webnovel

Sebuah Kenyataan Pahit

Hari terus berganti terasa tenang bagi Kirana, Farhan, dan Raka. Sedang kan Raihan, saat ini berada di London untuk mengurus perusahaan Induk nya.

Kirana yang sibuk dengan dokumen nya, di kejutkan karena mendapatkan telpon dari Sekolah Raka. Mengatakan bahwa Raka demam,, dia pun bergegas menuju sekolah Raka untuk menjemput nya.

"assalamualaikum, Bu Sofi " ucap Kirana begitu tiba di ruang kesehatan sekolah.

"waalaikum Salaam ibu Kirana" jawab Bu Sofi

"apa yang terjadi dengan Raka Bu?" tanya Kirana khawatir dan sudah memelihara Raka.

"tadi di kelas saya lihat Raka pucat, dan saya pegang ternyata badannya panas, dan saya langsung menghubungi ibu" jelas ibu Sofi.

"yaa ampun Raka, badan kamu panas sekali nak" ucap Kirana memegangi badan Raka.

"sebaiknya Raka segera di bawa ke rumah sakit Bu agar bisa segera di periksa" saran Bu Sofi.

"iya Bu , saya juga berencana begitu, kalau begitu saya permisi dulu yaa Bu Sofi" ucap Kirana dan bergegas membawa Raka ke rumah Sakit.

~~~~~~~```~~~~~~~

Sesampainya di rumah Sakit Raka langsung masuk di ruang UGD, saat Raka di periksa, dia memutuskan untuk menelpon Farhan dan memberi tahu keadaan Raka dan keberadaan nya sekarang. Menerima berita seperti itu membuat Farhan kaget dan khawatir , dengan segera dia pun menuju ke rumah sakit, membatalkan semua pekerjaan dan janji meeting nya.

Tak lama Farhan pun tiba di rumah sakit.

"Kii," tegur nya melihat Kirana duduk dengan menutup wajah nya dengan kedua tangannya, "Farhan" ucap Kirana dan langsung berhambur memeluk nya. "Raka, ada didalam Farhan, dia sendiri, aku nggak tau dia kenapa, dokter belum keluar juga dari tadi" ucap Kirana dengan suara terisak karena menangis.

"tenang yaa, aku udah disini, dan kita nggak akan ngebiarin Raka sendirian, okee" sahut Farhan menenangkan Kirana, walau sebenarnya dia juga cemas, tapi dia harus kuat agar bisa menjaga dan menjadi tempat berlindung Kirana dan Raka.

Tak lama kemudian dokter yang memeriksa Raka pun keluar. Farhan dan Kirana bergegas menghampiri nya. "bagaiamana keadaan anak kami dok?" tanya Farhan seraya merangkul Kirana. "kami harus melakukan serangkaian pemeriksaan, agar mengetahui hasil yang lebih pasti., tapi sebelum nya, apakah Raka pernah demam sebelum nya atau mimisan tiba2?" tanya dokter. "nggak dok, Raka nggak pernah demam, dia pernah demam waktu merindukan Papa nya saat diluar kota, hanya itu dan mimisan Raka nggak pernah mimisan" jelas Kirana cepat. "dok, apa sebenarnya yang terjadi pada Raka?" tanya Farhan curiga dan khawatir. "kami mendeteksi ada sel kanker didalam tubuh Raka" ucap Dokter dan tentu ucapan dokter ini membuat Kirana dan Farhan sangat terpukul seperti dunia mereka runtuh, tak kuat menopang beban sehingga rasanya ingin jatuh, namun Farhan sadar lebih cepat mengingat Kirana disamping nya. "dok, ini baru analisa kan?" ucap Farhan berusaha tenang dan tetap kuat dengan merangkul Kirana yang sudah menangis dan lemah. "untuk itu lah kami harus melakukan sebanyak tes dan menunggu hasilnya, kita sama sama berdoa agar ini hanya analisa kami" ucap dokter menenangkan Farhan dan Kirana. "lakukan yang terbaik untuk anak saya Dok, dan berikan perawatan terbaik di rumah sakit ini" sahut Farhan jelas. "baik pak Bu, saya permisi dulu untuk mempersiapkan segalanya." sahut Dokter dan bergegas kembali kedalam.

"Farhan,, Rakaaa" gumam Kirana merasa hancur mendengar kenyataan tentang Raka. "sayang tenang yaa, anak kita anak yang kuat kita berdoa semoga hasil tes nya Raka baik baik aja yaa" ucap Farhan lembut ke Kirana.

Akhirnya Setelah melewati serangkaian tes dan selama berjam-jam , dokter yang menangani Raka pun keluar dengan membawa sebuah map yang berisikan hasil tes Raka. "dok gimana hasilnya?" tanya Kirana langsung. Farhan dan Kirana menatap ekspresi Dokter berkacamata itu, dengan menarik nafas yang berat dokter itu membacakan hasilnya , "hasil nya positif, Raka terkena Leukimia" ucap dokter tersebut. Mendengar hal itu sontak membuat Farhan dan Kirana kehilangan keseimbangan nya, mereka pun mundur selangka kebelakang, namun Farhan lagi lagi menyadari keadaan Kirana , dengan cepat dia meraih tubuh Kirana dan memeluk nya. "tapi ini baru stadium awal Pak, Bu Raka masih bisa disembuhkan" sahut dokter melihat kekhawatiran Kirana dan Farhan. "Dokter tidak hanya sekedar menenangkan kami kan' sahut Farhan. "pak, kami dokter hanya boleh mengatakan sebuah fakta ke pasien dan keluarga pasien" jelas Dokter.

"jadi maksud dokter, anak kami akan baik baik saja?" sahut Farhan. "betul pak, Raka masih bisa di sembuhkan dengan berbagai cara, maka dari itu dia harus mendapatkan perawatan yang intensif" jelas dokter.

"saya sudah katakan lakukan yang terbaik untuk putra saya Dok, jangan khawatir soal biaya" ucap Farhan tegas. "berikan kamar VVIP terbaik, dan perawatan terbaik, mengerti dok" lanjut nya tegas. "baik pak, kami urus semua nya sekarang" sahut dokter.

Nächstes Kapitel