webnovel

Veabelghan

Veabelghan, sebuah kota besar yg memiliki banyak pedagang yg menawarkan banyak barang menarik. Kota yg dipenuhi oleh ras DemiHuman itu memiliki bermacam penduduk. Dan sebagai kota pedagang, sudah pasti sebagian besarnya adalah pedagang. Tapi walaupun itu adalah kota DemiHuman, tak jarang ada petualang ras lain yg mengunjungi kota indah ini.

Rombongan baru Ray yg dipimpin oleh pemuda bernama Azura itu mulai memasuki area kota. Setelah hampir setengah hari mereka di perjalanan, akhirnya rasa lelah mereka terbayarkan dengan pemandangan indah kota Veabelghan.

Kereta kuda Azura berhenti di salah satu gubuk kecil. Tempat itu biasa digunakan untuk menitipkan kendaraan para petualang yg singgah.

" Ray, Lily, aku yakin ini pertama kalinya kalian datang ke kota ini" ucap Azura " selamat datang di ibukota DemiHuman, Veabelghan"

" Besar.. daerah perkotaan itu benar-benar hebat" ucap Ray.

" Ini pertama kalinya aku ke kota, ternyata sehebat ini.." ucap Lily.

" Hmmm... sebenarnya tak baik bagiku meninggalkan orang desa seperti kalian di kota besar ini.Tapi mau bagaimana lagi, aku ada urusan" ucap Azura " kalian bisa mengurus diri kalian sendiri kan? kalau begitu bersenang-senang lah"

" Ya, terimakasih atas tumpangan nya" ucap Ray

" Sampai jumpa "

Azura akhirnya pergi meninggalkan mereka. Walaupun begitu, ini pertama kalinya mereka keluar desa. Apa yg harus mereka lakukan?

" Ray, dari pengalamanku sebaiknya kau mencari uang dulu" ucap Vixy. Ia bisa berkomunikasi dengan Ray dalam wujud tak kasat mata nya.

" Mencari uang?"

" Kita harus menjual barang-barang yg kita dapat di Dungeon itu" jawab Vixy.

" Begitu ya.."

" Ray, sepertinya kita bisa menanyakannya di tempat itu" ucap Lily. Ia menunjuk ke sebuah bangunan yg bertuliskan ' Guild room'.

" Baiklah, kita kesana"

Ray dan Lily bergegas memasuki tempat itu. Tempat yg sangat megah jika dibandingkan dengan desa philiya. Mereka langsung menuju salah satu loket yg ada disana. Seorang gadis setengah kucing menyapa mereka dengan ramah.

" Ada yg bisa kami bantu?" Tanya gadis itu.

" Kami ingin menukarkan barang-barang ini" jawab Ray. Ia mengeluarkan beberapa item yg menurutnya bernilai harga tinggi.

Melihat item yg ditawarkan Ray, gadis itu sedikit tercengang.

"I-ini, kuku dan taring cerberus?! Dari mana kalian mendapatkan benda sebagus ini?!" Tanyanya histeris.

" Ya...kami baru saja memasuki Dungeon" jawab Ray. " Lalu, berapa yg kami dapat?"

Gadis itu mengamati benda yg dibawa Ray untuk memastikan. Tidak salah lagi, itu benar-benar kuku dan taring cerberus.

" Kau bisa mendapatkan 500.000 yuld dengan barang ini.." jawab gadis itu " tapi kau bisa dapat harga lebih jika kau punya kartu petualang"

( Yuld : mata uang yg berlaku di dunia ini)

" Kartu petualang?" Tanya Ray.

" Itu kartu yg menunjukkan status dan semua yg berhubungan dengan petualang.." jawab gadis itu " kalau kau berminat, kami bersedia membuatnya"

" K-kau begitu, tolong buatkan" jawab Ray.

" Biaya pembuatannya 100 yuld" ucap gadis itu " kalau kau tak punya uang lebih baik jual barang ini dulu"

" B-baiklah..."

Ray menjual barang lain seperti batu permata yg mereka dapat di Dungeon. Setelah itu mereka pun membuat kartu petualang mereka. Setelah proses yg cukup panjang, akhirnya mereka bisa keluar sambil membawa uang sebanyak 900.000 yuld. Mereka mendapat uang yg banyak dan kartu petualang mereka masing-masing.

Ray memiliki level 56 dengan class spirit rider. Ia memiliki rank S. Cukup bagus bahkan terlalu bagus untuk pemula.

Lily memiliki level yg lebih rendah dari Ray, level 40. Ia memiliki class sword master dengan rank A.

Dan juga Azura tadi. Ia mengaku memiliki level 56 sama dengan Ray. Ia juga memiliki class yg menarik, Magical Knight. Entah class macam apa itu. Ia juga memiliki rank S sama seperti Ray.

Setelah mendapatkan uang, selanjutnya tempat bernaung. Setidaknya mereka perlu menyewa kamar untuk tiga hari atau lebih. Setelah mencari di beberapa tempat, pilihan mereka pun jatuh di sebuah penginapan di tengah kota.

Biaya penginapan disana cukup murah jika dibandingkan dengan penginapan lain. Mereka pun memutuskan untuk segera menyewa kamar. Pertama, mereka harus menyewanya dari gadis pelayan loket yg lagi-lagi ras setengah kucing.

" Tolong satu kamar untuk dua orang" ucap Ray.

Mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Ray, pelayan setengah kucing dan juga Lily terkejut. Muak mereka berdua memerah.

" S-seorang pemuda sekamar dengan gadis ?!" Tanya gadis pelayan itu histeris. " Laki-laki dan perempuan tidur dibawah atap yg sama? Akan kah terjadi sesuatu?!"

" R-ray?! A-aku tidur sekamar dengan Ray?!" gumam Lily malu-malu. Ray menatap heran.

" Apa yg kalian katakan?" Tanya Ray. " Aku harap kalian tak berpikir yg aneh-aneh"

" T-tuan, ini kunci ruangannya" pelayan itu memberikan kunci pintu Dengan ragu. " S-selamat bersenang-senang"

" Apa maksud perkataan mu itu?!!" Balas Ray. Akhirnya ia mengerti apa yg dipikirkan pelayan itu " jangan berpikir yg aneh-aneh!!"

Dengan langkah yg berat, Ray dan Lily bergegas masuk ke kamar yg mereka pesan. Ray langsung merebahkan badannya diatas kasur. Begitu juga dengan Lily. Setelah petualang yg mengerikan itu, mereka jadi lupa seperti apa nyamannya tidur diatas kasur yg empuk.

" Hey Lily.. sebenarnya apa yg kalian pikirkan tadi?" Selidiki Ray.

" Eh?! T-tidak ada..aku hanya sedikit gugup" jawab Lily. Ia mengalihkan pandangannya dari Ray.

" Apa yg terjadi? Kau berubah setelah keluar dari Dungeon itu..kau jadi lebih feminim" ucap Ray " apa terjadi sesuatu?"

Lily terdiam.lalu tersenyum kearah Ray

" Aku hanya merasa kau telah melindungiku..jadi aku agak sedikit gugup kalau bersama mu" jawab Lily " rasanya seperti hati berdebar dan berdegup cepat jika bersamamu.."

" Begitu ya..."

" Kalau begitu Ray.." ucap Lily " apa kau bisa menemani ku sekarang? Aku ingin membeli beberapa barang disini"

" Ya, baiklah. Kurasa itu ide bagus" jawab Ray.

Mereka pun keluar untuk membeli beberapa barang yg akan berguna untuk perjalanan mereka kedepannya.

Tak terasa berjam-jam mereka berbelanja. Hari sudah semakin gelap. Saatnya kembali ke penginapan. Awalnya begitu, sampai mereka menemukan sesuatu yg mengubah rencana mereka.

Saat berjalan melewati sebuah gang, Ray dan juga Vixy merasakan sesuatu.

" Kau merasakannya Vixy?" Tanya Ray.

" Ya, aku merasakannya. Ada pertarungan kecil didekat sini" jawab Vixy " dan itu tak terdengar seperti duel"

" Ayo kesana !" Ucap Lily. Seperti biasa, ia masih penuh semangat.

Mereka bergegas mendekati sumber suara. Gang demi gang mereka lalui. Sampai akhirnya mereka tiba di asal suara itu. Disana mereka melihat seorang pemuda berambut putih yg mengenakan jubah hitam di serang oleh seorang gadis setengah serigala. Gadis itu menggunakan tombak panjang dan menebasnya dengan buas. Tapi kelihatannya pemuda itu hanya menahannya. Artinya gadis itu menyerang pemuda itu tanpa memberinya kesempatan melawan balik.

" Vixy, bantu dia!" Ucap Ray

" Siapa? Yg mana yg harus ku bantu?!"

" Pemuda dengan rambut putih!"

Vixy keluar dengan belati kecilnya. Ia maju dan membuat dua orang itu terpisah jauh. Gadis itu tampak terganggu dengan kehadiran Vixy. Mereka bertiga terdiam saling siaga. Saat mereka maju, tiba-tiba pemuda tadi bergerak menembakkan sesuatu kearah Vixy sampai membuatnya terhempas. Untungnya Vixy berhasil menangkis serangan itu.

" Hey rambut perak?! Apa yg kau lakukan?! Kami ada di pihak mu!!" Teriak Vixy emosi

" Kami?"

Dari arah lain, Lily muncul dengan pedang nya dan membuat gadis serigala itu mundur menjauh. Saat itulah Ray maju menggunakan double dragon Sword dan menyerang gadis itu. Lily juga ikut maju dan membantu. Gadis itu terlihat sangat marah. Ia bergerak dengan cepat hendak melarikan diri. Lily mengejar nya. Tapi sepertinya gadis itu tak ingin kabur tanpa memakan korban. Sebelum ia kabur, ia melompat ke belakang Lily dan menebaskan tombaknya ke punggung Lily. Ia mengerang kesakitan.

" Lily!!" Teriak Ray

" Itu akibatnya kalau kau mencampuri urusan orang lain" ucap gadis itu. " Kurosaki Shiro, selanjutnya aku pasti akan membunuhmu"

Setelah mengucapkan kata-kata itu, ia pergi tanpa merasa bertanggung jawab sedikitpun. Ray berusaha menolong Lily yg terluka parah itu. Vixy segera memberikan pertolongan pertama.

" Lily, bertahanlah. aku pasti akan menyelamatkan mu" ucap Ray.

pemuda berambut putih tadi datang menghampiri mereka. bersamanya, dua orang gadis datang menghampiri. satu gadis setengah kelinci, dan satunya lagi gadis kecil berambut pirang panjang.

" apa dia baik-baik saja?" tanya pemuda itu.

" lukanya cukup dalam..." jawab Ray. pemuda itu menoleh ke arah gadis berambut pirang.

" Yami, kau bisa menyembuhkan nya?" tanyanya.

" akan kuperiksa..."

gadis berambut pirang yg dipanggil ' Yami ' itu datang mendekati Lily. ia memeriksa luka di pinggang Lily layaknya dokter sungguhan.

" lukanya cukup dalam..tapi ia masih bisa selamat" ucapnya.

" Sophie, angkat dan bawa dia ke rumah sakit" ucap pemuda itu lagi. gadis setengah kelinci merespon.

" a-aku? kenapa harus aku?" tanyanya.

" lakukan" kali ini pemuda itu menatap sinis ke gadis yg ia panggil Sophie barusan.

" b-baiklah..."

mereka pun membantu kami mengantarkan Lily ke rumah sakit. Lily akan diobati oleh dokter sungguhan. sedangkan kami menunggu di luar ruangan. tapi, Ray merasa seperti pernah melihat orang ini.

" terimakasih telah menolongku" ucap Ray. " namaku Ray Rayvold.. petualang baru..dan gadis tadi itu temanku, Lily.."

" namaku Kurosaki Shiro..." jawab pemuda itu. Ray sedikit tersentak. nama itu, itu nama yg orang yg ia temui di mimpi waktu itu.

" Kurosaki... Shiro?" tanya Ray.

" namaku Yami, dan gadis ini Sophie" ucap gadis bernama Yami memperkenalkan diri.

" Yami, dan Sophie.." gumam Ray. " ngomong-ngomong apa yg kalian lakukan disini? setahu ku ini bukan tempat untuk manusia seperti kalian"

" aku DemiHuman lho" protes Sophie.

" kami hanya lewat.." jawab Shiro

" kau juga, apa yang kalian berdua lakukan disini?" tanya Yami. "bukankah kalian juga manusia?"

Ray terdiam sejenak.

" aku tidak tahu..." Jawa Ray. Yami dan Sophie menatap heran. " aku dan empat orang temanku masuk ke sebuah Dungeon di dekat desa kami..dan saat kami menyelesaikannya, kami di teleport ke tempat ini..."

" Dungeon?" tanya Shiro. ia yg sejak tadi tak peduli mulai tertarik. " Dungeon apa itu?"

" aku tidak tahu.."

Yami dan Shiro saling memandang. sepertinya mereka mengetahui sesuatu.

" oh ya, tadi kau bilang masuk bersama empat orang temanmu kan?" tanya Sophie " lalu tiga lainnya dimana?"

Ray terdiam sebentar.

" mereka sudah terbunuh" jawab Ray lesu.

" eh? m-maaf aku, aku tak bermaksud membuatmu bersedih" ucap Sophie bersalah.

" Ray, apa kau tahu tentang pasukan penakluk Dungeon?" tanya Shiro. tentu saja Ray yg orang desa itu menggeleng tak tahu.

" aku tidak tahu hal seperti itu" jawab Ray

Shiro menghela nafas.

" sepertinya aku harus memberitahumu tentang hal itu..." keluh Shiro " persiapan telingamu jika kau benar-benar ingin tahu"

" di dunia ini terdapat legenda tentang raja iblis yg tersegel di suatu tempat. tempat itu bernama Ainfer-Falls. dan ada kabar kalau segel itu akan segera terlepas ketika gerhana bulan tahun ini. karena itu kerajaan Human memanggil beberapa orang untuk menjadi relawan melawan raja iblis itu. mereka adalah orang-orang yg dipanggil dari dunia lain dan dipaksa untuk mengemban tugas berat itu. aku termasuk dari orang-orang itu.." jelas Shiro. " raja iblis itu disegel di Ainfer-Falls. karena itu mereka harus bisa membunuhnya sebelum ia kembali bangkit. tapi sebelum mengalahkannya, kami harus mencari kunci untuk membuka segel yg melindungi tempat itu. tanpa kunci itu kami tak bisa masuk ke Ainfer-Falls. kunci-kunci itu berada di empat tempat yg berbeda. dan empat tempat yg menyimpan kunci itu dinamakan legenda Empat Dungeon Besar. Dungeon pertama berada di wilayah Human, dan aku baru saja menyelesaikan nya. yg kedua ada di wilayah DemiHuman. yg ketiga di wilayah Elf. dan yg ke empat ada di wilayah Demon.."

Ray mendengar penjelasan itu dengan seksama.

" jadi ancaman seperti itu memang benar-benar ada..lagi pula Ainfer-Falls itu..." gumam Ray. ia menoleh ke arah Shiro. " selain itu..apa kau benar-benar berasal dari dunia lain?"

" tentu saja, lagi pula untuk apa aku berbohong?" jawab Shiro

" dan tangan besi itu?" tanya Ray lagi.

" jangan banyak bertanya, kami harus segera kembali ke penginapan" jawab Shiro. sepertinya ia menolak menjawab pertanyaan Ray barusan.

sebelum pergi, ia memberikan sebuah peta. sepertinya itu peta kuno.

" ini..peta?"

" ambillah, kurasa itu akan berguna untuk perjalanan kalian" ucap Shiro.

" terimakasih..."

setelah itu, mereka meninggalkan Ray yg masih menunggu Lily diobati.

Nächstes Kapitel