webnovel

III-159. Sekedar Simpati?

Pria yang detik ini berjalan mendekati pintu mobil, setelah berhasil membuat babak belur kumpulan warga kampung dengan jumlah tak sedikit. Dia membuka pintu tersebut, sebelum masuk untuk duduk lelaki berwajah serba tirus ini bertitah: "Minggir! Minggir kalian semua!" tentu saja jalan untuk mobilnya terbuka. Lalu melempar tubuhnya, selepas menatap Kiki dengan raut wajah kesal, "Kau.. benar-benar perempuan berbahaya," kalimat ini menyadur ungkapan Sasono, tampaknya Vian menemukan pemahamannya sendiri, terkait perempuan berbahaya dengan nama panggilan Kiki.

Kiki baru saja menapakkan kakinya di atas rerumputan halaman rumah. Lelaki dengan hidung lancip turut turun mengekor langkah kaki gadis berambut hitam lebat panjang. Kiki menoleh, mempertanyakan mengapa Vian keluar dari mobilnya. Mengapa Si bodoh ini tidak langsung pergi?.

"Aku ingin mencuci tanganku, mukaku," ungkap Vian merasa keberatan di usir terang-terangan.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

Nächstes Kapitel