webnovel

Chapter 33 - Negi past 2

Tak lama, Asuna juga menghilang dari ruangan itu, dan muncul di sebuah menara yang amat tinggi dengan sebuah jembatan terbuat dari batu tanpa pegangan yang menyambung ke sebuah bangunan berbentuk tabung yang jauh lebih besar daripada menara tempat ia berada saat ini.

"Akhirnya Asuna datang juga," Kata Yue. "Aku sudah menunggu cukup lama disini."

"Yuechii," Kata Asuna. "Kita ada dimana?"

"Villa sihir milik Evangeline," Kata Yue. "Tempat Negi-sensei dilatih oleh Evangeline dan Shirou-kun."

"Jadi disini mereka berlatih," Kata Asuna. "Pantas saja tidak ada siapa-siapa di luar."

"Benar," Kata Yue. "Dan hal yang paling menarik dari villa sihir ini adalah, waktu disini mengalir lebih cepat daripada di luar."

"Apa maksudmu, Yue?" Tanya Asuna yang agak kebingungan dengan kata-kata Yue.

"Maksudku adalah," Jawab Yue. "Satu hari didalam villa ini, hanya setara de gan 1 jam di luar villa."

"Aku masih tidak terlalu mengerti," Kata Asuna. "Tapi mungkin maksud Yue adalah waktu disini berjalan lebih cepat daripada di luar?"

"Kira-kira begitulah," Kata Yue.

"Kalau begitu sekarang yang lain ada dimana?" Tanya Asuna.

"Mereka semua sedang ada di pelataran luas yang tidak jauh dari sini," Jawab Yue. "Menonton Negi-Sensei yang sedang sparring dengan Shirou-kun."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Chi-Chizu-nee!" Teriak Natsumi.

"Natsumi," Kata Chizuru. "Kenapa kamu teriak-teriak begitu? apa kamu sudah selesai mengeringkan tubuh dari anjing kecil itu?"

"Anjing kecil yang tadi tubuhnya kukeringkan," Kata Natsumi agak gemetaran.

"Ada apa dengan anjing itu?" Tanya Chizuru.

"Anjing kecil itu tiba-tiba saja berubah menjadi anak kecil seumuran Negi-sensei, yang memiliki kuping dan ekor anjing." Jawab Natsumi.

Mendengar kata-kata dari Natsumi, Chizuru yang sedang memasak di dapur jadi pensaran lalu pergi ke ruang tamu, tempat Natsumi mengeringkan tubuh dari anjing itu.

Dan ketika ia melihat tubuh dari anak kecil dengan kuping dan ekor anjing tergeletak di hadapan Natsumi. Chizuru hanya bisa berkata.

"Ara ara, rupanya kata-kata Natsumi memang benar."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Asuna melihat Negi sedang bertarung dengan pujaan hatinya, ketika ia tiba pelataran luas. Tempat keduanya sedang bertarung. Negi bertarung menggunakan kungfu yang ia pelajari dari Gu Fei dan Shirou disertai sedikit sihir untuk jarak dekat. Sedangkan Shirou yang biasanya menggunakan pedang kayu atau Kanshou dan Bakuya untuk bertarung, kali ini ia tidak menggunakan senjata apa pun.

Dengan mudah Shirou menghindari dan menahan tiap pukulan dan sihir yang Negi arahkan padanya, bahkan ia melakukan itu semua seperti tidak berusaha sama sekali. Sedangkan Negi tampak kelelahan karena sedari tadi menyerang Negi dengan segenap kemampuannya, tapi semua usahanya sia-sia karena kemampuan Shirou berada jauh di atas Negi.

"Kita sudahi dulu sesi latihan ini," Kata Shirou. "Kemajuanmu cukup bagus, Negi."

"Hah, hah, terimakasih Shirou-nii," Kata Negi. "Tapi aku masih belum bisa memukul Shirou-nii sekalipun!"

"Itu karena kamu masing kurang pengalaman," Kata Shirou. "Kalau pengalaman dan kemampuanmu sudah cukup, mungkin kamu bisa mengalahkanku."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Haaaaaah," Kata Evangeline. "Kenapa kalian semua malah kemari, sih!"

Evangeline yang tidak terlalu suka dengan keramaian merasa kesal karena ada 10 tambahan yang secara diam-diam berani masuk ke dalam villa miliknya.

"Habisnya kami penasaran dengan apa yang Shirou-kun lakukan,sih." Kata Konoka. "Makanya kami mengikuti Shirou-kun, Negi-kun dan Rin-san. Walaupun aku merasa heran, karena Shirou-kun tidak terlihat kaget sama sekali."

"Itu karena Shirou sudah tahu kalau kalian bersepuluh mengikuti kami bertiga," Kata Rin. "Penciuman Shirou memang tidak normal, karena bisa mencium bau kalian semua."

"Indra penciuman Shirou-kun setara dengan penciuman anjing aru," Kata Gu Fei.

"Aku agak malu mengakuinya," Kata Saber. "Tapi kata-kata Gu Fei-san memang benar."

Mendengar kata-kata para gadis itu mengenai dirinya, Shirou benar-benar ingin protes. Tapi setelah ia memikirkan lagi kata-kata mereka, Shirou merasa kalau kata-kata mereka tidak salah juga. Indra penciuman yang dimilikinya memanglah tidak normal. Walaupun ia ingin protes ia juga kebingungan mau berbicara apa, kadi saat ini ia hanya bisa menghela nafasnya saja.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Di saat Shirou dan Negi sedang beristirahat dan para gadis lain bertanya banyak hal, pada Rin dan Evangeline. Kazumi mendekati Shirou dan Negi dengan suatu hal yang sudah menghantuinya selama beberapa waktu.

Melihat Kazumi berjalan ke arah mereka berdua, Shirou agak bingung kenapa Kazumi tidak ikut mengobrol dengan para gadis lain dan malah mendekati mereka berdua.

"Asakura-san," Kata Shirou. "Kamu tidak ikut mengobrol dengan yang lain?"

"Tidak Shirou-kun," Kata Kazumi. "Karena aku memiliki suatu hal yang ingin kubicarakan dengan Negi-Sensei. Makanya aku berjalan kesini."

"Asakura-san," Kata Negi. "Apa ada sesuatu yang ingin kamu bicarakan padaku?"

"Ya, Negi-sensei," Kata Asakura. "Waktu itu Negi-sensei pernah berkata kalau sensei pernah bertemu dengan Thousand Master, ayah dari Negi-sensei. Bisakah Negi-sensei menceritakan padaku, kapan dan bagaimana Negi-sensei bertemu dengan Thousand Master?Aku benar-benar penasaran dengan hal itu, sampai-sampai aku terus memikirkannya."

"Eh, Asakura-san ingin mengetahui kapan aku bertemu dengan ayahku?" Kata Negi terkejut.

"Sebenarnya aku juga penasaran dengan hal itu Negi," Kata Shirou. "Tentang pertemuanmu dengan ayah kita."

"Kami juga ingin tahu!" Kata para gadis lain yang tiba-tiba saja muncul di belakang Kazumi.

"Uwaaa!" Kata Kazumi. "Kalian semua membuatku kaget tahu!"

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Baiklah," Kata Negi. "Akan kuceritakan semuanya pada kalian, mengenai pertemuanku dengan ayahku Thousand Master 6 tahun yang lalu."

"Tunggu dulu, Bocah," Kata Evangeline. "Gunakan alat ini agar kau bisa menceritakan pertemuanmu dengan Thousand Master dengan lebih jelas!"

Evangeline mengeluarkan sesuatu dari kantung bajunya dan melemparkannya pada Negi.

Negi menangkap benda yang dilempar oleh Evangeline dan Negi melihat sebuah kelereng berwarna kehijauan ditangannnya.

"Benda yang ada di tanganmu adalah alat sihir super langka yang bisa memproyeksikan ingatan seseorang," Kata Evangeline. "Dengan alat sihir itu semua orang yang berada disini bisa lebih jelas menyimak ceritamu."

Negi merasa senang ketika ia merasakan kepedulian Evangeline padanya.

"Terima kasih Evangeline-san," Kata Negi.

"Jangan terlalu banyak bicara bocah!" Kata Evangeline. "Mulai saja ceritamu."

Negi mengangguk lalu mengalirkan energi sihir yang pada alat sihir berbentuk kelereng yang ada di tangan kanannya. Dan area di sekeliling mulai bersinar terang, proyeksi dari ingatan tentang masa lalu Negi pun akhirnya dimulai.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Di sebuah desa kecil di Wales Inggris, tempat kelahiran dari Nagi Springfield.

"Aku tidak akan pernah bisa bertemu dengan ayah?"Tanya Negi.

"Benar," Kata Nekane. "Ayahmu sudah meninggal dan tidak akan pernah bisa menemuimu lagi."

(Nekane Springfield adalah kakak sepupu dari Negi.)

"Kalau begitu Nekane Onee-chan, kalau ada dalam bahaya apakah ayah akan datang menolongku?" Tanya Negi.

"Uum," Kata Nekane. "Bagaimana, ya?"

"Dasar bodoh!" Kata Anya.

(Anya Kokorova adalah teman masa kecil dari Negi.)

"Kita tidak akan bisa bertemu dengan seseorang yang sudah mati!"

"Ah, Anya selamat sore." Kata Nekane."

"Pasti bisa!" Kata Negi.

"Kamu itu benar-benar bodoh!" Kata Anya. "Kalau tidak bisa yang tidak bisa, kenapa harus sengotot itu!"

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Negi yang tidak memiliki orangtua, tumbuh dengan baik dirawat oleh keluarga ayahnya. Terutama Nekane Springfield kakak sepupunya, yang amat memanjakan Negi. Tapi walaupun ia tidak merasa kesepian atau pun kekurangan kasih sayang dari orang-orang di sekitarnya. Tetap saja Negi merindukan rasa kasih sayang dari orangtua.

Oleh sebab itu Negi jadi memiliki pemikiran, kalau dirinya berada dalam bahaya, maka ayahnya akan menolongnya.

Karena pemikiran itulah, Negi mulai melakukan banyak hal, yang cukup berbahaya.

"Ayah!" Kata Nekane yang berlari dengan terburu-buru masuk ke kamrnya Negi. "Katanya Negi tenggelam benarkah itu?"

"Ah, Nekane," Kata ayahnya Nekane. "Negi tidak apa-apa, dia hanya mengalami demam."

"Dia benar-benar nakal seperti ayahnya sewaktu kecil,"

"Melompat dari pohon, mengganggu anjing. Anak ini terlalu aktif."

"Negi, kenapa kamu berbuat begitu!" Kata Nekane pada Negi yang sedang terbaring di ranjang.

"Habisnya," Kata Negi. "Kupikir kalau aku berada dalam keadaan bahaya ayah akan datang menolongku."

"Kamu bodoh, Negi!" Kata Nekane dengan air mata yang mengalir deras. "Jangan lakukan hal itu lagi! kumohon."

"Onee-chan," Kata Negi. "Aku tidak akan melakukan hal-hal seperti itu lagi, karena itu tolong, jangan menangis lagi."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Rupanya kau sudah bodoh sedari kecil, bocah." Kata Evangeline setelah melihat kenekatan Negi melakukan hal berbahaya.

"Aku tidak bisa membelamu dalam hal ini Negi." Kata Shirou.

Negi menundukkan kepalanya karena komentar dari Shirou dan Evangeline. Ia benar-benar merasa depresi karena kata-kata mereka.

"Kalian berdua berhenti berkomentar!" Kata Asuna. "Dan biarkan Negi melanjutkan ceritanya!"

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Hari ini Nekane Onee-chan akan datang," Kata Negi. "Aku harus cepat pulang!"

Negi berlari menuju ke desa tempat ia tinggal, setelah ia selesai memancing di danau. Tapi dari kejauhan Negi bisa melihat kalau desa tempat ia tinggal saat ini sedang dilalap api.

"Kenapa desanya terbakar?" Kata Negi. "Nekane Onee-chan!"

Negi berlari lebih cepat karena khawatir dengan kakak sepupunya, dan ketika ia sampai di desa, ia melihat pamannya dan seluruh penduduk desa sudah berubah menjadi batu.

Negi lalu menangis karena tidak tahu harus berbuat apa, desa tempat ia tinggal terbakar bahkan ada banyak sekali monster dan siluman yang berkeliaran di desa. Negi mulai berpikir kalau semua yang terjadi di desa saat ini adalah kesalahannya, karena ia memiliki pemikiran kalau dirinya berada dalam bahaya maka ayahnya akan datang menolongnya.

Ketika Negi sudah berhenti menangis, ada banyak sekali siluman yang muncul di hadapannya dan salah satu siluman berukuran besar mengarahkan tinjunya yang besar ke arah Negi. Dan ketika Negi akan terkena pukulan dari siluman itu. Thousand Master muncul di hadapan Negi menahan pukulan siluman berukuran besar itu.

"A-Ayah?" Kata Negi.

Author Note:Cliffhanger, chapter selanjutnya adalah hari Kamis atau Jumat setelahnya hiatus sementara karena liburan natal akan dimulai.

Nächstes Kapitel