webnovel

Isi Kontrak Pernikahan

Lina mengikuti wanita tadi ke taman belakang. Disetiap langkahnya Lina terus bertanya tanya apa yang sedang Reno rencanakan untuknya, walaupun Lina tau ini pasti hal yang membahagiakan tapi tetap saja dia merasa grogi, jantungnya tak bisa berdetak dengan normal saat menyadari dia sekarang memakai baju pengantin yang terlihat sangat mewah dan cantik.

Gaun pengantin yang Lina kenakan berwarna silver yang sangat terlihat cocok dengan kulit Lina yang putih. Gaun pengantin tanpa lengan itu terlihat sangat pas untuk tubuh Lina, gaun berekor panjang itu dihiasi dengan payet dibagian bawah dan terlihat polos dibagian dada. Seakan gaun itu memang sudah dipersiapkan untuk dirinya karena sangat pas ditubuhnya. Makeup yang digunakan oleh Lina pun tak berlebih karena tanpa dipoles makeup pun Lina memang sudah cantik.

Begitu Lina sampai dipintu belakang rumah, pintu yang semula tertutup perlahan lahan mulai terbuka memperlihatkan pemandangan yang sangat tidak Lina dibalik pintu berwarna putih itu.

Ditaman belakang rumah itu, terlihat ada sebuah pelaminan kecil yang dihiasi dengan berbagai warna bunga mawar,ada mawar putih,merah,biru. Jalan untuk menuju pelaminan kecil itu sudah dilapisi dengan karpet berwarna putih untuk Lina pijak. Dan terlihat disana sudah ada sang pangeran yang seakan akan sudah menunggu kedatangan sang putri.

Di ujung pelaminan sana Reno dengan gagah berdiri menanti kedatangan Lina,mengenakan jas berwarna senada dengan Lina ditambah dasi berwarna putih. Aura yang Reno pancarkan terlihat sangat bersinar disamping wajahnya yang rupawan,pancaran kebahagiaan diwajah Reno membuatnya berkali-kali lipat lebih tampan dari biasanya.

Begitu Lina mulai berjalan di karpet,Monica dan wanita yang tadi membantunya mulai berlalu dari hadapan Lina. Mereka membiarkan Lina sendiri menapaki jalannya untuk menuju Reno sang suami.

Disetiap langkah Lina menuju Reno, Disampingnya ada seorang fotografer dan kameraman yang mengambil gambar.

Lina yang tak pernah membayangkan akan mempunyai momen seperti ini didalam hidupnya, hanya bisa terus tersenyum sambil menahan tangis kebahagiaan yang bisa saja sudah tumpah sedari tadi. Apalagi seseorang yang menunggunya disana adalah orang yang tak pernah Lina bayangkan sekali pun.

Saat beberapa langkah lagi Lina akan sampai. tiba tiba disampingnya ada sang kakak ipar yang menggandeng tangannya selayaknya seorang ayah.

Sesampainya di pelaminanpun Riki mengambil tempat dibelakang Lina bukan dibelakang Reno. Didalam hati Reno yang melihat tindakan kakaknya yang diluar rencana membuat Reno sedikit kesal tapi ia tahan karena ia tak mau mengacaukan momennya sendiri.

"Hai istriku, Istri satu satunya yang ingin aku miliki sekarang dan nanti. Aku tau apa yang aku berikan hari ini tidak sebanding dengan penderitaan yang sudah aku beri dimasa lalu..."Reno mulai berkata kata romantis didepan Lina sambil yang terlihat air matanya sudah menggenang di pelupuk matanya. tangannya erat menggenggam tangannya Lina.

"Dulu aku memintamu secara paksa untuk menjadi istriku tapi dihari ini..." Reno mulai berlutut dihadapan Lina dan mengeluarkan cincin yang belum sempat ia sematkan dijari Lina.

"Aku memintamu dengan tulus bukan hanya untuk menjadi istri tapi menjadi seorang ibu dari anak-anakku kelak. Dihari ini aku ingin kita mulai cerita rumah tangga kita dengan cerita baru. Jadi Lina Astuti maukah kamu menjadi istriku lagi,istri yang sesungguhnya..."Reno mengatakan itu dengan mata berkaca-kaca, entahlah setiap dia berbicara perasaannya kepada Lina dia selalu terbawa emosi entah karena rasa cintanya sudah sangat besar atau karena dia merasa sangat beruntung memiliki Lina dihidupnya.

Lina menganggukkan kepalanya tanda ia menerima lamaran Reno yang ketiga ini untukknya. Kerena sekarang tidak ada alasan lagi untuk Lina menolak lamaran suaminya yang sudah sungguh sungguh berjuang untuk dirinya dari awal Reno mengatakan dia ingin berubah.

Reno menyematkan cincin pernikahan baru mereka di jari manis Lina dan Lina pun sebaliknya. Terdengar suara tepuk tangan dari orang orang yang menyiapkan rencana Reno hari ini. Riki sengaja mengajak teman-temannya untuk menjadi saksi dari lamaran adiknya untuk Lina. Karena disaat mereka mengharapkan kehadiran anggota keluarga itu menjadi hal yang tak mungkin, mengingat sebuah rahasia besar akan terbongkar begitu anggota keluarga yang lain tau tentang hari ini.

Reno mengecup kening dan bibir Lina begitu acara tukar cincin mereka selesai. Reno memeluk Lina erat dengan air mata yang tidak bisa ia tahan lagi untuk tidak jatuh.

"Terimakasih..."itulah yang pertama kali Reno ucapkan begitu Lina menerima lamaran ketiganya.

"I Love you..."ucap Lina kini berani mengungkapkan perasaannya yang memang sudah ia miliki sejak dulu.

"I Love You more..."balas Reno yang kini semakin mengeratkan pelukannya tanda kebahagiaannya yang sangat besar karena ungkapan perasaan dari Lina.

Reno melepaskan pelukannya begitu sadar jika saat ini buky hanya ada mereka berdua disana. Riki terlihat ikut merasa berbahagia dengan apa yang dilakukan oleh adiknya kini. Bahkan air matanya ikut menetes melihat perasaan yang Reno miliki pada Lina yang bisa Riki pastikan pasti sangat besar.

Karena selama hidupnya menjadi seorang kakak dari Reno,Riki hanya pernah melihatnya menangis tiga kali. Saat orang tuanya yang hampir bercerai, disaat dia merasa takut kehilangan Lina karena kesalahannya dan sekarang disaat Reno menyatakan cintanya dengan tulus kepada Lina.

Reno beranjak dari Lina menuju Riki yang Reno yakin jika kakaknya ini pasti ikut menangis. Reno memeluk Riki erat seakan akan memberikan rasa terimakasih yang begitu besar karena hanya Riki yang selalu bersedia ia repotkan dan andalkan selain Leo.

Riki mengusap air matanya sekejap begitu Reno melepaskan pelukannya.

"Berbahagialah selalu, oh iya Lina. Di sini aku berdiri disini bukan untuk dia tapi untuk kamu. Aku yang disini hadir sebagai saksi dan kakak dari mu, memeberi kamu ijin untuk menghukum Reno seberat-beratnya jika dia kembali menyakiti mu seperti kemarin..."ancam Riki kepada Reno dengan serius.

Dia melakukan ini karena ingin Reno tau jika Laki laki sejati tidak mengulangi kesalahan yang sama.

"Dan Reno jika sampai kamu berulah kembali, aku ini lebih senang memiliki Lina sebagai adikku ketimbang kamu yang bodoh ini..."ucap Riki lagi yang disambut dengan senyum oleh Lina dan Reno.

Setelah acara inti nya selesai,kini Reno dan Lina melakukan pemotretan layaknya pasangan pengantin baru. Bahkan Lina sampai berganti baju tiga kali untuk pemotretan hari ini.

Kejutan besar yang Reno lakukan hari ini selain untuk meminang kembali Lina, dia pun melakukan ini semua karena mereka berdua tak mempunyai foto pernikahan seperti pasangan lain sebelumnya. mereka hanya mempunyai foto pernikahan dihari mereka melakukan ijab Kabul saja itupun bukan acara yang mewah hanya acara private yang dihadiri oleh keluarga.

Waktu itu Lina hanya menggunakan kebaya putih sederhana dengan sanggul bunga melati yang menghiasi kepalanya. Tak ada sedikitpun kesan mewah di hari pernikahan mereka saat itu karena acara yang dilaksanakan secara mendadak.

Begitu acara pemotretan selesai dengan baju yang terakhir Reno kembali membawa Lina kembali ke villa layaknya pengantin baru. Mobil mereka dihiasi dengan bunga seperti layaknya mobil pengantin dan Lina pun masih memakai gaun pengantin lengkap dari makeup dan tatanan rambut. Bedanya gaun pengantin Lina tak sebesar tadi, gaun pengantin berwarna pink ini tidak memiliki ekor dan terlihat lebih simpel.

Perjalanan Reno dan Lina kembali ke villa pun dikawal oleh kepolisian karena Reno tak mau berlama-lama diperjalanan yang pasti macet.

"Tutup matamu..."perintah Reno pada Lina yang kini hendak turun dari mobil.

"Apa masih ada hal yang belum aku terima hari ini..." tanya Lina antusias karena apa yang Reno beri hari ini sudah lebih dari cukup untuk menghapus kenangan buruk Lina dimasa lalu tentang pernikahan mereka.

"Ya, tutup matamu sebentar..."Reno mengajak Lina kehalaman belakang villa.

"Apa sudah bisa aku membuka mata..." tanya Lina karena langkah kakinya yang sudah berhenti.

"Ya bukalah..."

"Waw...."Lina terkagum dengan yang ia lihat sekarang.

Rupanya Reno menyiapkan makan romantis untuk mereka di taman belakang villa. Makan malam yang dihiasi dengan cahaya lilin dan bulan. Menikmati pemandangan malam yang indah dari ketinggian dan yang lebih membuat Lina terharu adalah ini semua ia dapat dari suami dinginnya.

"Kamu suka..."tanya Reno karena Lina hanya berkata waw..

"Banget, terimakasih...."Lina menghambur memeluk Reno erat karena sungguh tak tau harus berkata apa lagi.

"Yuk,..."ajak Reno untuk mendekati meja makan.

Makanan yang tersaji disana bukanlah makanan mewah, tapi semua makanan kesukaan Lina yang Reno tau. Seperti martabak telor, martabak manis, ice cream coklat dan siomay.

"Jangan menangis lagi,ini saatnya kamu makan..."ucap Reno begitu melihat air mata Lina yang akan kembali menetes.

"Ahaha iya iya,aku juga laper tau..."jawab Lina dengan memasukkan sesendok siomay ke mulutnya dan menyuapi Reno.

Mereka menikmati makan malam dengan romantis karena keakraban yang sudah melekat diantara mereka.

"Ritual terakhir untuk hari ini..."ucap Reno setelah mereka selesai makan.

"Apa...."tanya Lina penasaran apa lagi yang belum mereka lakukan.

"Ini..."Reno mengeluarkan secarik kertas dari sakunya.

"Surat kontrak ini sudah berakhir jadi kita harus membuangnya seperti kenangan dimasa lalu..." Reno menyobek surat itu menjadi dua bagian dan membakarnya.

"Ya mari kita mulai semuanya dari awal..."Lina menggenggam tangan Reno erat.

"Ya semuanya akan dimulai dari malam ini..."Reno beranjak dari tempat duduknya dan mulai mendekati Lina.

"Malam ini kita harus mulai membuatkan cucu untuk ibu dan bapak..."gendong Reno membawa Lina masuk kedalam villa.

"Kak..."panggil Lina mesra ditengah jalan. Tangannya melingkar mesra dileher Reno.

"Iya..."jawab Reno dengan senyum yang tak bisa berhenti mengembang di bibirnya.

"Bisakah aku membersihkan dulu badanku..."pinta Lina begitu Reno mulai merebahkannya dikasur pengantin mereka. Ya karena kamar mereka pun dihias sebagaimana kamar pengantin baru.

Reno tak memberikan jawaban,dia langsung mencium bibir Lina rakus begitu ia berhasil menurunkan tubuh Lina kekasur.

Lina ikut merespon ciuman Reno yang sangat menuntut dan bernafsu itu. Karena Lina tau jika wajar Reno seperti ini karena sudah menahan hasratnya cukup lama. Apalagi belakangan ini meraka cukup intim melakukan sentuhan dan ciuman.

Reno melepaskan ciumannya tidak rela begitu merasa Lina yang sudah sulit untuk bernafas.

"Ya, mandilah dulu..."Reno mengusap bibir Lina lembut sebelum ia bangkit dan melepaskan stelan jas yang ia pakai.

Disaat Lina mandi Reno pun ikut membersihkan tubuhnya di kamar mandi kamar lain karena ya dia pun tidak merasa nyaman dengan tubuhnya yang bau oleh keringat.

Reno kembali memasuki kamarnya dengan hanya memakai handuk yang melilit di pinggangnya. Didalam kamar terlihat Lina yang sedang membersihkan wajahnya dari sisa makeup yang menempel hampir seharian penuh dimukanya.

"Bajunya belum aku siapkan, sebentar..."Lina mempercepat kegiatannya begitu tau jika Reno sudah selesai mandi dari kamar mandi lain.

Lina langsung beranjak menuju lemari begitu kegiatannya selesai untuk menyiapkan baju untuk suaminya.

"Apa aku masih perlu baju,hah..."peluk Reno dari belakang. ia menyambar tubuh istri yang terlihat memakai baju yang lebih terbuka dari sebelumnya.

Reno mulai menciumi leher Lina dan mulai meninggalkan jejak kepemilikannya disana.

"Kak..."Lina tidak protes hanya saja dia merasakan ada hal lain yang ia rasakan didalam dirinya.

Reno membalikkan badan Lina perlahan dan langsung menciumi bibir Lina dengan rakus tapi perlahan lahan ia mulai melembut ketika merasakan Lina yang kini memeluk tubuhnya.

"Yang akan menghangatkan aku malam ini dan malam seterusnya hanya kamu,bukan baju ataupun selimut..."ucap Reno sebelum dia membawa Lina ketempat tidur mereka.

Nächstes Kapitel