webnovel

PIihan

25 Desember

Hari natal adalah salah satu momen gembira yang dirayakan oleh banyak orang di seluruh dunia, namun tahun ini sedikit berbeda. Satu dari saluran lokal memutar talk show yang berusaha menkorelasikan hari natal dengan Akhir Jaman. Berita mengenai Akhir Jaman telah menarik perhatian banyak orang di seluruh dunia, namun tidak cukup untuk membuat panik dan kekacauan.. Orang-orang yang percaya dan beberapa orang paranoid telah mulai menimbun persediaan, ada beberapa yang membawa keluarga mereka keluar dari kota besar. Hasil lainnya dalah beberapa organisasi buru-buru membangun benteng kecil dan menimbun senjata. Sebagai akibatnya, natal tahun ini lebih sibuk dari biasanya.

Alex dan kelompoknya mengambil penerbangan pagi. Ketika pesawat sampai, Alex memiliki waktu cukup untuk merayakan natal dengan keluarganya. Sedangkan Aria dan Jerry, mereka berdua kembali ke markas utama.

Sesuatu menganggu pikiran Alex sejak dia kembali. Aksinya semalam membuahkan hasil, mereka yang ingin mengambil paksa batu ini telah mendapat pesan. Alex juga berhasil mendapatkan 22 pengorbanan tambahan untuk amulet, namun demikian, ini masih tidak cukup. Apabila dia menambahkan orang orang yang dia korbankan pada amulet di Meksiko, amulet ini sudah menelan 37 korban. Alex berusaha merasakan kekuatan amulet dan dia tahu bahwa bahkan kekuatan amulet belum terisi setengahnya. Dia butuh lebih, lebih banyak lagi.

Dan disanalah dia, duduk dalam gereja namun berpikir untuk mengorbankan lebih banyak orang. Suatu ironi. Pikirannya terpecah mengenai apa yang benar dan apa yang salah. Cukup mudah membunuh orang yang berusaha membunuhmu, namun dimana lagi dia dapat menemukan mereka. Dimana dia bisa mendapatkan lebih? Dia tidak dapat membunuh orang tidak bersalah demi kepentingan putrinya, kan?

Tidak bersalah adalah kata kuncinya, ada satu tempat dimana dia dapat menemukan orang bersalah— di penjara.

Dia menunda pikiran ini sementara, perhatian utamanya sekarang adalah keluarganya. Pagi ini dia menemui istrinya dan kedua putri mereka, mereka pergi ke gereja dan makan siang bersama. Semua tampak normal, namun dia tahu ada sesuatu diantara dia dan istrinya. Tapi mungkin bukan waktu terbaik untuk berdiskusi mengenai hal itu sekarang.

Setelah makan siang, walaupun Alex ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan keluarganya, dia pergi untuk sesuatu yang mendesak. Alex pergi ke markas polisi di Bali. Dia bertemu dua orang, kolonel Jaka, orang ketiga di kepolisian Bali dan Mayor Sandi, yang bertanggung jawab di Densus 88 pasukan khusus kepolisian.

Ada 15.000 petugas polisi di Bali, namun sebagian besar dari mereka adalah petugas lalu lintas dan administratif. Setengah dari petugas kepolisian Indonesia lebih telihat seperti pekerja sipil dibanding petugas keamanan. Banyak dari mereka kelebihan berat badan. Tidak banyak petugas ini dapat dipercaya oleh Alex. Namun demikian, kolonel Jaka adalah seorang yang dapat dia percaya. Dia direkomendasikan oleh Jendral Rico.

Walaupun Bali dapat dikatakan kota kecil, keamanan disana cukup berstandar tinggi karena banyak orang asing yang hidup disana.

Ada 10 squad yang ditempatkan di berbagai tempat di Bali. Mayor Sandi adalah pemimpin dua batalion pasukan khusus. Alex datang untuk mengenal lebih jauh petugas kepolisian ini, di masa depan, dia akan bergantung pada mereka saat Akhir Jaman mulai. Untuk sekarang, Alex tidak memiliki banyak pengaruh pada kepolisian karena Jendral Rico tidak memiliki aotoritas untuk mengontrol mereka, tidak seperti Bupati dan tentara.

Alex memberitahu mereka mengenai ancaman akhir jaman dan bagaimana angkatan darat telah dipersiapkan sebagai tindakan pencegahan. Dia memberitahu mereka apa yang dapat diharapkan dan memberitahu lokasi markasnya yang dapat digunakan sebagai perlindungan pengungsi. Alex juga meninggalkan radio dua arah sebagai cara berkomunikasi antara markas Alex dan markas polisi yang berlokasi di Denpasar, ibukota Bali.

Ada satu agenda khusus yang diminta Alex sampai saat ini, informasi mengenai seluruh penjara dan tahanan yang ditahan di Bali. Untuk permintaan kecil ini, mereka bersedia membantu.

Ada enam penjara di Bali, namun lima diantaranya kecil atau penjara sementara. Hanya ada satu yang benar benar disebut penjara. Penjara utama bernama penjara kerobokan. Memiliki kapasitas 350 tahanan, namun ada 1400 tahanan yang sedang ditahan disana.

Alex mengunjungi penjara ditemani oleh satu petugas kepolisian. Dia dapat dengan mudah melakukan kunjungan karena dia teman dari Jendral Rico. Hanya ada 14 penjaga menjaga 1400 tahanan, ini adalah penjara paling buruk. Mudah dimasuki. Alex berkeliling memeriksa blok dan sel sembari membaca data tahanan.

Sel di blok Q, ini adalah yang dicari Alex, menurut catatan, blok ini penuh dengan tahanan dengan kejahatan terberat. Pembunuh, teroris, pemerkosa. Mereka ini adalah sampah dunia. Tidak ada satu orang pun yang akan merindukan mereka. Wlaupun melihat data dan sel, Alex sedikit kecewa, hanya ada 25 orang. Alex tahun ini tidak cukup. Alex berjadlan ke blok disebelah sel blok Q, Sel blok P, didalam adalah perampok dan penjual narkoba, ada kira kira 60 orang. Alex melihat wajah dan profil mereka. Dia dapat melihat beberapa dari mereka melakukan kejahatan karena terdesak, beberapa dari penjual narkoba ini mungkin teman geng Ular Hitam. Alex memiliki perasaan campur aduk mengenai hal ini. Satu tahanan adalah orang tua kurus yang melihat dalam mata Alex. Alex dapat merasakan penyesalan dan kesedihan dalam matanya. Alex ragu-ragu, hatinya berat.. untuk memilih antara putrinya dan orang asing seharusnya mudah untuknya, namun Alex tetap meragukan apa yang harus dia lakukan. Alex memutuskan meninggalkan penjara dan kembali ke hotel.

Di depan hotal, Alex menemui wajah bersahabat, Theo si pendeta, satu dari teman terlamanya.

"Orang ini senang datang tepat sebelum waktu terburuk" pikir Alex. Alex menikmati teh dan berbicara mengenai kesadaran dan kematian. Orang ini, Theo, selalu menjadi teman yang dapat diandalkan. Alex mendengarkan nasihat temannya, namun dengan apa yang dipertaruhkan, ini hanya membuat pikirannya semakin terbeban. Alex memberitahunya mengenai akhir jaman dan markas yang dia persiapkan.

Alex memberitahunya terserah Theo percaya atau tidak, Alex meminta dia pindah ke vila di Kota Teluk sebelum akhir tahun ini.

Alex kembali ke kamar hotel dengan hati yang berat. Waktu itu sudah malam, anak-anak sudah tertidur. Alex duduk di samping Tiffany dan menatapnya saat dia tidur. Tidak ada jaminan bahwa amulet matahari akan berhasil, tapi tidak ada cara lain yang dapat dia pikirkan selain melanjutkan pembantaian.

Sebuah sosok mendekat perlahan dan berdiri disampingnya. Itu Devita, istrinya, dia berkata "Mari bicara"

Alex memutuskan terbuka dengan istrinya. Dia memberitahunya informasi yang sama seperti acara di Singapura. Dia berkata dia mendapat pandangan masa depan dan memberitahunya petaka yang akan terjadi dalam 5 hari, akhir tragis Tiffany dan akhir yang sama mengenai istrinya dan Tiarra. Alex memberitahunya mengenai penyakit yang tanpa obat dan amulet dengan persembahannya.

Devita menerima berita ini dengan sangat serius, dia memiliki beberapa hari untuk memikirkannya. Ketika dunia dalam kekacauan, sebagian besar orang akan berpikir mengenai keluarga… keluarga selalu yang utama…

Devita berkata tegas "Lakukan apa yang harus kamu lakukan untuk menyelamatkan keluarga kita"

Alex memeluk istrinya dan mencium dahinya. Dia pergi dan kemudian meninggalan hotel di tengah malam.

Udara terasa sedikit lebih dingin malam itu.

Paginya tersiar kabar lokal mengenai kematian mengerikan di penjara Kerobokan. 85 mayat ditemukan dalam kondisi mengerikan. Masyarakat lokal menduga ada penyakit atau virus. Tidak ada bukti atau saksi yang dapat ditemukan.

Melihat berita ini, Devita sedikit merasa tidak tenang namun seulas senyum dapat terlihat di wajahnya.

Alex tinggal di villa Kota Teluk, hari ini, dia akan memulai persiapan terakhir untuk dua markas. Sebelum pergi, Alex mengambil Amulet matahari, telah 122 nyawa yang dikorbankan. Alex dapat merasakan amulet itu akhirnya hidup. Itu adalah kunci yang dimasukkan dan saat ini telah aktiff. Alex memfokuskan pikirannya untuk membuka kekuatannya, perlahan amulet bersinar lebih terang. Amulet itu bersinar secerah matahari dan cahayanya perlahan berkondensasi menjadi sebuah pil kecil mengkilat. Pil ini adalah satu satunya kesempatan Alex menyembuhkan putrinya.

Samoga ini berhasil.

Double chapter lagi nih. sisa 2 chapter lagi hingga Akhir jaman dimulai nih. dukung terus ya.

Terima Kasih

Avancreators' thoughts
Nächstes Kapitel