Damar menyadari seseorang ambruk dibelakang punggungnya. Pemuda itu segera berbalik menangkap tubuh Aruna namun terlambat. Aruna sudah tersungkur dilantai tak sadarkan diri.
"Aruna.. Aruna..". Damar berusaha memanggil nama gadis pembawa pisau bermata dua. Menggoyangkan tubuh mungil tidak berdaya. Tak ada jawaban.
Amarah Hendra semakin liar. Pria itu mendorong dan membanting tubuh Damar.
"Aruna.. "
"Bangun..". Hendra memanggil calon istrinya. Suaranya paruh ,kacau, bimbang.
_Ah' aku tidak bisa_ kakinya melemas dan nafasnya mulai berat. Terduduk dihadapan Aruna. Tangan Hendra berusaha keras meraih wajah Aruna. Tapi semuanya sudah terlambat.
_Sial! Aku tak sanggup melihatnya_ pewaris Djoyodiningrat sedang berjuang melawan dirinya sendiri. Nafasnya pendek-pendek dan semakin mencekik.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com