webnovel

Hari melelahkan

Finni menerima selembar kertas serah terima dokumen.

"Apakah kalian sesibuk itu? Ini sudah jam sembilan malam kalian masih lengkap di ruangan. Apakah semenyenangkan itu melakukan misi ini?" Finni langsung menatap tajam opsir introgasi itu. Emosinya meledak seketika.

"Bro, aku berkali-kali hampir mati menangani arsip dokumen kasus ini. Silahkan mampir ke ruangan kami dan saksikan penyiksaan tingkat neraka dari Earl. Tanpa dipungut biaya," oceh Finni yang membuat opsir itu tertawa jahat kemudian.

"Tidak perlu seramah itu. Aku bukan pria suci yang menginginkan mati muda," Finni berdecak kesal.

"Baiklah. Aku akan ambil dokumennya,"

"Sampaikan pada Earl. Aku berhutang satu traktiran padanya," Finni pun mengangguk. Dengan lunglai ia berjalan kembali ke ruangannya.

Neraka jenis apalagi yang mereka rasakan ini. Yaa tuhan...

Finni tersenyum kecut dan membuka pintu ruangannya.

Earl duduk bersandar pada kursi kerjanya dengan lelah. Tubuhnya sudah seperti remuk hampir tidak tersisa tenaga karena ia baru saja seharian menyelesaikan arsipnya. Earl menghela nafas berat ketika matanya melihat kawan seperjuangannya seperti orang yang kehilangan rohnya. Earl bahkan merasakan roh mereka melayang-layang di plapon ruang kerja mereka. Sungguh kasihan sekali, roh mereka akhirnya tenang. Earl menggelengkan kepalanya.

Earl terpaksa harus setia membuka matanya untuk segera menyelidiki kasus Arthur. Ruang gelap itu hanya memiliki cahaya dari komputer Earl yang menyala. Earl membaca setiap paragraf dengan hati-hati. Sembari ia mengambil headphone dan memutar rekaman suara dari alat perekam suara itu.

"Arthur akan bergabung dalam penelitian ilegal yang dikembangkan oleh suatu organisasi. Aku tidak tahu apa yang akan Arthur rencanakan. Tetapi ilmuwan disana sangat aneh. Aku tidak begitu paham mengenai revolusi tentara manusia," Earl terus mendengarkan rekaman itu.

"Lalu, kapan Arthur akan bergabung disana? Apakah ia sponsor terbesar mereka?"

"Benar. Aku telah menerima kabar itu sehari sebelum kekacauan di istana dari Jason. Dan rencana itu berlangsung lima hari lagi dari hari itu," Earl segera mencatat tanggal pertemuan mereka.

"Lalu dimana pusat riset mereka?"

"Distrik J. Disana ada ruang bawah tanah pada bangunan bekas rumah sakit jiwa. Aku tidak tahu jelas lokasinya,"

"Apakah Arthur akan membawa pasukan kecil mengintai disana?"

"Tidak banyak. Mereka hanya mengawasi, sekitar lima orang. Aku tidak tahu mereka siapa, hanya saja mereka pasukan elit Jason,"

"Apakah dana yang di dapat hasil dari penjualan senjata ilegal bulan lalu?"

"Tidak. Mereka merahasiakan soal kemana senjata itu dikirim. Tetapi soal dana yang di dapat, aku tidak akan kaget jika Arthur orang paling kaya di dunia saat ini,"

"Apa yang kau tahu beberapa transaksi ilegal besar lainnya?"

"Hanya Jason yang tahu. Ia menghandle segala transaksi. Arthur selalu memutuskan rencananya secara tiba-tiba, hanya saja soal transaksi ini sangat penuh pertimbangan dan persiapan. Kekacauan kemarin hanya keinginan tiba-tiba Arthur. Aku tidak tahu menahu soal apa rencananya berikutnya,"

"Apa kau tahu, siapa saja yang pernah bekerja sama dengan Arthur sebelumnya?"

"Tidak, rencana persetujuan penelitian itu saja yang melibatkanku,"

Earl termenung sesaat. Informasi ini benar-benar hebat. Earl bahkan tidak menyangka bahwa Arthur akan mensponsori penelitian mengerikan itu. Earl bergerak untuk pulang saat ini. Butuh istirahat sebelum sore ini berangkat untuk mengintai di distrik J. Ia memasukkan dokumen itu ke dalam brangkas dan pulang setelah melangkahi tubuh kawannya yang tumbang seperti jajaran ikan di pasar tradisional.

Dan Earl pada dasarnya memang tidak memiliki hari tenang dalam hidupnya. Terlebih ketika ia melihat Arthur di kamarnya. Tengkurap sambil membaca buku miliknya. Earl ingin menangis meraung rasanya. Tubuhnya sudah tidak bisa dikompromi lagi. Matanya memerah butuh istirahat. Punggung hingga pinggang seperti akan terlepas. Earl memaksakan mengendarai mobil dengan kondisi seperti itu, rasanya wajar jika Earl tidak punya tenaga untuk sekedar mandi dan membersihkan diri.

Earl membiarkan tasnya di lantai dengan kunci mobilnya dan segera bersingsut di atas ranjang. Ia merebahkan diri dipinggir dan langsung memejamkan matanya.

"AC," kata Earl berusaha untuk tidak mengurangi sedikitpun tenaga. Arthur pun terkekeh kecil.

Arthur menarik pinggang Earl agar sedikit tidur di tengah dan kemudian menyalakan AC untuk tuan putri Earl. Tidak banyak protes seperti biasanya, Arthur memaklumi. Dari pagi dan baru pulang pukul 5 pagi sudah pasti Earl sangat lelah. Walaupun Arthur tidak tahu apa yang Earl lakukan ketika mendekam di dalam pangkalan militer kebanggannya itu.

Arthur ingin memprotes sistem kerja Earl yang gila-gilaan ini. Bahkan sekuat apapun manusia pasti tubuh Earl punya titik puncak juga. Untuk sekian kalinya Arthur percaya jika Earl menjaga tubuhnya dengan baik dan menjaga makanan dan minuman yang di konsumsinya. Cukup katakan pada Earl, jadwalkan dirimu pada jadwal ukuran manusia, bukan ukuran dewa.

Arthur memeluk Earl dari belakang. Aroma tubuhnya lebih tajam karena tidak mandi. Bukan bau keringat, tetapi aroma tubuh Earl. Demi tuhan, baunya bagai Nikotin bagi Arthur hingga berpikir untuk menciptakan perfume dengan aroma tubuh Earl. Libido Arthur seketika bangkit. Rasanya menyiksa jika terus menerus berada di sekitar Earl dalam kondisi seperti ini.

Diraihnya selimut dan segera menutupi tubuh Earl. Arthur merasa baikan sekarang. Dan detik berikutnya, Arthur pun tertidur dengan memeluk gumpalan selimut yang menggumpali Earl seperti roti gulung.

-Kantor Arthur-

Jason sedikit sibuk di pagi harinya karena Arthur telah merencanakan jadwal kencan dengan Earl hari ini. Biasanya Arthur akan ada di kantor saat pagi hari, sekarang malah hampir 24 jam dia bersama kekasih idamannya. Entah apa yang diperbuatnya dengan Earl. Jason sempat memikirkan Arthur dan Earl sedang program rencana untuk punya momongan sebelum menikah sah. Jason mengusap wajahnya.

Memikirkannya saja Jason tidak sanggup. Anak mereka akan jadi seperti apa jika kedua manusia titisan dewa seperti Arthur dan Earl memiliki anak. Bersyukur ia mewariskan salah satu dari mereka. Jika mewarisi keduanya? Itu jelas mengganggu keseimbangan populasi manusia. Generasi paling emas anak mereka, mungkin akan menginjak-injak bumi sebagai penguasa.

Dan sangat disayangkan jika Earl dan Arthur tidak bersama. Malah akan semakin banyak manusia seperti mereka di muka bumi, semakin sulit manusia biasa untuk hidup. Mereka ditakdirkan memiliki sifat penguasa yang tinggi. Jika mereka bertemu satu sama lain, tentu saja perang dunia. Terkecuali Earl dan Arthur, dikarenakan Earl adalah wanita praktis, maka dengan Arthur kombinasi yang tepat.

Jason sudah menyiapkan berbagai olokan untuk Arthur. Biasa ia akan menggoda Arthur ketika Arthur ke kantor, entah siang atau sore. Berbicara santai tentang hal-hal fulgar untuk menghinakannya. Arthur terlalu polos untuk hal dewasa seperti itu. Terlebih Jason gemas dengan hubungan mereka. Sudah sampai sejauh itu, tetapi masih tidak ada minat sampai ke level selanjutnya. Dasar lemah syahwat. Jason menggelengkan kepala.

.

.

.

To be continued

Nächstes Kapitel