webnovel

Kau serius?

Earl dengan langkah sedikit demi sedikit berjalan keluar ruangan. Kakinya hampir selemas sedotan plastik. Seperti tidak akan mampu menahan berat tubuhnya lebih lama lagi. Earl menghapus bulir keringat dingin yang ada di dahinya dan mencoba berjalan dengan biasa menuju gedung rumah sakit dan beristirahat disana.

"Earl? Ada apa? Kau punya keluhan di ginjalmu?" tanya langsung seorang dokter yang tidak sengaja mereka berpas-pasan di pintu masuk rumah sakit. Earl menggelengkan kepalanya lemah.

"Aku demam. Aku butuh sedikit penanganan disini, karena siang ini aku harus menjalani misiku," sang dokter dengan segera memegang dahi Earl dan kemudian memanggil seorang perawat untuk membantunya.

Earl dengan segera menerima penanganan langsung oleh dokter senior rumah sakit. Karena Earl adalah orang yang begitu istimewa, ini pertama kalinya Earl datang sukarela ke rumah sakit karena sakit. Kecuali kecelakaan kemarin. Earl tidak pernah ada di rumah sakit jika bukan karena luka-luka yang ia dapatkan ketika pulang dari misi.

"Kau akan membaik dengan cepat sekarang. Tidurlah dan tenangkan pikiranmu. Akhir-akhir ini kau terlalu banyak berpikir hingga tubuhmu tidak sanggup," jelas sang dokter.

Tangannya mengambil termometer dari ketiak Earl dan kemudian matanya memperhatikan cairan infus yang menetes. Ia tersenyum puas.

"Baiklah. Semua sudah beres. Aku akan menyuruh perawat untuk tidak mengganggu tidurmu. Kau hanya butuh istirahat saat ini,"

Earl pun mengangguk berterima kasih dan ia pun mulai berisitirahat sejenak.

Lumayan, tidur siang lagi. Batin Earl dan langsung dengan mudah masuk ke alam mimpi.

-Kantor tim-

"Duke? Demam Earl bertambah parah," Duke mengernyitkan alisnya.

Earl? si maharaja titisan dewa itu jatuh sakit? Duke pun segera memeriksa ramalan cuaca di komputernya. Dan musim saat ini adalah musim gugur yang cukup aneh jika seseorang terkena demam ketimbang flu atau alergi tertentu. Pandangan mata Duke beralih kepada Tom.

"Kurasa tadi masih sekitar 39. Sekarang?" Tom melipat kedua tangannya dan menatap Duke serius.

"Aku ke kamar rawatnya untuk membelikannya makanan. Siapa yang sangka jika Earl disana setengah sadar mengigau jika aku ini Arthur dan ia bangun meraih kerah bajuku. Hampir aku terkena tinju mautnya," Duke hampir tertawa.

"Kau serius?" tanya Duke tidak percaya. Dan Tom menatap Duke sinis. Wajahnya hampir saja jadi bubur jika Tom tidak segera mengevakuasikan diri kembali ke ruangannya.

Kondisi kesehatan Earl malah semakin memburuk dengan demamnya yang tinggi. Earl bahkan hampir merasakan delusi yang diciptakan otaknya karena terlalu banyak yang ia pikirkan. Tangannya tak henti meremas kepalanya, berusaha agar tetap sadar dan keluar dari dimensi aneh di kepalanya.

Earl menatap beberapa perawat menanganinya dengan sedikit panik. Dan ketika ia melihat bayangan Arthur memasuki kamar rawatnya, Earl langsung bangun dan hampir menghajarnya. Padahal disana Tom yang hampir dihajar Earl kaget setengah mati.

"Apakah separah itu? Kurasa jika sekantong cairan sudah cukup membuatnya segar sore ini,"

Duke kembali berpikir. Earl adalah manusia dengan tingkat kepulihan diri paling cepat yang ia temukan. Mungkin ia keturunan spesies Godzilla karena regenerasi fisiknya yang kuat. Duke mulai berpikiran aneh-aneh. Memang dasarnya Earl yang sakit adalah hal baru dalam sepanjang hidupnya di dalam tim.

"Sebaiknya kita segera selesaikan saja tugas ini. Setelah Earl sadar dari demamnya, ia bisa langsung pergi penyelidikan," Duke pun mengangguk dan kembali untuk sedikit mencambuk A77 yang banyak membuat kerusakan sistemnya.

~~~

Dan na'as bagi Earl. Ketika ia bangun di kamar rawatnya dengan keringat yang membanjiri tubuhnya serta jendela besar yang terbuka lebar tanpa halangan apapun, cahaya matahari pagi menari indah di dalam kamarnya. Earl seketika panik dan langsung turun dari ranjangnya.

"Astaga..." gumam Earl yang langsung mengecek kondisi tubuhnya di toilet dan melihat dirinya sekarang.

Wajahnya terlihat sedikit lebih segar dan kantong hitam matanya terlihat agak samar. Ia masih sedikit merasakan pusing dan suhu badannya yang masih cukup terbilang panas. Tetapi Earl sudah merasa jauh lebih baik dari sebelumnya. Earl pun keluar dari toilet sedikitnya merasa lega dan kemudian menatap dengan tajam jam dinding di dalam ruangannya, pukul delapan pagi.

Earl sudah siap akan mengamuk saat mendengar irama langkah kaki dari sepatu slipper berjalan mendekat ke arah pintunya. Awalnya ia sudah merasakan emosinya siap meledak untuk memaki siapa saja yang memasuki kamarnya kali ini. Tetapi ketika melihat seorang perawat memasuki kamarnya dan langsung terkejut seketika, dirinya sangat kaget ketika melihat Earl menatapnya kesal dengan tubuh bersandar pada dinding di samping tempat tidur.

"A-anda sudah sadar?" kaki perawat itu dengan segera berjalan menuju Earl dan memeriksanya.

"Aku ingin bertemu dengan dokter Fei. Suruh dia kemari, jika dia sibuk biarkan aku yang menemuinya," ucap Earl sebelum perawat itu menyentuh dahi Earl. Perawat itu terdiam dan terlihat berpikir sejenak sebelum ia menggelengkan kepalanya.

"Tidak bisa. Dokter Fei sangat sibuk hari ini," putus sang perawat itu sendiri.

Demi tuhan ini rumah sakit militer. Pasien banyak pun masih bisa dihitung jari karena ini rumah sakit khusus para militer. Earl menatap perawat itu dengan tatapan tak percaya.

"Baiklah, biar aku yang temui beliau," Earl pun membawa tubuhnya lengkap dengan kantong infus yang dibawa bersamanya.

"Tidak bisa! Anda tidak bisa seperti ini. Dokter Fei sangat sibuk. Anda tidak bisa melakukan hal dengan semaunya," perawat itu menahan lengan Earl dan diacuhkan saja. Tenaga perawat itu tidak ada apa-apanya ketika Earl berjalan bagai titan, tidak berpengaruh apapun dengan jalannya.

Oh ayolah. Dia sangat yakin jika perawat ini tidak akan membiarkannya bebas dari rumah sakit karena kondisi Earl yang masih belum stabil. Hanya saja, dibanding dengan itu semua. Misi kali ini sangat penting dan butuh penyelidikan, belum lagi ini misi rahasia. Jika ia bisa menyuruh polisi langsung menggrebek tidak masalah tentunya. Earl menggeram jengkel.

"Aku sedang dalam kondisi terjepit, nona perawat. Aku tahu ini sedikit melanggar kode etik, tetapi aku benar-benar tidak bisa berlama-lama disini. Aku harus melakukan penyelidikan," jelas Earl sambil terus berjalan. Si perawat seperti hampir menangis karena Earl membuat gaduh lorong rumah sakit. Walaupun sebenarnya si perawat sendiri yang histeris menarik lengan Earl.

"Saya tidak tahu soal itu. Tetapi kondisi anda masih belum pulih," bisik perawat itu. Takut mengganggu pasien lain. Earl tersenyum.

"Tenang saja. Aku masih bisa menari Apsara dengan sempurna ketika aku sekarat sekalipun," canda Earl. Sang perawat pun menyerah dan mengantarkan Earl ke ruang kerja dokter Fei.

Dan tentu saja dokter Fei memberikan izinnya. Karena lain hal yang tidak bisa disebutkan oleh dokter Fei pada perawat. Membuat sang perawat terheran-heran. Memangnya siapa wanita itu? Pikirnya bingung.

Earl berlari menuju ruang kerjanya. Dan langsung menerima data lengkap dari Duke dan Tom. Earl tersenyum puas dan segera berangkat menuju distrik J.

"Earl? Kau benar-benar sudah pulih?"

.

.

.

To be continued

Nächstes Kapitel