webnovel

Merindukan nya

Adrian menunggui Ariani dengan menarik kursi dan duduk di samping tempat tidur Ariani, dia menggenggam tangan Ariani yang tak di infus, memandang wajah pucat Ariani tanpa berniat membangunkan nya sama sekali. Ekspresi Adrian begitu dalam rasa bersalah menggelayuti nya. Sasha bahkan tadi berani berbicara sedikit emosi ke Adrian saat memberi tahu Adrian bahwa Ariani sakit karena memikirkan nya yang tak adat kabar selama 2 Minggu ini, bak di telan bumi.

"maaf kan aku sayang, aku bersalah, tapi aku berjanji apapun yang terjadi aku akan mempertahankan mu," ucap Adrian pelan dan matanya merah karena menahan air matanya keasakitan yang dia rasakan 2x lipat rasanya.

Satu jam lebih Adrian terus pada posisinya menjaga Ariani. Hingga Ariani pun bangun, begitu membuka mata samar samar Ariani melihat wajah Adrian, "ahhh, jika ini mimpi aku tak ingin bangun" ucap nya dan kembali memejamkan matanya.

'cupppp' Adrian mengecup kening Ariani dengan lembut , hingga Ariani kembali membuka matanya, "kau sudah bangun, jadi ini bukan mimpi, memang nya siapa yang kau Mimpi kan" ucap Adrian yang memandang tepat diwajah Ariani. "kauuuuu,,," ucap nya dan kemudian menahan diri nya sejenak untuk memastikan "pergilah , aku tidak ingin melihat mu" ucap Ariani memalingkan wajah nya dari tatapan Adrian begitu sadar sepenuhnya dan yakin, dia senang, kesal, marah, dan tentu sangat merindukan Adrian, tapi dia ingin marah sekarang.

Adrian bukan marah, malah gemas melihat tingkah manja Ariani, wanita yang kuat, dan angkuh sepertinya sakit karena diri nya, "baik lah Nyonya Adrian, aku minta maaf,, ku mohon " ucap Adrian yang sungguh sungguh minta maaf namun tetap menggoda Ariani, "Nyonya Adrian sudah mati" sahut Ariani masih kesal, "maaf , maaf kan aku, sungguh, aku minta maaf,bukan hanya diri mu, tapi aku juga, kau tahu betapa rasa nya aku ingin mati sehari saja tanpa mendengar suara mu, tapi aku juga harus menyelesaikan masalah disana," ucap Adrian kali ini nada nya betul betul serius dan memohon. Ariani tau Adrian tak berbohong, namun dia masih enggan melihat Adrian atau menjawabnya, masa nelpon semenit saja nggak bisa, dan handphone nya bahkan mati. "kau tau kan sekertaris ku yang killer itu, dia bahkan tak memberi ku jeda untuk makan dan tidur" ucap Adrian lagi. "pecat saja kalau begitu" sahut Ariani masih memalingkan wajah nya. Namun Adrian sudah merasa senang karena Ariani sudah merespon nya. "nanti jika kau sudah sah jadi Nyonya Adrian terserah kau mau pecat dia atau bahkan siapapun , aku tak akan keberatan" sahut Adrian dengan nada manis nya. Senyum pun terbentuk diwajah Ariani, namun dia masih menyembunyikan nya. "sayang, ayooo lah, maaf kan aku, aku bahkan dari Bandara langsung kekantor, dan Sasha memberi tahu ku ini, ingin rasanya tadi aku menabrak semua mobil yang mengahalangi ku dijalan saat menuju kemari, maaf kan aku yaa, pliss" ucap Adrian.

Ariani pun tak bisa lagi menahan dirinya untuk tak berbalik dan menatap kearah Adrian. "kau jahat Adrian" ucap nya dan menangis di pelukan Adrian. Dengan erat Adrian memeluk Ariani, wanita yang sangat dia cintai, "aku merindukan mu sayang, sangat merindukan mu" ucap Adrian yang memeluk erat Ariani seraya mencium lembut kepala Ariani. "jangan pergi lagi, aku nggak akan bisa," sahut Ariani manja. "baru juga 2 minggu, bagaimana kalau selamanya" sahut Adrian , "Adriannn" teriak Ariani dengan manja. "nggak sayang, yang ada aku yang akan berkahir jika kamu pergi ninggalin aku" sahut Adrian tulus. "kamu nggak rindu aku?" tanya Adrian "hmmm" sahut Ariani pendek "kau tak mengatakan kalau kau merindukanku" sahut Adrian, "kau pikir, aku berakhir disini karena apa, dan karena siapa?" sahut Ariani kesal melepas pelukannya dari Adrian. Namun Adrian kembali menarik dan memeluk Ariani, "aku tau Sayang, jangan marah lagi yaa" ucap Adrian seraya memeluk erat Ariani dengan hangat dan penuh kasih sayang.

Nächstes Kapitel