri setelah meminum ribuan gelas anggur!'? Awalnya, kerumunan orang-orang yang menyaksikan permainan Fang Qi merendahkan Taoist mabuk tersebut. Mereka tidak menyangka kalau Taoist tersebut memiliki pedang abadi.

Apalagi ia menguasai teknik pengendalian pedang.

"Apakah ada yang punya pedang? Ambilkan aku pedang!" Teriak Nalan Hongwu.

Meskipun prajurit bisa menggunakan Wu Qi untuk memotong gunung dan sungai, tapi siapa yang menyangka kalau pedang juga bisa terbang?

Kalau itu benar-benar bisa.....

Bahkan Nalan Hongwu yang biasanya tenang, kini tidak bisa menyembunyikan ekspresi gembiranya. Begitu pula dengan Song Qingfeng dan lainnya. Mereka bisa mengubah takdir mereka, jika mereka mengetahui teknik pengendalian pedang.

Meskipun mereka adalah prajurit yang lebih lemah daripada kultivator, tetapi mereka juga ingin bisa terbang di langit, dan menikmati keindahan langit dan bumi.

'Ternyata bisa seindah itu.' Batin Nalan Hongwu setelah melihat teknik pedang dari Taoist mabuk tersebut.

Nalan Mingxue pun segera menyerahkan pedang pendeknya kepada Nalan Hongwu.

Nalan Hongwu kemudian memegang pedang tersebut, sambil berusaha untuk mengingat teknik pengendalian pedang yang baru saja ia lihat dari game.

Lalu ia melompat di atas pedang tersebut.

Semua orang fokus melihat aksi Nalan Hongwu.

"Biarkan aku melihat teknik pengendalian pedang itu sekali lagi!"

"Bukankah kalian bilang kalau kalian tidak tertarik dengan game ini? Apa yang bisa diajarkan oleh seorang Taoist mabuk?" Ucap Fang Qi pada orang-orang yang menyaksikan permainannya, mereka ingin mempelajari teknik pengendalian pedang yang diajarkan pada Li Xiaoyao yang ada di dalam game.

Ucapan tersebut sangat menampar bagi mereka, hingga membuat mereka semua menjadi malu dan menyesali ucapan mereka sebelumnya.

Kenapa tadi mereka harus berkata seperti itu?

Nächstes Kapitel