webnovel

Kultivator? Serangan Listrik!

Redakteur: Wave Literature

Fang Qi menyipitkan matanya untuk menatap tangan si gemuk yang mencengkram kerah bajunya dengan ekspresi wajah yang tampak agak dingin. Sejak pertama kali toko ini dibuka, baru si gemuk ini yang mencari gara-gara dengan Fang Qi. "Lepaskan tanganmu dalam tiga detik, atau aku akan menganggapmu sedang membuat masalah."

"Aku tidak mengira kalau orang bodoh sepertimu ini benar-benar ada." Ujar Song Qingfeng sambil memutarkan bola matanya ke arah si hitam.

"...." Si hitam lalu menelan ludahnya dan membalas. "Apakah ia idiot? Ia bahkan lebih menakutkan dari itu!"

Ia adalah seorang kultivator, dan bukan sembarang kultivator.

Luzhou bukan hanya bodoh, tetapi raja idiot! Karena sudah berani membuat marah seorang kultivator yang mampu menghancurkan tempat sekecil ini menjadi berkeping-keping dalam sekejap.

Si hitam yakin kalau Xiao Yulu tidak akan tinggal diam.

Xiao Yulu dan mereka sebenarnya sama saja. Jika Xiao Yulu dan dua temannya tahu betapa ajaibnya game ini, mereka pasti akan langsung ingin memilikinya berapapun harganya.

Song Qingfeng hanya bisa tersenyum.

Lalu mereka mendengar Fang Qi menghitung mundur!

"3!"

"2!"

"1!"

"Waktu sudah habis." Fang Qi tertawa mengejek pada pria gemuk yang berada di depannya, seolah pria itu adalah orang idiot.

"Waktu habis?" Semua orang memandangnya bingung. Apa maksudnya waktu habis? Ternyata Fang Qi berani bertengkar dengan seorang kultivator.

"Kamu cari mati!" Si gemuk Liu hendak memukul wajah Fang Qi dengan sekuat tenaga.

"Pembuat masalah terdeteksi. Penghukuman petir diaktifkan." Tiba-tiba terdengar suara dari speaker warnet.

"Nona Nalan." Teriak Lan Yan sembari melangkah mundur seperti kelinci yang ketakutan.

"Perhatikan baik-baik." Ujar Nalan Mingxue.

Lalu. tiba-tiba ada cahaya putih menyambar di atas kepala si gendut Liu.

BANG!

Karena ruangan itu tidak luas, kilatan cahaya putih itu langsung menerangi seisi ruangan.

Dan membuat wajah semua orang menjadi pucat pasi!

Sedangkan si gendut Liu tampak melompat-lompat seperti sedang menari.

Seluruh rambutnya berdiri tegak dan tubuhnya hangus, bahkan bisa tercium aroma kulit yang terbakar.

Kemudian Fang Qi menendangnya keluar.

"..." Semua orang yang melihatnya pun tercengang. Mereka takut Fang Qi berada dalam bahaya, tetapi siapa sangka hal seperti ini akan terjadi?!

Fang Qi lalu menatap dengan santai ke arah Xiao Yulu. "Bagaimana dengan kalian?"

"Berani sekali kamu melukai orang ku!"

Xiao Yulu belum pernah merasa dipermalukan seperti ini selama hidupnya. 'Ternyata ada orang yang berani melukai kaki tangannku dan mengusirnya!' Batin Xiao Yulu.

Kejadian tersebut bagaikan tamparan yang membuat semua orang terkejut bukan main.

"Hajar dia!"

Xiao Yulu lalu menunjuk Fang Qi dengan penuh amarah. "Hajar dia sampai mati!"

Tapi tak sampai sepuluh detik, pria tinggi kurus itu tersambar petir hingga tubuhnya menghitam, lalu ditendang keluar dari toko.

Sebelumnya ada tiga kultivator, tetapi sekarang hanya tersisa satu kultivator saja.

"Awas kamu berani menyakitiku."

BAM!

Sekali lagi sebuah kilat kembali bersinar di dalam warnet.

Tubuh Xiao Yulu langsung terbakar, bahkan ada asap yang keluar dari mulutnya saat ia membuka mulut.

Seperti dua orang sebelumnya, ia pun langsung ditendang ke luar.

Seluruh pengunjung yang ada di dalam warnet mendadak hening.

Dan memandang Fang Qi dengan tatapan terkejut sekaligus kagum.

Suara aneh dan hukuman kilat membuat semua orang tercengang.

Apalagi Fang Qi juga menendang para pembuat onar itu keluar.

Kultivator biasanya diperlakukan sangat istimewa di sebagian besar toko dan restoran yang ada di Jiuhua, tetapi Fang Qi justru mengusir mereka begitu saja.

"Awas kamu! Kalian tunggu saja! Berani-beraninya mencari masalah denganku!" Maki Xiao Yulu dari luar toko. "Aku akan kembali dan menghancurkan tempatmu besok!"

"...." Lan Yan menutup mulutnya dengan tangan saat menyaksikan Xiao Yulu dan dua rekan kultivator lainnya lari terbirit-birit. Ia mungkin akan mengalami hal serupa jika ia tadi benar-benar mencari gara-gara dengan Fang Qi. Memikirkan hal tersebut, membuat bajunya basah karena keringat dingin.

Semua orang yang pernah mengancam akan menghancurkan toko Fang Qi pun merasa merinding. 'Bagaimana bisa aku bertindak berani dan sombong saat itu?' Pikir mereka.

Fang Qi menepuk-nepukkan kedua tangannya setelah kekacauan berhasil dibereskan, seolah masalah tadi hanyalah masalah kecil. Ia lalu duduk kembali di kursinya dan menatap Lan Yan. "Kamu harus berterima kasih pada Nona pintar yang datang bersamamu."

"Bagus sekali." Akhirnya ada orang yang sudah kehabisan waktu bermain, dan Nalan Xueming duduk dengan santai di depan komputer dengan ekspresi datar seolah tidak terjadi apa-apa. "Kami hanya ingin tahu apa yang membedakan tempat ini dengan tempat lainnya."

"Tidak biasanya Nalan Mingxue seperti ini." Lin Shao bergumam pelan.

"Apanya yang tidak biasa?" Tanya Song Qingfeng. "Mungkin ia telah menyelidiki tempat ini dan mencari tahu tentang tempat ini lebih dalam. Kamu pikir dia itu si idiot Xiao Yulu?" Imbuh Song Qingfeng.

"Kalau begitu, kalian ingin menonton film atau bermain game dulu?" Tanya Fang Qi lalu menjelaskan perbedaan film dan game pada mereka.

"Novel?" Lan Yan menatap Fang Qi dengan tatapan sedikit ngeri. Kalau saja Nalan Mingxue tak menghentikannya tadi, mungkin ia akan berakhir seperti orang-orang tadi.

Untungnya ia sekarang baik-baik saja, dan kini ia merasa penasaran dengan alat ajaib yang berada di depan matanya.

Apakah ini semua adalah barang buatan seorang kultivator?

Meskipun ia sering melihat barang buatan kultivator, tetapi ia tidak yakin apakah barang yang ada di depan matanya ini adalah barang buatan kultivator atau bukan.

Mereka harus menggunakannya terlebih dulu agar tahu.

Akhirnya mereka berdua login ke dalam game. "Kalian coba tonton filmnya dulu. Aku sangat merekomendasikannya, karena filmnya sangat menakjubkan." Ujar si hitam sambil tertawa terbahak-bahak.

"Aku juga merekomendasikan kalian untuk menonton filmnya, karena ada banyak pengetahuan dasar yang bisa kalian pelajari di dalamnya untuk membantu menyelesaikan game." Ujar Lin Shao sambil menggosok-gosokkan tangannya, ia sangat menantikan ekspresi mereka setelah menonton film.

"Aku pikir para pemula harus menonton filmnya terlebih dulu. Pemilik warnet mengeluarkan game nya dulu, jadi kami sempat kesulitan!" Ujar Xi Xiaoyun dengan baik hati.

"Film kan untuk dilihat, sedangkan game untuk dimainkan." Karakter Nalan Mingxue terlihat begitu dingin sedingin es yang ada di gunung Kunyu di Jibei yang tidak pernah meleleh. Ia selalu berpikir dengan logika dan sorot matanya tampak dingin dan tajam. "Mayoritas 90% pemain di sini merekomendasikan film, jadi aku ingin menonton filmnya."

Akhirnya Nalan Mingxue memilih untuk menonton film.

Lan Yan pun ikut memilih untuk menonton film, sama seperti Nalan Mingxue.

Tapi ia masih tak yakin dengan toko ini. Jika saja Nalan Mingxue tidak bersikeras untuk mencobanya, ia tidak akan pernah datang ke sini. "Ini benar-benar konyol. Meskipun pemilik warnet ini kuat, tapi membuat game seperti ini benar-benar membuat bakatnya menjadi sia-sia."

Dua orang itu lalu segera memasang alat game VR dan memasuki dunia film Resident Evil.

"Apakah ini nyata?" Saat itu Nalan Mingxue pun langsung teringat kalau ia pernah mendengar para siswa membicarakan mengenai VR di sekolah Lingyun.

Rupanya itu adalah Virtual Reality.

Lan Yan yang duduk di sampingnya tampak tercengang. "Apakah ini sebuah ilusi? Tetapi mengapa bisa terlihat begitu nyata?!"

Pada saat yang sama, informasi demi informasi masuk ke dalam otaknya.

"Pada awal abad ke-21, perusahaan Umbrella...."

"Abad ke-21? Nama tahun yang aneh."

"Apa itu Ratu Merah? Apakah mereka bekerja sama di dalam pembuatan alat sihir?"

Lan Yan menjadi semakin terkejut saat ia menonton film tersebut. Walaupun ada beberapa hal yang benar-benar diluar pemahaman dan imajinasinya, tetapi untuk beberapa alasan ia langsung mengerti setiap informasi yang ia dapat dari film tersebut. Ia seolah bisa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru saat menonton film tersebut.

"Apakah ini yang disebut keturunan dari prajurit legendaris!?" Walaupun tak mau mengakuinya, tetapi film ini benar-benar mirip dengan keturunan prajurit legendaris.

Tak heran para prajurit saling membandingkan versi game dan versi film nya.

Plot dari versi filmnya sangat menegangkan karena ceritanya berbeda dengan versi game, jadi tidak apa kalau menonton film terlebih dulu baru meskipun belum pernah memainkan game sebelumnya. Lan Yan pun dengan cepat terhanyut dalam alur film.

Nächstes Kapitel