webnovel

II-121. Itu?

"Haaah.," Hembusan nafas mengiringi gerakan seorang pemuda membuka laci nakas. Menatap lama botol kecil berwarna putih. Terlihat begitu putus asa, "Haah.," Ini ialah nafasnya ke sekian kali. 

"Apa kau., Masih terluka?" Dia berbicara dengan dirinya sendiri. Lalu akhirnya meraih botol dari dalam nakas, mengeluarkan sebutir  Triazolam (obat tidur).

"kau jatuh cinta padanya? Atau kasihan padanya?" Pemuda ini bicara dengan dirinya sendiri lagi dan lagi, "ah, kamu selalu iba dengan seseorang. Mungkin kah kamu terlalu iba karena dia mengidap penyakit aneh itu?"

"Oh iya.. aku lupa.. kau suka menolong," akhirnya pil itu masuk ke dalam mulutnya dan didorong dengan air putih.

"Aargh! Kenapa aku masih saja memikirkan perempuan bersuami?" tampaknya peminum  Triazolam marah pada dirinya sendiri, ia melempar kembali obatnya ke dalam nakas, sama seperti caranya melempar kan diri di atas ranjang. Menatap langit-langit kamar, kemudian berusaha untuk memejamkan mata. 

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

Nächstes Kapitel