webnovel

Chapter 179 - Kampung halaman Negi 1

Propinsi Prembark Wales, di sebuah lembah indah yang dikelilingi pegunungan tinggi. Ada sebuah kota kecil yang bangunannya masih terlihat kuno tapi cukup terawat, dan kota kecil itu bisa dibilang adalah kampung halamannya Negi.

"Sigh akhirnya sampai juga," Kata Shirou menghela nafas panjang. "Tak kusangka butuh waktu empat jam naik kereta hanya untuk tiba di kampung halamannya Negi."

"Kota ini berada di pedalaman Wales di antara pegunungan tinggi yang sulit didaki, makanya butuh waktu lama untuk sampai kesini," Kata Negi. "Ditambah kendaraan bermotor yang masuk ke kota ini juga jumlahnya sangat sedikit, makanya sangat sulit untuk bisa masuk ke kota ini."

"Yah, yang penting akhirnya kita bisa tiba di kota ini," Kata Rin. "Dan itu juga berkat Donnet-san yang berbaik hati mau menunggu kita di Stasiun London dan mengantar kita sampai kesini. Bisa-bisanya Negi dan Anya lupa jalan masuk ke kota mereka sendiri."

"A-aku kan sudah cukup lama tidak pulang kampung wajar kalau aku lupa!" Kata Negi yang merasa kesal dengan ucapan Rin.

"Kondisi mentalku saat ini sedang kacau, karena tadi aku dipaksa kembali ke asrama sekolah tempat aku tinggal di London," Kata Anya dengan wajah yang agak pucat. "Makanya tidak aneh kalau aku tidak bosa mengingat dengan baik."

"Mereka berdua masih anak-anak, Tohsaka-san," Kata Donnet yang berdiri di sebelah Shirou. "Tidak perlu sekeras itu pada mereka berdua."

"Donnet-san benar Nee-san," Kata Sakura. "Walaupun mereka berdua lupa bagaimana caranya supaya bisa tiba di kota ini yang merupakan kampung halaman mereka berdua kau tidak perlu berkata dengan nada sekejam itu."

Ucapan dari Sakura yang bisa dibilang terlalu jujur membuat Negi dan Anya langsung merasa depresi. Karena ucapannya Sakura benar-benar tepat sasaran, sehingga mereka berdua langsung berjongkok untuk merenungi nasib mereka berdua.

"Aaah mereka berdua langsung depresi deh karena perkataannya Sakura," Kata Arturia yang merasa tidak enak ketika melihat Anya dan Negi.

"Ohohohoho mulutnya Tohsaka Sakura memang tidak punya rem," Kata Luvia yang memegang payung karena tidak ingin kulitnya terkena sinar matahari.

"Sakura ucapanku memang terkesan tegas dan keras," Kata Rin yang heran kenapa mulut dari adiknya yang terkadang tidak bisa dijaga. "Tapi ucapanmu itu lebih terdengar menyakitkan di telinganya Negi dan Anya daripada ucapanku."

"Eeh padahal aku nggak bermaksud untuk menyakiti perasaan mereka berdua, lho," Kata Sakura yang akhirnya menyadari kalau perkataannya barusan sudah menyakiti perasaannya Negi dan Anya.

"Sakura aku tahu kalau kamu tidak memiliki niat untuk menyakiti perasaannya Anya dan Negi," Kata Shirou. "Tapi lain kali kamu harus belajar untuk mengatur perkataan yang akan keluar dari mulutmu, sebab apa yang keluar dari mulut manusia bisa membuat kita bernasib naik dan bisa juga membuat kita sebagai manusia bernasib buruk."

Sementara itu di tempat yang tidak jauh dari tempat Shirou dan Negi berada.

"Woooow kampung halamannya Negi-kun benar-benar indah!" Kata Konoka yang benar-benar terlihat kagum dengan pemandangan indah di depan matanya.

"Udara disini juga jauh lebih segar daripada udara di Mahora," Kata Asuna setelah menghirup nafas dalam-dalam. "Sulit dipercaya ada tempat di dunia ini yang bisa begitu bersih udaranya."

"Di tempat ini hampir tidak ada kendaraan bermotornya sama sekali, sih," Kata Setsuna. "Benar-benar kota yang sangat ideal untuk ditinggali."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Aaaah syukurlah aku memutuskan untuk datang ke Inggris," Kata Ayaka sambil berlinang air mata karena ia merasa amat senang. "Karena sekarang aku jadi bisa melihat kampung halamannya Negi-Sensei."

"Ketua kelas kamu nggak usah merasa terharu secara berlebihan begitu, deh," Kata Asuna yang merasa agak muak melihat reaksinya Ayaka. "Kamu terlihat seperti orang bodoh tahu!"

"Asuna-san, aku tidak peduli dan tidak mau ambil pusing dengan ucapanmu itu," Kata Ayaka dengan gaya yang sok elegan. "Tapi kumohon jangan menganggu momen kebahagiaanku yang saat ini sedang kunikmati."

Ayaka lalu pergi meninggalkan Asuna dan mendekati Anya untuk bertanya sesuatu.

"Anya-san, apakah Negi-Sensei tinggal di kota ini sedari lahir?" Tanya Ayaka.

"Tidak kota ini bukanlah tempat aku dan Negi dilahirkan," Jawab Anya. "Kota ini lebih tepat disebut sebagai kampung halamanku dan Negi dari usia kami lima sampai 10 tahun ah 11 tahun untukku karena aku lebih tua beberapa bulan dari Negi."

Nodoka, Yue, Setsuna, Nodoka, Gu Fei, dan semua orang dari kelompok mereka yang sudah mengetahui masa lalu Negi bisa melihat kesedihan yang terpancar dari wajah Anya ketika ia menjawab pertanyaannya Ayaka. Tampaknya Anya juga mengalami kesedihan yang mendalam sama seperti Negi.

"Jadi Negi bagaimana perasaanmu setelah cukup lama tidak kembali ke kampung halamanmu ini?" Tanya Shirou.

"Yah, padahal aku hanya meninggalkan kota ini selama beberapa bulan," Jawab Negi dengan Camo yang muncul keluar dari kantung jasnya Negi untuk melihat keadaan. "Tapi entah kenapa rasanya aku seperti sudah meninggalkan tempat ini selama beberapa tahun."

"Negi kau nggak pantas mengucapkan hal dewasa begitu!" Teriak Kuro yang muncul mendadak di sebelah Shirou. "Kita ini masih anak-anak! Bersikaplah seperti anak-anak!'

" Kuro-san benar Negi!" Teriak Kotaro yag tiba-tiba muncul di belakang Negi. "Nggak perlu bersikap sok dewasa begitu disaat kita masih anak-anak! Jadi sekarang ayo ajak aku, Kuro-san, Miyu-san dan Illya-san berkeliling kota ini! Aku benar-benar penasaran seperti apa suasana di kampung halamanmu ini!"

Kotaro lalu berlari dan menarik lengan Negi, diikuti oleh Kuro, Miyu dan Illya yang mengikuti mereka berdua sambil berlari mengejar dari belakang, karena tidak mau ditinggal oleh Negi dan Kotaro. Negi yang mau membalas perkataannya Kotaro tidak bisa berbuat apa-apa karena Kotaro menarik lengannya dengan paksa. Sedangkan Anya yang melihat Negi dibawa pergi langsung ikut berlari juga dengan panik sambil berkata:

"Hei! Negi! Kotarou! Jangan tinggalkan aku!"

"Aaah para anak kecil itu malah memilih untuk pergi berkeliling kota, deh," Kata Rin sambil menghela nafas. "Mereka berlima memang masih anak-anak."

"Biarkan saja, mereka berkeliling kota, Rin," Kata Shirou sambil tersenyum melihat tingkah kelima anak kecil itu. "Tidak akan terjadi apapun pada mereka, karena mereka semua memiliki kemampuan untuk melindungi diri mereka sendiri. Lagipula kalaupun ada hak buruk yang terjadi aku bisa segera tahu karena potongan dari bayanganku sudah kumasukkan ke dalam bayangan mereka semua untuk berjaga-jaga."

"Yah, aku sih tidak mengkuatirkan mereka semua, karena mereka semua bisa menjaga diri mereka," Kata Rin. "Yang aku kuatirkan itu para fangirlnya Negi."

Rin lalu menunjuk ke arah keempat gadis dari kelas 3-a yang bisa dibilang adalah fangirlnya Negi.

Ketika melihat Negi pergi bersama dengan para anak-anak kecil lain yang ikut ke Wales, Nodoka dan Yue merasa senang karena bisa melihat Negi bergaul dengan anak lain yang seumuran dengannya. Tapi tidak dengan Makie dan Ayaka yang menyukai Negi sampai ke level obsesi, mereka berdua sama sekali tidak suka melihat Negi bergaul dengan anak-anak yang sebaya dengan dirinya.

"Aaaah kenapa Negi-Sensei malah lebih bermain dengan anak-anak itu daripada menemaniku yang amat mencintai dirinya!" Kata Ayaka dengan wajah yang terlihat kesal dan penuh dengan kemarahan. "Apa ini semua karena pengaruh dari Kotarou? Berani sekali anak kecil liar dari padang rumput sepertinya mempengaruhi Negi-Sensei! Aku akan memarahi anak itu begitu ia kembali nanti!"

"Ne-Negi-kun lebih memilih anak-anak itu daripada bermain denganku!" Kata Makie yang terlihat amat sedih dan depresi. "Apa, karena aku adalah seseorang yang gagal dalam hidup makanya dia tidak mau bermain bersama denganku?"

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Apa maksudmu dengan bertemu Nagi, Takamichi," Kata Rakan. "Kau tahu sendiri bukan, kalau saat ini Nagi sedang menghilang. Jadi amatlah tidak mungkin untuk bisa bertemu dengannya, karena kita tidak tahu dimana keberadaan dari Nagi."

"Benarkah begitu?" Kata Takamichi sambil tersenyum. "Lalu saat ini siapa yang sedang berdiri di belakangku?"

Di belakang Takamichi, clone Nagi berdiri sambil tersenyum dan melambaikan tangannya kepada Rakan sambil berkata:

"Yo, Jack sudah lama sekali kita tidak ketemu, ya!"

Melihat kemunculan dari salah satu sahabat terbaiknya, Rakan dibuat terkejut bukan kepalang. Karena tidak mungkin sahabatnya Nagi yang sudah lama sekali menghilang dan dianggap meninggal bisa muncul begitu saja di hadapannya dalam keadaan sehat....

Nächstes Kapitel