"lonna.."panggil bernand sembari mengecup dahi lonna membangunkan gadis kecilnya.
sentuhan bernand mengusik lelapnya,dengan enggan lonna menarik kembali selimutnya menutup hingga kepalanya.bernand tersenyum menyaksikan gadis kecilnya yang bersembunyi dibawah selimutnya.
"sepertinya pipi harus menitipkan kamu lagi pada paman edu" ucap bernand menggoda putrinya agar mau bangun.lalu bernand terlihat melangkahkan kakinya dengan suara agak keras agar terdengar langkahnya.
"pipi..." jerit lonna dengan membuka selimutnya.
"jangan tinggal lonna pipi..." lanjut lonna manja dengan matanya yang setengah mengantuk.
bernand menghampiri lalu mengecup keningnya.
"bangun dan cepatlah mandi" ucap bernand sambil mengusap rambut lonna lembut.
lonna mengangkat tangannya meminta bernand mengangkatnya dari tempat tidur.
"gadis pipi udah besar masih minta gendong" ucap bernand dengan mimik cemberut sembari mengangkat lonna lalu menggendongnya menuju kamar mandi.
lonna melingkarkan tangannya dengan erat pada leher bernand.
"cepat pipi tunggu kamu di meja makan" lanjut bernand menurunkan lonna dari gendongannya.lalu mengikat cepol rambut lonna dan meninggalkannya dikamar mandi.
dengan enggan lonna melepaskan kaos dan celana pendeknya,memasukkan pada keranjang disamping wastafel.lalu naik ke atas kursi khusus untuknya agar mudah meraih pasta gigi dan sikat gigi lalu menyikat giginya.
usai menyikat gigi,lonna mandi,jari mungilnya memutar kran shower,uap panas memenuhi kamar mandi,tubuhnya penuh dengan busa sabun.
"lonna ...cepat mandinya" teriak bernand dari luar kamar.
"iya pipi" jerit lonna
usai mandi lonna terlihat melilitkan handuk kecil pada tubuhnya lalu keluar dari kamar mandi.
meraih cenala dalam dari dalam laci lemari lonna dan memakainya.
"putri pipi harum sekali" ucap bernand masuk ke kamar menuju kamar mandi terdengar bernand membereskan kamar mandi yang penuh dengan sabun yang tercecer dsemua tempat.saat bernand keluar dari kamar mandi terlihat lonna sedang meraih sisir dari atas meja.
"pipi" ucap lonna menyodorkan sisir pada bernand,dengan lembut dan penuh kasih sayang bernand menyisir rambut panjang lonna dan mengikatnya ekor kuda lalu meraih topi putih memasangkan pada kepala lonna.
"hmm...gadis pipi sudah besar" puji bernand pada lonna.jeans panjang biru muda dengan kaos putih lengan panjang lonna terlihat cantik tidak terlihat seperti anak berusia empat tahun.
bernand mengangkat lonna duduk pada kursi lalu memasangkan sepatu kets putih pada kaki mungil lonna.
bernand tersenyum puas lalu menunjukkan ibu jari pada lonna sembari tersenyum.
"ayo kita makan pagi" ucap bernand menurunkan lonna dari atas kursi.
"pipi duluan aja,lonna mau bereskan tempat tidur dulu" ucap lonna dengan mimik lucu.
"kalau pipi nunggu kamu, bisa bisa kita tidak jadi ke kota" ucap bernand lalu dengan gesit membereskan tempat tidur.lonna menarik narik seprei dengan tangan kecilnya.bernand tersenyum menyaksikan tingkah lucu putrinya sembari menyusun bantal bantal dengan rapi.
"ayo tuan putri" ajak bernand lalu menggendong putrinya menuju ruang makan.
"lonna belum lapar pi" ucap lonna.
"setidaknya kamu minum susu" ucap bernand tegas.
lonna mengangguk.
di atas meja makan terhidang dua tangkap roti panggang dengan satu cangkir kopi dan satu gelas susu.bernand dan lonna menikmati hidangan pagi tampa suara namun terkadang terlihat bernand mengusap remah roti dari bibir putrinya..
usai menikmati hidangan bernand membersihkan peralatan makan pagi.
**
sepanjang jalan terdengar celoteh lucu lonna dan sesekali menyanyi mengikuti nyanyian dari tape mobil.
empat jam perjalanan akhirnya mobil bernand memasuki area mansion yang megah dan mewah.saat tiba didepan pintu gerbang seorang pemuda dengan seragam keamanan berlari mendekati mobil bernand.
"tuan besar..." sapa pemuda itu membungkuk dengan wajah pucat,tidak mengira tuan besarnya akan pulang hari ini.
"buka pintu gerbangnya"jawab bernand dengan nada dingin.
"baik tuan besar" ucapnya terbata bata lalu berlari kecil menuju pos keamanan,menekan tombol otomatis pembuka gerbang.
lonna menatap heran pada bernand.
"pipi...bukankah tidak baik berkata dingin pada orang" tanya lonna lugu.
bernand terkejut mendengar ucapan putrinya.
"dia tidak patuh pada pipi,jadi wajar pipi marah padanya"ucap bernand dengan senyum lembut.
"pipi jangan marah lagi ya,nanti cepat tua" ucap lonna dengan wajh serius namun terlihat lucu.
"hahahaha.... baik tuan putri" jawab bernand sambil tertawa geli.lalu memaju berlahn mobilnya.
"rumah siapa pipi" tanya lonna,matanya terlihat kagum menatp bangunan yang begitu megah.
"rumah pipi dan putri pipi"jawab bernand dengan mimik jenaka.
"rumah pipi dan lonna ada di hutan cantik bukan disini" ucap lonna dengan mimik cemberut.
"tuan putri pipi tidak suka" tanya bernand terheran dengan ucapan lonna yang terlihat tidak menyukai mansion miliknya.
"pipi suka rumah kita di hutan cantik" jawabnya dengan wajah muram.bernand tersenyum lembut mengusap rambut lonna.
terlihat beberapa pelayan berdiri berjajar mansion.
bernand turun dari mobilnya berjalan menghampiri kanan pintu mobil membukanya lalu mengangkat lonna dari kursinya dan menggendongnya dengan lembut,lonna melingkarkan tanganny yang mungil pada leher bernand dan menyembunyikan kepalanya pada leher bernand.
"selamat datang tuan besar"ucap para pelayan bersamaan dengan membungkuk hormat.
"hmm..." bernand,berjalan memasuki mansion diikuti kepala pelayan (hendrik) dan satu pelayan lainnya yang membawa tas bernand.
sebelum langkah kakinya menapaki tangga besar menuju lantai dua,bernand menghentikan langkahnya berbalik menatap hendrik.
"siapkan makan siang dan susu hangat untuk putriku"ucapnya dengan nada dingin.
"baik tuan" jawab hendrik dengan mimik terkejut mendengar ucapan bernand,benaknya dipenuhi pertanyaan siapa gadis mungil yang sedang digendong tuannya.lalu memerintahkan pelayan untuk menyiapkan permintaan bernand sembari meraih tas bernand dari tangan pelayan.bernand menaiki tangga besar dan mewah meliuk indah mencapai lantai dua.langkahnta terhenti pada pintu besar lalu hendrik membuka pintu untuk tuannya.
kamar yang begitu besar dan mewah dengan jendela jendela kaca yang besar.bernand membaringkan putrinya pada sebuah ranjang yang sangat besar bak ranjang para raja raja.
namun lonna enggan melepaskan tangannya dari leher bernand.
"tuan putri pipi...istirahat dulu ya,pipi mau kekamar kecil"bisik bernand sembari meringis seakan menahan kemih.lonna diam tampa melepas tangannya.
bernand tak berdaya menghadapi sikap putrinya lalu melangkah menuju ruang mandi.lonna memejamkan matanya saat terdengar bunyi kucuran air pada kloset pria.terdengar membasuh lalu bunyi restleting dinaikkan.terdengar lagi bunyi deru udara pengering tangan.
"apakah putri pipi akan terus seperti ini"bisik bernand lembut mengusap lembut punggung lonna.lonna tetap terdiam.
lalu melangkah keluar dari ruang mandi menuju beranda.
"lihat..." bisik bernand berusaha menunjukkan pada putrinya sebuah taman yang sangat besar dan indah,terdengar bunyi burung burung bersahutan dari dalam sangkar yang sangat besar.
lonna mengeluarkan kepalanya dari cekung leher bernand lalu menatap pada taman yang ditunjuk bernand.
wajah muramnya berlahan terlihat bercahaya dengan senyum cantiknya.
"suka?" tanya bernand.lonna mengangguk angguk lalu meminta bernand mendudukkannya pada pagar beton beranda yang sangat besar.lonna duduk menghadap taman dalam pelukan bernand dibelakangnya.kakinya bergoyang goyang riang menikmati pemandangan indah dihadapannya.
"pipi...lonna rindu hutan cantik" ucap lonna berlahan raut kesedihan terlukis pada wajahnya.
"pipi juga rindu hutan cantik" ucap bernand.
"tapi sementara ini pipi dan putri pipi harus tinggal di mansion pipi,karena pipi harus bekerja agar dapat membelikan putri pipi buku yang banyaaaak" jelas bernand dengan gaya lucu.
lonna terdiam terlihat sedang berpikir.lalu wajahnya berlahan riang kembali.
"apakah uang pipi habis ? jadi pipi harus kerja" tanya lonna lugu.
bernand mengangguk tersenyum lembut.
"baiklah...pipi harus bekerja giat" ucap lonna dengan gaya seperti orang tua.
"semangat pipi"ucapnya riang sembari mengecup pipi bernand.