webnovel

Berita Sekumpulan Murid Sekte Lautan Awan yang Menghilang

Redakteur: Wave Literature

Sekte Lautan Awan berada di laut selatan, dan dikelilingi oleh kabut serta pegunungan. Sebelum negara Dajin terbentuk, Sekte Lautan Awan adalah aliran kultivator terkuat di wilayah laut selatan. Sekte tersebut memiliki sejarah yang sangat panjang.

Kota Yanhai adalah kota maritim yang bertetangga dengan kota Jiuhua. Kota Yanhai dikenal sebagai daerah perdagangan maritim dengan berbagai sekte kultivasi di laut selatan. Kota tersebut juga sering dikunjungi oleh para kultivator.

Tetapi hari ini, sesuatu telah terjadi di pangkalan Sekte Lautan Awan yang terletak di tengah kota Yanhai, dan menyebabkan kekacauan.

Di aula utama, ada seorang tetua bertubuh kurus dan pendek, serta rambut berwarna putih. Ia mengenakan gaun berpola awan, kedua matanya menatap tajam ke arah pemuda-pemuda yang membungkuk di depannya. "Bukankah ia bersamamu? Bagaimana ia bisa menghilang begitu saja? Bukankah kalian adalah murid-murid elit dari sekte ini? Bagaimana kalian bisa gagal melindungi Junior kalian?"

Tetua yang duduk itu terlihat sangat marah. Jika para pemuda yang ada di hadapannya sekarang bukanlah murid bertalenta yang sudah dilatih keras oleh Sekte, ia pasti sudah menampar mereka.

"Apa yang harus aku lakukan jika Ketua Sekte menanyakan Putrinya padaku? Apa yang harus ku katakan padanya?"

Mereka lalu saling memandang dengan tatapan canggung.

"Cepat pergi dan temukan dia!"

"Baik." Para murid pun membungkuk lalu segera pergi.

Tiba-tiba tetua itu memanggil mereka kembali. "Tunggu sebentar!"

"Ya, ada apa Tetua?" Tanya seorang pemuda tampan yang memimpin kelompok tersebut, sambil membungkuk.

"Apakah gadis itu mengatakan sesuatu sebelum menghilang?"

"Hmm....." Setelah berpikir sejenak, ia pun melanjutkan, "Saudara Junior Ye bilang kalau ia ingin bermain Diablo."

"Dia... apa?!" Tetua itu terlihat bingung.

Mereka pun saling lirik. "Itu pasti sebuah petunjuk. Jangan khawatir, Tetua. Kami akan menemukan Junior Ye."

...

"Diablo... terdengar seperti sesuatu yang buruk." Gumam Yun Lian yang sedang cemas. Ia merupakan murid Senior dari Sekte Lautan Awan. "Itu bukan sejenis kumpulan kultivator jahat, bukan...."

"Kedengarannya seperti itu." Ujar Yun Lian yang berdiri di samping Yun Lan. Ia bersama Ye Xiaoye tepat sebelum menghilang.

"Apakah kamu punya petunjuk lain?" Tanya Yun Lian.

"Tidak ada." Jawab Yun Lan, lalu ia tiba-tiba teringat sesuatu. "Oh ya, dua hari yang lalu Senior Zhou mengajak Junior Ye pergi ke kota Jiuhua. Sejak saat itu, Junior Ye selalu membicarakan tentang Diablo. Apakah menurutmu ada hubungannya?"

"Kalau begitu, tunggu apa lagi? Cepat hubungi Junior Zhou dengan giok komunikasimu." Seru Yun Lian.

"Siapa yang sudah terhubung dengan Junior Zhou melalui komunikasi giok?"

...

Di waktu yang bersamaan, di dalam warnet, ada beberapa Sorceress yang menembakkan Fire Bolt mereka dan langsung menghabisi para monster Corrupt Rogue. Lalu Zhou Hongying mengambil item yang berjatuhan sambil bertanya, "Junior Ye, bukankah seharusnya kamu pulang? Kenapa kamu datang ke sini lagi?"

"Ah..." Wajah Ye Xiaoye memerah lalu menjulurkan lidahnya seraya berkata, "Kenapa terburu-buru? Biarkan aku bermain dulu sebentar."

"..." Lalu tiba-tiba giok komunikasi Zhou Hongying bergetar.

.....

"Junior Zhou memberi kabar kalau Junior Ye berada di kota Jiuhua!" Ujar Yun Lian sambil menarik pedangnya dari dinding dengan tergesa-gesa. "Ayo, kita pergi ke kota Jiuhua!"

"Kita harus segera pergi dengan menaiki kapal spiritual." Kekuatan kultivasi Yun Lian memungkinkan ia untuk menggunakan kapal spiritual khusus milik Sekte Lautan Awan, yang merupakan kapal darat dan laut yang khusus dibuat untuk sekte bergengsi seperti mereka. Kapal spiritual itu sangat cepat, dan membuat mereka bisa tiba di kota Jiuhua dalam waktu kurang dari satu jam.

Mereka berdiri di depan sebuah toko kecil yang memiliki dinding kaca transparan, sehingga mereka bisa melihat apa yang ada di dalam toko tersebut dengan sangat jelas. "Apakah toko ini milik sekelompok kultivator jahat bernama 'Diablo'? Sepertinya bukan."

Tidak mungkin ada kultivator yang membuka toko seperti itu.

Dengan kaca transparan, mereka bisa melihat ada begitu banyak orang yang ada di dalam toko. Yun Lian yang memimpin kelompok tersebut, segera berjalan masuk ke dalam toko tanpa ragu-ragu.

"Ini enak sekali! Kenapa bisa seenak ini?!" Ujar Jiang Xiaoye yang duduk di belakang meja resepsionis, sambil menyeruput Spritenya sedikit demi sedikit. "Bagaimana bisa ada minuman seenak ini?" Gumamnya.

Sebagai seseorang yang memiliki nafsu makan yang besar, ia harus siap menangis jika Spritenya habis. "Apakah Anda ingin bermain game?" Ujarnya yang menyambut pelanggan dengan penuh semangat.

"Hmm?" Yun Lian memandangi loli kecil yang duduk di belakang meja dengan tatapan bingung. "Apakah ini adalah gaya baru yang dicoba oleh para pemuja setan?"

"Kami sedang mencari seseorang!" Ujar Yun Lian sambil membanting pedang spiritualnya ke meja, lalu bertanya dengan muka muram. "Di mana komputer nomor 36?"

"Kalau ingin cari orang ya cari saja. Kenapa harus bersikap kasar seperti itu?" Ujar Jiang Xiaoyue sambil melotot, lalu menunjuk ke sebuah kursi yang ada di dalam warnet. "Itu ada di sana. Ada angka di atas mejanya."

Mereka pun menemukan komputer nomor 36 dengan cepat, tetapi sebelum mereka berjalan menghampirinya, sebuah jeritan keras terdengar.

"The Countess! Aku menemukan Countess! Ada begitu banyak monster di sini, cepat kemari!"

"Forst Bolt! Forst Bolt! Kalahkan Corrupt Rogue Archer dulu!"

"Ada monster elit! Bunuh mereka dulu!"

"Tetap dalam formasi!"

"Ah! Aku terkena panahnya! Kalian teruslah berjalan!" Para murid mendengar suara nyaring seorang wanita dan segera melirik ke arahnya.

"Bukankah itu adalah suara dari saudara Junior kita?!"

"Dia tertembak panah? Di mana dia?! Di mana?!"

Mereka langsung menemukan seorang gadis berjubah biru duduk di depan komputer nomor 36. "Junior Ye! Kamu baik-baik saja, kan?! Apakah kamu terluka?"

Sekelompok murid pun segera mengerumuni gadis tersebut.

"Apa maksudmu?" Ye Xiaoye beralih ke [mode keyboard dan mouse] lalu berbalik, dan menatap kerumunan di belakangnya dengan bingung. "Kenapa kalian semua ada di sini?"

"Bukankah kamu tertembak panah?" Tanya Yun Lin yang langsung mengambil sebotol elixir dari kantongnya. "Aku membawa obat luka! Makanlah ini dulu!"

"Aku...." Ye Xiaoye kehilangan kata-kata, dan menunjuk ke layar komputer dengan putus asa. "Aku sedang membicarakan game yang ada di sini." Ujarnya.

"Mengapa memberiku sebotol elixir kalau karakter game ku yang terluka? Apa maksudnya?"

"Game?" Para murid melihat ke arah tangan Ye Xiaoye yang menunjuk ke layar komputer. Di layar tersebut ada seorang penyihir Sorceress cantik, yang bersembunyi di pojokan dan meminum potion.

"Game apa itu?" Para murid saling saling memandang dengan tatapan terkejut.

"Ini adalah Diablo." Jawab Ye Xiaoye. "Bukankah kemarin aku sudah menceritakannya pada kalian?"

Yun Lian tidak mempedulikan game tersebut, ia akhirnya bisa menghela nafas lega setelah melihat Ye Xiaoye baik-baik saja. "Ternyata Diablo adalah sebuah game."

"Tapi semua orang mencarimu, Junior Ye. Kamu harus kembali bersama kami sekarang."

"Tidak bisa, biarkan aku menyelesaikan permainanku dalam 6 jam, lalu aku baru ikut kalian pulang."

"Bermain… selama enam jam?" Tanya mereka yang terlihat kaget.

"Iya, aku sudah membayarnya, jadi harus aku menyelesaikannya. Sekarang masih ada 1-2 jam." Jelas Ye Xiaoye dengan wajah yang terlihat serius.

"Baiklah, lupakan saja. Lagi pula kami sudah di sini, jadi Junior Ye akan aman. Karena Junior Ye ingin bermain, jadi biarkan dia bermain dulu sebentar." Ujar Yun Lian seraya tersenyum pahit.

"Oh ya, apakah kalian ingin bermain?" Tanya Ye Xiaoye sambil terus melawan monster The Countess.

"Kami?" Tanya mereka sambil melihat jam, masih ada 1-2 jam lagi. Mereka pun berpikir untuk menghabiskan waktu. "Boleh saja, kenapa tidak?"

"Petugas! Aktifkan empat akun Diablo lagi!"

"Apa-apaan itu?" Tanya mereka berempat yang terlihat bingung setelah Ye Xiaoye mengalahkan monster The Countess. Lalu Ye Xiaoye mengajari mereka cara memainkannya.

"Wah!" Seru mereka berempat yang merasa terkejut. "Aku tidak tahu ada game seperti ini."

"Ternyata begini cara main gamenya."

"Tentu saja!" Ujar Ye Xiaoye yang terlihat semakin bersemangat. "Game di sini sangat menyenangkan! Tapi nanti ada hal yang paling seru! Kalian pasti akan merasakan kehebatannya."

"Masih ada yang lebih hebat lagi?" Mereka berempat pun takjub mendengarnya.

"Ya! Pilih kelas Sorceress saja karena Sorceress sangat kuat!" Ujar gadis tersebut yang menjelaskan dengan sabar.

"Kalau begitu kami pilih Sorceress."

"Eh~? Saat pertama kali aku memainkan game ini, tiba-tiba aku mempelajari sebuah mantra baru. Apakah kalian juga begitu?"

"Hei! Aku juga!"

"Aku juga!" Mereka berempat memasang wajah yang begitu takjub saat memainkan game Diablo.

"Oh ya, kalian pergi ke Den of Evil dulu untuk naik level. Setibanya di sana kalian bisa mempelajari mantra sihir baru." Ujar Ye Xiaoye. "Nanti kalian bisa membuka panel skill. Lalu kalian klik mantranya dan kalian akan langsung mempelajarinya."

"Mempelajari mantra sihir bisa semudah itu?!"

"Hanya dengan sekali klik dan kita sudah mempelajarinya?!" Mereka sangat kagum dengan penjelasan Ye Xiaoye.

...

4-5 jam kemudian…

Di pangkalan Sekte Lautan Awan di kota Yanhai.

"Mengapa mereka belum kembali?! Apakah mereka semua menghilang?!" Ujar Tetua berambut putih sambil menggebrak meja.

...

Nächstes Kapitel