Hari H + 3 <bagian selatan> Kota Denpasar
Di dalam asrama sekolah, beberapa murid terlihat melarikan diri dari sekelompok mayat hidup. Satu dari mereka tidak melihat ke bawah; dia tersandung mayat dan jatuh ke tanah
"Derry, selamatkan aku!"
Dengan mimik ketakutan, dia melihat teman-temannya di depan dan berteriak
Derry menenggok dan melihat banyak zombie di belakang temannya, paling tidak ada tiga lusin. Dengan mata penuh ketakutan, dia berbalik dan lari tanpa melihat lagi.
"Derry, kembali!! Billy… siapa saja tolong bantu aku!!"
Anak laki laki yang ketakutan itu berteriak kencang.
Anak lain bernama Billy mendengar suara anak itu dan ragu ragu sesaat melihat ke belakang dan melihat 10 zombie menyerang anak laki laki di tanah.
Kerumunan zombie melahapnya, dan hanya suara ratapan anak itu yang terdengar.
Melihat kejadian ini, mereka sangat ketakutan hingga kaki mereka tidak dapat bergerak. Mereka tidak melihat ke belakang lagi, ke depan dan berlari.
10 zombie mengunyak tubuh anak itu dan segera suara tangisan perlahan menghilang.
Saat ini adalah musim liburan, asrama cukup sepi. Ada 40 murid tinggal di asrama selama liburan tahun baru. Ketika bencana tiba, murid yang terinfeksi meninggalkan asrama untuk mencari bantuan. Selusin tinggal bertahan di apartemen. Sudah tiga hari dan mereka gelisah. Dua hari yang lalu mereka melihat APV militer yang mengumumkan semua orang harus bergerak ke utara. Diikuti oleh rangkaian ledakan keras dari selatan. Pada saat itu, lapangan di luar asrama bersih dari zombie, namun mereka berpikir angkatan darat saat ini berperang dengan zombie, mereka berharap angkatan darat akan menang dan tak lama kemudian akan menolong mereka, sehingga kelompok ini memutuskan menunggu.
Setelah bertahan dua hari, mereka menyesali keputusan itu, dari asrama mereka dapat melihat jalanan terisi lebih banyak mayat hidup. Kadang kadang mereka mendengar geraman mengerikan diikuti dengan jeritan orang. Pagi ini kelompok ini memutuskan mencoba keberuntungan dan berlari ke utara, mereka takut malam ini monster mengerikan akan menemukan mereka.
Pada titik ini di jalanan, sekelompok zombie tertarik dengan murid murid ini, jeritan hanya membuat segalanya semakin buruk, makin banyak zombie mengejar mereka.
Mereka tetap berlari dan berakhir di jalan kecil mengarah ke utara, ada 10 zombie di depan. Zombie ini menghalangi satu satunya jalan menuju utara. Di belakang mereka beberapa lusin zombie bergerak ke arah mereka.
Jalanan menuju utara tidak terlalu lebar, zombie di depan tampaknya sibuk memakan mayat. Walaupun zombie tampaknya menghalangi seluruh jalan, namun ada celah kecil dapat terlihat.
Pada momen kritis ini, dua anak berlari ke zombie di depan dengan berteriak kencang. Mereka berdua adalah anggota klub baseball, mereka menggunakan tongkat baseball untuk memukul dua zombie dan menghancurkan kepala mereka.
Derry sebagai salah satu pelari tercepat mengambil kesempatan dan berlari melewati celah.
Namun dia satu langkah terlambat dan terhalang; tangan besar terulur dan mengenggam tangannya dengan kuat.
"Tidak! Tolong.. tolong"
Dalam kepanikan, Derry menggunakan pisau dapur dan memotong tangan zombie, namun tiga zombie lainnya mengambil kesempatan dan membuka rahang untuk mengigit dengan keras di lehernya
"Ah! Tolong!"
Derry dengan segera mengeluarkan jeritan tajam.
Ketiga zombie, sembari memegang Derry dengan erat, mulai memakannya.
Zombie lainnya tertarik dengan bau darah dan menuju ke arah kelompok itu. Dua murid dengan tongkat baseball dengan segera terkepung oleh zombie. Mereka tidak bertahan tiga detik dan dengan cepat ditenggelamkan oleh mayat hidup, mereka mengeluarkan suara yang menyedihkan.
Billy dan 7 murid yang tersisa menyaksikan kejadian itu dengan mata dipenuhi teror.
"habislah kita"
Satu murid ketakutan dan terjatuh ke tanah.
Billy berteriak "keluar dari jalan!! Ayo masuk ke rumah ini"
Mereka membawa murid yang pingsan dan pergi ke rumah berlantai dua. Mereka memecahkan jendela, masuk ke dalam dan dengan cepat membarikade pintu dan jendela dengan perabot yang dapat mereka temukan.
GROOOAAARRRRR
"Aaah, monster merah ada disini. Habislah kita"
"Kita seharusnya tetap bertahan di asrama dan tidak keluar!!"
Salah satu gadis menangis. Billy telah menyukai gadis bernama Cynthia selama beberapa lama. Namun dia tidak dapat berbuat apa apa. Remaja berusa 16 tahun tidak terlatih untuk situasi seperti ini.
BAAAMMM BAAAMMM
Zombie mutasi berusaha membobol salah satu barikade jendela "ini tidak akan bertahan lama" lusinan zombie telah mengelilingi rumah
"Ayo pergi ke atas"
Billy tidak berpikir banyak dan menarik tangan si gadis yang sedang menangis lalu berjalan ke atas. Namun ketika dia baru saja sampai ke atas
CLLLAAANKKKK
Zombie merah lainnya melompat ke dalam dengan memecahkan satu dari jendela lantai dua
"…"
Monster merah perlahan bangkit di depannya.. paling tidak tingginya 2 meter. Billy dapat melihat warna kemerahan sebenarnya berasal dari otot yang membesar dan tertarik merobek kulit.. beberapa kulit terlihat masih menempel pada otot persendian. Jari si monster telah berubah menjadi cakar, mulut terbuka dan terlihat gigi tajam seperti serigala.
"Ini lah sudah"… ini akhirnya pikirnya.. gadis dibelakangnya gemetar, dia dapat merasakannya di tangannya… seandainya dia lebih kuat.. pikirnya
Zombie maju dengan mulut terbuka, ketika tiba tiba
SPLASH.. kepala zombie itu meledak.. badannya jatuh di depan Billy dan darah terciprat di seluruh tubuhnya.
Billy tercengung selama beberapa detik, gadis di belakangnya menjerit keras.. dia tidak tahu apa yang terjadi.. siapa yang menyelamatkannya? Tidak ada orang disekitarnya
Seribu meter dari situ, wanita berpakaian hitam telungkup di atas bangunan berlantai empat
"Target jatuh"
"Bagus.. kamu dapat bubarkan pesta ini sekarang Rama" kata Alex
"Tentu saja. Tidak masalah"
Rama bergerak ke arah rumah dengan tombak
PA! PA! PA! PA! PA!
Kecepatan tombaknya melebihi dugaannya. Tusukan bertubi tubi yang cepat. Setiap tusukan menghancurkan kepala zombie. Rama berhasil maju dan menghancurkan zombie di depannya. Dia telah berlatih teknik dasar tombak pencak silat, namun dia tidak pernah menyadari bahwa teknik tombak ini sebenarnya sangat mengagumkan. Tenaga dalam, setiap gerakan memiliki kekuatan seperti seluruh kekuatan tubuhnya digunakan secara harmonis dengan tombak tersebut.
Sapuan lebar ke kaki zombie dan lima zombie jatuh, Rama melompat ke atas sembari menusuk kepala zombie yang terjatuh
PA! PA! PA! PA! PA!
Lebih banyak zombie mati
BAAAMMMM
Tamparan perisai dan beberapa zombie terpukul mundur dan terjatuh, dengan kecepatan seperti itu Rama berhasil mengalahkan mereka satu demi satu. Dibawah 30 detik Rama berhasil mengalahkan 3 lusin zombie dan mencapai pintu rumah bertingkat dua. Disana dia berhadapan dengan zombie merah ketika akan maju
SPLASH! Kepalanya meledak
"Aria, kamu seharusnya meninggalkan yang satu itu untuk Rama"
"…"
"Ada dua dibelakangmu, kamu bisa mengurus mereka"
Lirikan sederhana ke belakangnya, Aria menarik pistol dan menembak
"BANG BANG"
Dua peluru, dua tembakan di kepala, dua zombie merah mati
Alex memantau pertarungan mereka dari kejauhan, dua hari terakhir Alex telah memberikan mereka masing masing 6 spirit stone, sekarang mereka berdua adalah mortal realm tingkat tinggi spirit enhancer, kekuatan, kecepatan, persepsi mereka telah ditingkatkan. Zombie merah sekarang tidak terlalu susah untuk mereka kalahkan. Spirit enhancer benar benar luar biasa.
Zombie di daerah sekitar sudah mati, mereka bertiga berkumpul di depan rumah. Alex telah menyimpan golem kembali ke cincin penyimpanan sejak hari pertama. Golem menghabiskan terlalu banyak energi. Hanya beberapa jam pertarungan, tingkat energinya telah turun 5 persen dan saat ini belum mudah menemukan spirit stone. Alex berkeliling rumah dan mengumpulkan spirit stone.
"satu spirit stone dari empat zombie merah, keberuntungan tidak berada di pihak kita hari ini"
Sekelompok murid keluar untuk menemui mereka, Billy melihat apa yang Rama lakukan dan dia berharap dapat sekuat dia.
"Kalian anak anak harus berjalan ke utara menggunakan jalan ini, kamu akan menemukan pos terdekat sekitar 4 kilometer dari sini"
.
Tut..tut..tut..
Radio dua arah Alex membuat suara
.
"…"
.
Waktunya kembali ke markas. "Putriku sudah terbangun"