Setelah lelah seharian di dalam kamarnya Dinda memutuskan untuk pergi keluar dari paviliunnya menuju ke belakang paviliun. Di sana Dinda melihat buah mangga yang sudah matang lalu kemudian Dinda memanjatnya hanya untuk mencari ketenangan.
Di atas pohon Dinda melihat suaminya sedang berjalan beriringan bersama dengan Bella madu barunya. Sambil bergandengan tangan mesra di hadapan kedua mata kepala Dinda.
"Bajingan!!" keluh Dinda yang melihat tuan Arjun sedang bersama dengan madu barunya (Bella).
Kini tuan Arjun Saputra dan Bella pergi menjauh dari tempat Dinda berada sekarang, baru lah Dinda melompat turun dan berlari pergi.
Sore telah berganti malam tuan Arjun Saputra yang merasa lelah memutuskan untuk menenangkan diri dengan berendam. Melucuti semua pakaiannya dan masuk ke kolam air hangat di kamar mandinya.
Rileks dan menenangkan. Tuan Arjun memijit perlahan keningnya yang terasa pening. Memejamkan matanya sejenak dan berkonsentrasi dengan suhu air mandinya.
Blub.. Blub.. Blub.. Kedua mata tuan Arjun terbuka lebar saat menyadari kejanggalan yang ada di sekitarnya. Berjaga-jaga jikalau ada penyusup yang mengincar nyawanya.
Tuan Arjun kemudian berjalan ke tengah kolam untuk mengamati situasi. Instingnya yang kuat merasakan keberadaan orang asing di sana.
Dan dia terkejut saat tiba-tiba sebuah pisau telah menempel di lehernya. Bergerak akan mati, diam juga akan mati begitu yang sedang dia pikirkan saat ini.
Tetapi bukan tuan Arjun namanya jika tidak bisa keluar dari kondisi terjepit sekalipun. Dengan sekali hentakan ia telah berhasil merebut pisau itu dan balik mengacungkannya pada pelaku.
"Dinda!!"
Tentunya tuan Arjun Saputra tidak habis pikir, ternyata istrinya lah yang berada di sana (Dinda).
"Bagaimana bisa kau masuk ke sini?" tanya tuan Arjun melemparkan pisau itu.
Dinda hanya diam dan memalingkan wajahnya. Tuan Arjun Saputra mendekati Dinda berusaha ingin memeluknya.
"Berhenti di sana."
Dinda kemudian menatap tuan Arjun Saputra, memperhatikan lekat-lekat suaminya dengan berjalan mengitari nya.
"Em.. Ini bau wanita lain."
"Sayang, aku.."
"Stop.. Jangan panggil aku sayang jika bukan dari hatimu."
"Kau ini kenapa sih sayang?" tuan Arjun berusaha mendekati Dinda.
"Aku bilang berhenti, aku tidak ingin ke tempelan bau yang tidak sedap itu, menjijikkan."
"Kau cemburu?"
"Tidak peduli, aku cemburu atau tidak bukan urusanmu." kata Dinda acuh.
"Sayang dengarkan aku, ini semua tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku menikahi Bella karena terpaksa."
"Terpaksa? Tidak bab nya jika kamu terpaksa. Yang ada hanya kamu yang memaksa."
"Dinda Adea Putri sayang, aku serius. Aku menikahi Bella karena.."
"Alah bodo amat. Yang jelas aku tidak sudi berada di bekas belaian wanita lain iiuuuuhhhh."
Dinda ingin pergi saat tuan Arjun Saputra terpaksa meraih pinggul Dinda.
Cup.. Kecupan hangat tuan Arjun Saputra berhasil mendarat di bibir Dinda.
Dinda mendorong tuan Arjun hingga terjerembab ke dalam air. Tubuh atletisnya yang begitu mempesona dalam kondisi yang basah seperti itu.
Tuan Arjun Saputra heran lalu kemudian mengangkat sebelah alisnya, dia tidak mengerti dengan kemauan istri kecilnya itu.
"Bukankah kamu tadi menikmatinya setan kecilku sayang? Lalu kenapa kamu sekarang seperti kesal padaku."
"Aku tidak yakin bibirmu itu hanya untukku. Apalagi dia perempuan yang pernah kamu cintai di masa lalu." kata Dinda kesal.
"Kemarilah dulu sayang biar aku ceritakan yang sebenarnya."
"Aku tidak yakin jika kamu berbicara jujur padaku. Lelaki tetaplah lelaki. Sudah kodratnya lelaki tidak bisa di percaya."
Dengan tenang tuan Arjun Saputra berusaha membujuk Dinda. Dia tentu tidak ingin terjadi kesalahpahaman yang berkelanjutan di antara mereka berdua.
"Aku memang menikahi Bella, tetapi aku sama sekali tidak mencintainya. Aku terpaksa menikah dengannya karena suatu hal."
"Tidak cinta? Cih, munafik! ! Seseorang yang tidak cinta, mana mungkin bergandengan tangan dengan mesra sepanjang jalan. Kamu kira saya tidak tau apa? Arjun Arjun. Menyesal aku mencintaimu. Aku bukan Nike ataupun Nurul, aku wanita yang tidak bisa berbagi cinta. Ku akui aku memang perhatianmu dari mereka. Hah.. Tidak ku sangka karna datang secepat ini. Jadi seperti ini rasanya perasaan mereka saat aku datang ke sini. Sakit sekali ternyata."
Tuan Arjun tersenyum mendengar pengakuan dari istri kecilnya itu. Memang sudah lama dia ingin mendengar langsung dari mulut Dinda jika ada cinta di hatinya.
"Dinda Adea Putri dengar ya sayang, semua hidupku aku akan tetap mencintaimu. Kamu adalah wanita yang aku cintai sekarang sayang. Dulu memang aku sempat mencintai Bella. Tetapi itu tidak berlangsung lama."
Dinda menatap tuan Arjun lekat-lekat "Lalu mengapa kau menikahinya!!"
"Dia sakit Dinda. Dia sakit kanker otak dan sudah stadium akhir."
Dinda sedikit tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh tuan Arjun Saputra.
"Dia sakit atau berpura-pura sakit. Dia tidak seperti orang yang sedang sakit. Mungkin sakit hati ya."
"Dinda Adea Putri sayang, tolong dengarkan aku dulu sebentar saja."
"Aku tidak mau." kata Dinda lirih.
"Hatiku sakit sekali ketika aku melihat kamu menggandeng tangannya. Aku benci kamu dekat dengannya. Aku tidak suka kamu perhatian padanya. Aku tidak suka kamu menanyakan kabarnya!!"
Tuan Arjun Saputra memeluk Dinda ketika mengungkapkan semua perasaannya. Sedih memang ketika melihat wanita yang di cintai menangis terluka. Tetapi dia tidak bisa menampik jika keadaan yang memaksanya.
"I hate you!! Huwaaa.."
"Iya Dinda Adea Putri ku sayang, kamu boleh kok memukul aku sekeras-kerasnya jika perlu agar kamu puas, keluarkan semua amarahmu sayang, aku memang lelaki brengsek yang hobi menikahi wanita. Tetapi kamu juga harus percaya jika di dunia ini hanya kamu yang aku cinta sayang. Arjun loves Dinda all the time."
Dinda menatap tuan Arjun Saputra kembali, dengan matanya yang memerah dan dia bertanya sekali lagi "Lalu jika tiba-tiba Dinda menghilang apakah Arjun akan mencari Dinda?"
"Aku Arjun Saputra akan menghancurkan dunia, Arjun akan menemukan dimanapun Dinda berada."
"Huwaaaaa Dinda sedih." Dinda gantian yang memeluk erat tuan Arjun. Erat sekali seolah tidak ingin lepas.
-----
Disisi lain Bella yang katanya sedang sakit itu terlihat sedang sibuk dengan eksperimen nya. Salah satu ruangan di paviliunnya yang dia ubah menjadi lab fisika yang penuh dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya.
"Aku tidak akan melepaskan mu Arjun Saputra. Kamu harus menjadi milikku seutuhnya. Satu persatu aku akan ku singkirkan istri-istrinya itu. Kesalahan yang aku perbuatan dulu di masa lalu akan aku perbaiki sekarang juga."
"Kira-kira siapakah target pertama nyonya Bella?" tanya Nia pelayan pribadi Bella.
"Target pertamaku ya tentu saja istrinya yang sok berkuasa itu. Berani-beraninya dia mengatur kehidupanku."
"Maksud nyonya apakah nyonya Nike?"
"Ya, Nike adalah targetku yang pertama." dengan senyum liciknya Bella seperti telah menemukan racikan rencana yang cocok untuk mengalahkan Nike.
****
Rengkuhan yang sangat dalam itu begitu membuat Dinda mengangkasa. Dia telah kecanduan dengan perlakuan panas suaminya yang saat ini sudah berada di atasnya. Melanjutkan peraduan yang sempat tertunda."
Karena cintanya telah di sambut, kali ini tuan Arjun Saputra tidak ingin melewatkan kesempatan untuk penyatuan cinta mereka yang manis.