webnovel

Sebuah Janji

Akhirnyabsetelah rengekan Daniel yang super mengenalkan, disinilah mereka sekarang. Berjalan - jalan menikmati Kota Tokyo.

Namun entah sejak tadi muka Daniel terus saja muram, apalagi setelah dirinya melihat bagaimana akrabnya sang istri dengan lelaki yang dipanggil sahabat oleh sang istri itu. Sebenarnya sang mama tentu saja tahu dengan jelas bagaimana hati sang anak, namun mamanya hanya membiarkan bahkan justru menambah panas hati Daniel. Seperti apa perubahan raut muka Daniel, mampu membuat sang mama semakin tersenyum lebar. 'sekali - Kali memberi anak ini pelajaran' batin sang mama.

"Dulu.....aku bernah berjanji pada seseorang, namun sampai sekarang, janji itu belum aku penuhi" ucap Mirella. perkataan Mirella menyita perhatian dari semua orang. Mario dengan cepat mendekat dan memegang tangan sang sahabat erat. "aku yakin , dia juga mengerti kenapa dirimu belum bisa memenuhi janji tersebut, jangan pernah sedih, dan aku janji padamu, aku akan menemukannya agar kau tak lagi sedih" kata Mario yakin.

Kini selain rasa marah, kesal, juga penasaran, Daniel tentu saja ingin bertanya tentang janji Mirella, namun dirinya juga gengsi. sang mama yang mengerti segera bertanya pada Mirella juga Mario sang saat ini masih saling pandang sayang. " memang Mira, janji apa?" Tanya sang mama sambil membelai rambut Mirella sayang. "bukan hanya Ella, tapi juga Saya tante, lebih tepatnya kami" ucap Mario. Namun Kali ini nada bicara Mario juga berubah. Ada rasa tertekan, rasa rindu, juga rasa bersalah. Perubahan nada bicara Mario juga raut muka Mirella yang nampak sangat murung membuat sang mama mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih jauh lagi.

Mario memandang Mirella dengan penuh arti lalu pandangannya beralih pada mama Daniel. dengan masih berpegang tangan, Mario mulai bercerita.

"dulu ketika kami masih sangat kanak - kanak, sekitar kelas 4 SD, kami berlima bersahabat. Mario, Mirella, Dani, Miska, juga Bian, kami selalu bersama, jajan, membaca buku diperpustakaan walaupun sebenarnya kami hanya mbuat kegaduhan saja" kenang Mario sambil tersenyum membayangkan Masa lalu mereka. Dan ternyata senyum itu juga menular pada Mirella. yang membuat Hal itu semakin membuat kekesalan Daniel Makin menjadi.

"tapi diriku yang selalu menjadi beban kalian semua" ucap Mirella menambahkan.Mario tersenyum mendengarnya. Dirinya juga tidak menampik hal itu, karena masalah Mirella memang lain dari mereka semua. bahkan samaoi saat ini dirinya juga tidak bisa memahami kenapa orang tua Mirella bersikap seperti itu pada Mirella. terbayang dalam benak Mario bagaimana Ella kecil menangis tersedu - sedu dan mengadu pada mereka bahwa mama nya baru saja memarahinya, kemudian Dani yang memberikan bekalnya untuk Ella, karena gadis kecil itu selalu saja berangkat sekolah tanpa sarapan. bahkan sang sahabat Ella selalu Naik sepeda kesekolah, padahal sang kakak dan sang adik diantar pakai mobil.

"Kita sama - sama saling menjaga, bukan hanya kamu, aku, Miska, Bian, semua sama, hanya Dani saja yang tidak punya masalah" jawab Mario sambil tersenyum.

" iya, anak itu adalah tambang harta Kita" ucap Mirella lagi sambil tersenyum. "tambang harta" gumam Daniel yang masih bisa didengar mereka semua.

"tapi....Kita semua aneh kan,,coba dulu Kita main kerumah masing- - masing dan kenalan dengan orang tua masing - masing, tentu saja Kita tidak akan terlalu sulit untuk saling menemukan lagi" ucap Mario. " iya, setelah Kita kehilangan dirinya, Kita baru saling berkunjung kerumah masing- masing, saling mengenal orang tua Kita, hanya untuk mencari tahu siapa orang tuanya" lanjut Mirella.

"apa kamu lupa, bagaimana gilanya Kita, mengunjungi semua rumah guru Kita hanya dengan tujuan, diantara guru Kita Ada yang kenal orang tuanya" lanjut Mario lagi. "hems...andaikan dirinya tahu Kita melakukan banyak hal Gila untuk menemukannya lagi, apa dirinya akan memaafkan Kita ya" ucap Mario lagi. Kali ini suaranya sangat berat Dan terdengar sangat lah sedih.

"memangnya kalian mencari siapa?" Tanya mama Daniel lagi. Mario juga Mirella tersenyum sambil kembali saling memandang. " tambang harta kami" ucap Mario.

"tamabng harta, kenapa kalian mencarinya"Kali ini suara Daniel yang terdengar, namun nada suara Daniel terdengar sangat lah marah, entah karena apa.

"karena dia adalah sahabat kami yang Paling bisa kami andalkan, saat Ella butuh makan karena krlaparan, dirinya ada bekal yang biasa diberikan atau bahkan dirampas Ella, saat Miska butuh uang untuk bisa ikut rekreasi, dirinya juga bisa membantu membayarkannya, bahkan uang patuangan kami semua dikembalikannya" ucap Mario menjawab pertanyaan Daniel.

"aku juga masih sangat ingat, bagaimana dirinya membantu Bian yang sangat lemah dalam pelajaran matematika, juga bagaimana dia meminjamkan pakaian olah raganya saat Rio tidak membawanya. pokoknya Dani adalah sahabat kami tempat kami bergantung" kata Mirella Kali ini. "kamu benar, Dani adalah nyawa Kita, bagaimana sulitnya Kita saat Dani tidak ada, bahkan Kita semua berjualan diterminal setelah selesai sekolah untuk mengumpulkan uang, agar Kita bisa mengembalikan uang Dani, agar dia mau kembali lagi" kenang Mario sedih.

"Dan....kami punya sebauh janji, saat ulang tahunnya , kami akan mengatakan pesta untuk dirinya, kami akan membuatkan kue dari tangan kami sendiri, bahkan aku juga Bian berjanji akan membelikannya sepatu dari kerja kami sendiri. karena itulah kami mulai bekerja setelah pulang sekolah sehingga karena janji kami itu,,kami sibuk sendiri...dan...." Mario tidak lagi meneruskan ucapannya. nampak dirinya sangat terpukul Dan sangat sedih bahkan tidak mampu untuk meneruskan ceritanya.

"apa yang terjadi pada Dani?" Kali ini pertanyaan dari Daniel yang nampak sangat penasaran. bahkan Daniel mengabaikan muka sedih Mirella juga Mario. " Dani diculik, dan setelah itu kami tidak bertemu dengannya lagi" lanjut Mirella. Cerita dari Mario juga Mirella membuat mama Daniel membelalak tidak percaya, andai saja Mario atau Mirella mengangkat wajah mereka, atau andai Daniel berbalik mereka akan melihat seperti apa wajah mama Daniel saat ini. bahkan airmata sudah membanjiri wajah yang selalu tersenyum itu.

"tapi....tidak masalah,,karena aku dapat kabar, Dani selamat dari penculikan itu, walaupun orang taunya membawanya pindah, suatu saat Kita pasti akan bersama lagi, Dan Kita bisa mrnunaikan janji Kita padanya, lebih bagus lagi, sekarang kalau Dani minta sepatu aku juga Bian bisa membelikannya yang bagus, sekarang aku kan sudah punya pekerjaaan yang bagus dengan gaji yang tinggi juga" kata Mario yang disambut gelak tawa dari Mirella.

"bagaimana kalau Kita pulang, sudah sore, kasihan Mira kan" kata mama Daniel.yang disetujui oleh mereka semua.

Nächstes Kapitel