webnovel

Morning Fog 2

Damar berdiri terdiam di balkon apartemen Bara sambil memandangi layar ponselnya. Sedari tadi Pak Bima menghubunginya, namun ia mengabaikannya. Entah mengapa ia mempunyai firasat tidak enak dengan panggilan Pak Bima.

"Siapa yang telpon?" Bara menghampiri Damar sambil bertanya.

"Bokap," jawab Damar singkat.

"Kenapa ngga lu angkat? Siapa tahu ada yang penting," ujar Bara.

Damar menghela napas, "Justru karena itu, firasat gue ngga enak."

"Lu takut dia masih maksa lu untuk posisi CEO?" tanya Bara.

Damar menjawabnya dengan anggukan. Semilir angin sore menerpa lembut wajahnya.

"Disini anginnya lumayan kencang juga ya," ujar Damar.

"Anginnya kencang, kalau ada petir rasanya deket banget, tapi pemandangan disini juga bagus. Kita bisa lihat semuanya dari sini." Bara ikut mengalihkan perhatiannya pada jajaran gedung-gedung tinggi di sekitar apartemennya.

"Kenapa lu ngga terima aja tawaran posisi CEO itu?" Bara kembali bertanya.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

Nächstes Kapitel