Hendra berdiri dan mulai mengangkat tubuh Aruna. Pada langkahnya yang pertama dia sempat berbalik menatap Hery.
"Makanlah Apa yang di masak istriku, dia pasti sedih kalau makanannya tidak ada yang menyentuh," kemudian lelaki ini berjalan menuju kamar.
"Anda juga tuan," suara Herry sempat menghentikan Hendra yang akan membuka pintu kamarnya.
"Nona menyiapkan ini untuk anda, nona Aruna pasti mengharapkan anda -lah yang pertama mencicipi masakannya," Hery mengucapkan kalimat permintaan dengan cara berbeda. Hary lebih dari tahu Hendra sulit menemukan nafsu makannya ketika dia gelisah.
Sedangkan Hendra sendiri, dia terlihat berpikir sejenak kemudian lekas membuka pintu dan membaringkan tubuh Aruna. Perempuan tersebut sempat menggeliat, gerakan ringan yang mendorong senyum seseorang.
Lama pria ini menatap perempuan tertidur, mengamati tanpa rasa takut lagi. Senikmat ini ternyata, bisa merasakan hal yang dulu mustahil bagi hidupnya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com