webnovel

Isi Kontrak Pernikahan

"Lin..."panggil Reno begitu ia sampai dimeja makan untuk sarapan.

"Masak apa..."tanya nya lagi.

"Nasi goreng kak,apa kakak mau sarapan yang lain.."Lina menjawab sambil terus fokus akan masakannya.

"Nggak,aku hanya minta untuk dibungkuskan satu untuk aku bawa ke kantor."Reno akan masuk kerja hari ini karna merasa tak enak,karna dia sudah sering meninggalkan kantor dan merepotkan Leo.

"Oh untuk siapa,apa kakak akan sarapan dikantor.."Lina cukup kaget karna baru kali ini dia meminta dibuatkan bekal.

"Untuk Leo aku merasa tak enak hati karna selalu merepotkan dia."jawaban Reno disambut senyum manis Lina.

"Baiklah nanti akan aku siapkan.Apa sungguh kakak akan mulai bekerja hari ini.."Lina memastikan keputusan Reno sekali lagi.Karna bagi Lina belum sehat pulih dari sakitnya.

"Iya sayang aku udah sehat kok.Lagipula ada Leo yang bantu aku dikantor."Reno meyakinkan Lina bahwa dia sudah sehat seperti biasa.

Mendengar Reno memanggilnya dengan kata sayang,seketika membuat Lina merasa malu.Tak terasa pipinya merona karna malu atau karna senang.

"Nanti siang bisa antarkan makan siang untuk ku kekantor.."pinta Reno,karna sungguh ia ingin belajar menjalani rumah tangganya dengan baik.

"Bisa,kakak mau di masakin apa nanti siang..."Lina menanggapi dengan semangat.

"Apa aja,apapun itu pasti aku makan.."Reno tak kalah senangnya dengan Lina.

"Ya udah nanti siang akan ada pak Ari yang jemput kamu buat kekantor.Aku berangkat dulu ya..."Reno pamit begitu ia menyelesaikan sarapannya.

Lina mengantar Reno sampai kedepan pintu seperti biasa,ya walaupun keadaan nya sekarang berbeda lebih terasa hangat diantara keduanya.Hawa dingin yang menyelimuti mereka seakan sirna dengan sinar mentari yang hangat.

"Lina..."panggil Reno sebelum dia sepenuhnya berlalu dari pintu.

Cupp..

Reno kembali menghampiri Lina dan langsung mencium bibirnya cepat.Membuat Lina tak siap untuk mengelak atau merespon.

"Aku tunggu makan siangnya..."Reno langsung pergi dan menutup pintu begitu menyelesaikan kata katanya.Dia membiarkan Lina yang masih berdiri mamatung mencerna apa yang baru saja Reno lakukan.

Deg..deg...

"Oh ini gak baik,aku gak boleh membiarkan perasaan ini terus tumbuh."gumam Lina begitu menyadari ada sesuatu didalam dirinya yang merasa senang dengan perlakuan Reno yang seperti tadi.

Lina sebenarnya senang karna Reno mau memperbaiki hubungan diantara mereka dan mencoba membuka pintu untuk hubungan mereka kejenjang yang lebih berarti.Tapi dengan sikap Reno yang berubah dengan cepat membuat Lina ragu.

Lina tak mau Reno melakukan ini hanya karna dia merasa bersalah akan sikapnya selama ini kepada Lina.Karna menurut Lina jika Reno bersikap seperti ini hanya karna rasa bersalah,cukuplah mereka menjadi seorang teman bukan menjadi sebagai pasutri seharusnya.

Lina terlalu takut Reno melakukan itu karna terpaksa dan berakhir menjadi tidak baik untuk hubungan mereka.

* * *

"Wih kayaknya ada yang udah baikan nih.."sapa Leo didepan gedung kantor begitu Reno turun dari mobilnya.

Reno tak menjawab dia hanya terus tersenyum.Entah kenapa hari ini dia tak bisa berhenti untuk terus menarik bibirnya untuk tersenyum.Sampai sampai pak Ari supir pribadinya Reno tak percaya jika bossnya yang dingin bagaikan es bisa tersenyum bagaikan mentari pagi yang hangat.

"Nih sarapan spesial buat loe..."Begitu mereka masuk keruangan Reno,tanpa basa basi Reno langsung memberikan hadiah kecil untuk sahabatnya.

"Wih buat gue.Masakan Lina kan..."Leo tak kalah senang begitu mendapat bingkisan berupa sarapan dari Reno.

"Ya iyalah loe pikir istri yang masakin gue siapa lagi.."Lagi lagi Reno mengatakan itu dengan senyuman dan nada bicara yang penuh bangga.

"Jadi bener nih kalian udah baikan,.."Leo kembali memastikan.

"Mmm ya..."jawab Reno dengan sedikit malu.

"Gitu donk,istri kayak Lina tuh udah seharusnya dijaga dan disayang.Jangan disia siain nanti yang ada loe nyesel."kali ini omongan Leo tak dibantah oleh Reno.

"Iya udah gue putusin,gue bakal mempertimbangkan kembali pernikahan gue sama Lina.Gue bakal nyoba untuk memperbaiki hubungan gue sama dia."ucapan Reno disambut gembira oleh Leo yang selama ini memang mendambakan sang boss sadar akan Lina yang memang istri yang berharga dan layak untuk Reno.

"Tapi Le,gue takut..."Kata kata Reno kini terdengar sendu.

"Takut apa,takut Lina sama kayak mereka atau loe takut jatuh cinta sama dia.."

"Gue takut gue punya pesaing diluar sana..."kata kata Reno sukses membuat Leo tertawa keras.Sampai sampai memenuhi satu ruangan itu.

"Gini nih kalo jadi playboy cuma modal tampang sama kantong.Gue tebak loe tuh belum ngerasain yang namanya cemburu ketika pasangan loe deket sama yang lain,loe juga pasti belum ngerasain namanya berjuang untuk cinta.."Leo membongkar semua rahasia Reno yang ia tau,memang temannya satu ini selalu mudah untuk mendapatkan apa yang ia inginkan termasuk wanita.

"Kata siapa gue gak pernah,gue pernah ngerasain itu semua kali..."jawab Reno dengan sedikit malu.Memang apa yang dikatakan Leo lagi lagi benar,walaupun ia ingin menyangkalnya tapi itu adalah sebuah fakta.

"Lagian loe takut saingan sama siapa sih,Lina kan udah jadi istri loe udah sepenuhnya jadi milik loe gak bakal bisa direbut sama orang lain selama loe bisa menjaga dan memperlakukan dia dengan baik."Lagi lagi apa yang dikatakan Leo dibenarkan oleh Reno.

"Tetap aja gue takut.Loe tau Evan Permana gak Le.."Reno sungguh sungguh ingin tau tentang laki laki yang bernama Evan Permana itu,laki laki yang pernah melamar Lina tapi disaat yang tidak tepat.

"Evan Permana yang model sekaligus CEO termuda itu kan."jawab Leo untuk memastikan ia tak salah orang.

"Iya.."Reno terdengar bersemangat.

"Iya dia itu tampan sih malah menurut gue lebih tampan dia daripada loe,dia juga bukan tipe orang pemain wanita seperti loe.Emangnya kenapa.."jawaban Leo membuat nyali Reno sedikit ciut begitu mengetahui saingannya lebih baik dari pada dia.

"Loe ingatkan tentang paket misterius yang selalu dikirimkan untuk Lina setiap hari.Entah kenapa gue curiga kalo orang yang ngirim paket untuk istri gue itu ya si Evan itu."ucapan Reno terdengar sedikit tak dimengerti oleh Leo.

"Emang Evan itu siapanya Lina,sampai loe bisa nyimpulin kalo Evan yang ngirim paket paket itu ke Lina."

"Asal loe tau Evan itu pernah melamar Lina untuk menjadi istrinya,tapi dia terlambat karna dihari dia melamar Lina, tepat dihari itu Lina menandatangani kontrak pernikahan sama gue."Fakta yang ada membuat Leo tak percaya jika wanita seperti Lina yang biasa biasa saja bisa menaklukan dua pria tampan seperti Reno dan Leo.

"Seriusan Loe Ren,wah kalo gitu loe berarti patut waspada."Leo mencoba menggoda Reno yang terlihat gelisah.

"Udah yuk akh ,ceritanya ntar aja dilanjutnya dijalan.Kita harus ketemu klien nih setengah jam lagi di cafe DC."Leo menghentikan curhatan sang boss dengan terpaksa karna kepentingan pekerjaan.

"Hari ini gak ada janji makan siangkan.."Reno memastikan dia bisa makan siang dikantor dengan Lina.

"Iya gak ada,cuma nanti sore kita harus melakukan kunjungan rutin kepabrik sekitar jam 2 kita berangkat.Emang kenapa.."Leo penasaran karna biasanya Reno kalo sudah keluar pagi pagi ketemu klien dia akan meminta balik kekantor begitu waktu makan siang sudah usai.

"Ada deh..."Senyum Reno kembali tercetak dibibir Reno begitu ia mengingat dia akan makan siang bersama dengan istrinya.

Nächstes Kapitel