webnovel

Liburan

setelah Tenang Dan tidak menangis lagi Mirella membuang muka dari Daniel. "kenapa kamu nangis? kamu tidak suka Kita pergi berlibur kah?" Tanya Daniel pada Mirella. Terkejut Mirella mendengar pertanyaan Daniel. "liburan?" tanyanya tidak mengerti sambil memandang Daniel. Melihat wajah sang istri Daniel kembali mengambil tisu Dan membersihkan mata Mirella yang masih tersisa air mata disana. " iya,,aku ingin ajak kamu berlibur semingguan gt,,tapi kamu malah nangis gini,,ya udah...kalau memang ndak mau,,ndak apa kok...." perkataan Daniel terpotong dengan perkataan tidak terduga Mirella. " jadi ini semua....karena kamu mau ajak aku berlibur....ya Tuhan.....kenapa kamu tidak bilang sih dari tadi" kata Mirella dengan bahagia.

kini giliran Daniel yang cengo dengan perubahan sikap istrinya itu. Tadi sedih sampai menangis terisak - isak,,kini malah langsung bahagia. "kalau kamu tidak mau...." lagi- lagi perkataan Daniel terpotong oleh antusiasme Mirella. " tentu saja aku mau,,siapa yang bilang aku tidak mau" kata Mirella ketus. " hah...apa....Mira...kamu lagi PMS ya?" Tanya Daniel . "tentu saja tidak" jawab Mirella ketus. "jadi kapan Kita berangkat" Tanya Mirella. "tidak jadi" kata Daniel dingin. " Mana bisa,,bagaimana bisa tidak jadi" marah Mirella. "karena hang mau akau ajak dari tadi ketus banget" kata Daniel lagi. sebenarnya Daniel hanya ingin mengoda Mirella saja. "Daniel....maaf deh....jadi kan Kita liburannya,,aku mohon jadi ya...." Punya Mirella dengan wajah memelas. " yah...baiklah,,terpaksa" kata Daniel lagi.

tidak berapa lama terdengar ketukan dipintu kamar mereka. Daniel segera beranjak untuk membuka pintu ternyata sang mama yang datang. "Dan....Kita makan dulu, tadi kan tidak sempat makan" kata sang mama. Segera Daniel mengajak Mirella untuk makan bersama. Dimeja makan tampak, kedua orang tuanya, kedua mertuanya, Dani, Mirna, juga Malvin dengan muka yang nampak suram.

"Mira...mau makan apa? mama ambilin" tawar sang mertua pada Mirella. "ah....Mira mau..." Kali ini perkataan Mirella dipotong oleh Daniel. " biar Mira , Daniel yang ambilkan ma" kata Daniel sambil mengambil alih piring yang dipegang sang mama. Dengan mengabaikan semua pandangan mata heran, Daneil segera mengambil makanan h tuk Mirella. "nah....ini sayang,,kamu makan dulu ya,,jangan lupa dihabisin ya" kata Daniel manis. Mirella hanya menganguk Dan segera memakan makanan dipiringnya. Tindakan Mirella menambah heran semua yang ada disana.

"eh....abang...Alvin mau dagingnya dong,.." kata Alvin memecah keheranan semua orang, dengan segera Daniel mengambilkan untuk Malvin. "ini...kamu juga harus banyak makan daging biar kuat dan pintar" kata Daniel. " kalau tidak makan sayur,,bolehlah bang?" Tanya Malvin lagi. "tentu saja, tidak masalah kalau tidak makan sayur, yang makan sayur itu kan kelinci, kambing, dan kawan kawanya" kata Daneil lagi.

setelah mengucapkan kalimat terakhirnya, kepala Daniel mendapat toyoran dari sang mama. " kamu ya Dan....bisa - bisanya ngajarin Alvin begitu,,,Alvin makan sayur juga dibutuhkan tubuh, jangan dengarkan perkataan abang Daneil ya" kata mama Daniel membujuk Alvin makan sayur. dirinya tidak Enak dengan besannya karena perkataan sembarangan Daniel.

" maaf ya jeng....anak ini sembarangan bicara" kata mama Daniel minta maaf. " tidak apa - apa jeng, memang Alvin selalu mencari alasan untuk tidak makan sayur" kata mama Mirella. "ehem....Mira....kamu kelihatannya bahagia sekali Ada apa?", Tanya Mirna yang sejak tadi memperhatikan sang adik. "Owh...Mira mau liburan kak" kata Mirella. "li...bu...ran..." kaget semuanya. " heem....Daniel ajak Mira liburan" kata Mirella lagi. "apa Alvin boleh ikut bang?" Tanya Malvin. karena Malvin tidak tahu kejadian dipesta ulang tahun Daniel. yang dia tahu pestanya selesai lebih cepat. " tidak boleh" jawab Mirella cepat. " kenapa kak?" Tanya Malvin lagi. " kan kamu sekolah, nanti kalau kamu libur Kita bisa liburan bersama" jawab Daneil. " benar ya bang....abang janji,,"kata Malvin senang. "tentu saja, apalagi kalau kamu juara 1,,abang ajak ke Qatar,,nonton Moto gp " kata Daniel lagi.

Nächstes Kapitel