webnovel

43 JANGAN ADA PERTANYAAN LAGI

"tock...tock" maria mendengar bunyi ketukan pintu saat dirinya sedang memasukkan buku bukunya dalam sebuah kotak.

maria menghampiri pintu lalu membukanya.maria tersenyum pada fian yang berada didepan pintu.

"selamat pagi dokter,pangeran meminta anda untuk datang kekamarnya" ucap fian.

"baiklah,saya akan pergi sebentar lagi" jawab maria,fian mengangguk tersenyum lalu berlalu dari hadapan maria.usai memasukkan semua buku maria kluar dari kamar menuju kamar verto.

"tock...tock" maria mengetuk pintu.tidak lama fian membuka pintu lalu mempersilahkan maria masuk kedalam kamar verto.untuk kedua kalinya maria masuk kedalam kamar verto setelah insiden verto tangannya terluka.maria menatap verto yang sedang duduk dibelakang meja dengan dokumen ditangannya.

maria menghampiri verto lalu duduk dihadapan verto.mendengar kursi bergeser verto menengadahkan kepalanya lalu tersenyum menatap maria.

"sayang" sapa verto pada maria.fian terkejut mendengar ucapan verto sembari menatap dalam verto.

"sayang bantu aku untuk mengemasi pakaianku dalam koper" ucap verto pada maria,fian dan maria menatap heran pada verto.

"hari ini aku akan pindah ke rumah istriku" jawab verto acuh mengabaikan tatapan heran maria dan fian.

"pangeran" ucap fian dan maria bersamaan.

"apakah kamu suda gila" lanjut maria lagi.

"istri ???" tanya fian dengan mata terperangah.

verto mengalihkan pandangannya dari dokumen ditangannya lalu menatap maria.

"apakah ada yang salah bila seorang suami mengikuti kemana istrinya pergi" tanya verto tajam seolah membalas sikap maria yang memutuskan untuk tinggal di gereja tua tampa meminta pendapatnya.

wajah maria seketika memerah.

"aku lupa mengatakan padamu bila lima hari yang lalu kami telah menikah" ucap verto pada vian dengan senyum penuh arti.fian seperti mendengar suara petir menggelegar membuatnya terkejut hingga tubuhnya kaku seketika.lalu tampa sadar jari telunjuknya mengarah pada maria.verto tersenyum mengangguk lalu matanya mengerling pada maria.

fian tidak mengira selama bertahun tahun sebagai atasan sekaligus sahabatnya selama bertahun tahun,verto menyembunyikan hal sangat besar padanya,berlahan wajahnya terlihat muram seakan dirinya merasa tidak berguna lagi.

maria menatap tajam pada verto namun verto acuh akan tatapan maria.

"apakah yang mulia ..." belum usai maria berkata.

"apakah kamu akan selalu memanggilnya yang mulia walau sesungguhnya ayahanda adalah ayah mertuamu?" ucap verto dengan tatapan tajam pada maria.

wajah maria kembali memerah.

"aku sudah meminta ijin pada ayahanda untuk tinggal bersamamu dan ayahnda mengijinkan sampai batas waktu kamu menyelesaikan semua permasalahan yang kamu hadapi dengan kerajaan defard" jelas verto.fian terlihat bingung dengan ucapan verto menatap verto berharap penjelasan dan verto memahami tatapan fian.

"istriku adalah putri tunggal mendiang raja leonard yang telah menghilang selama dua puluh tahun" jelas verto dengan suara datar sembari menatap fian.

"dan dokter maria adalah putri maria def" lanjut verto,fian terkejut bukan kepalang,kepalanya berdenyut berputar mendengar penjelasan maria,merasa buruk seakan dirinya menjadi orang paling bodoh dihadapan verto dan maria.

"apakah kamu berencana membuat fian mati berdiri" ucap maria ketus lalu menatap fian dengan tatapan prihatin.

fian tersenyum kaku menatap maria.

"aku telah memeriksa dan mengoreksi semua dokumen dokumen ini,kamu urus sisanya" ucap verto lalu berdiri menghampiri maria.

"oya...fian,kamu antar sekarang dokumen dokumen itu kekantor,hari ini aku tidak kekantor" ucap verto menatap fian.

fian mengangguk lalu mengambil map dokumen di atas meja verto lalu beranjak pergi keluar dari kamar verto.

"terlalu berlebihan bila kamu ikut pindah bersamaku ke gereja tua" ucap maria setelah memastikan fian keluar dari kamar verto.

"tidak ada yg berlebihan bila dibandingkan aku harus merasa cemas jauh darimu" ucap verto meraih pinggang kecil maria menatapnya lembut lalu mengecup bibir cerry maria.

"jangan ada pertanyaan lagi" ucap verto lirih dan serak lalu mencium lembut dan dalam bibir maria.maria larut dalam kecupan dan hisapan bibir verto,tangan verto meremas payudara maria dengan lembut tampa melepaskan bibirnya dari bibir maria.

maria mendesah lembut membangkitkan gairah verto.ciuman semakin dalam dan panas,tangan verto meraih pinggul maria mengangkatnya lalu meletakkan maria di atas mejanya.mengangkat rok maria ke atas pinggul maria lalu menempatkan tubuh verto di antara dua paha maria,ciuman verto semakin liar menyapu leher jenjang maria,mengecup dan menghisap cekungan leher maria.tangan verto membuka paksa kemeja maria hingga kancing kancing mungil kemeja maria terlepas dari kemejanya.menghisap kulit lembut payudara maria yg sebagiannya masih tersembunyi dalam bra putih transparan maria.

maria melenguh panjang,jarinya meremas rambut coklat legam verto menahan panas dalam gairahnya.

tangan verto menuntun tangan maria membuka celananya.celana verto turun ke pahanya.

verto menarik celana maria dan melepaskannya.

verto menatap sayu maria berharap ijin memasuki dirinya,maria mengerjab mengangguk.lenguhan dan jeritan jeritan lirih keluar bersama menyatunya dua tubuh,hingga tersisa helaan nafas yang berat bersama peluh membasahi tubuh.

verto melepas tangannya yang mencengkeram pinggul maria lalu mengecup lembut leher jenjang maria.

Nächstes Kapitel