"Braaaakk.....!!!"
"Graakkk.....!!!"
Suara hembusan angin yang menghempas kain tenda berisi lalu lalang orang berjalan.
Mimpi Sherlock yang memimpikan Keluarga Watson yang berada di rumah baru yang diinginkan Watson sejak dulu.
Senyum senyap yang diberikan Watson ini membuat Sherlock lupa diri.
" Tokk...tokk..!!"
Suara ketukan pintu mengakhiri suasana riang gembira ini.
Sherlock pun menengok.
Membuka pintu.
Tetapi tak ada orang dibalik pintu tersebut.
Saat berbalik.
Sherlock terpana ketakutan.
Mata merah memandanginya sambil mengangkat tubuh Watson dengan menjerat tangan ke leher Watson.
"Jannggggaaannn.....!!!??", panik Sherlock.
Akhirnya, Sherlock terbangun dari mimpi buruk.
Setengah tubuh atasnya diperban karena luka benturan.
" Pak Sherlock...!!!"
" Kamu baik saja?!", tanya seorang wanita tua yang duduk di sampingnya.
Ternyata Nenek Tom.
Teringat Watson.
Sherlock bergesa bangun berdiri.
Keluar dari tenda medis.
Sinar matahari siang hari ini menyilaukan mata Sherlock.
Pemandangan kerumunan orang yang terluka dan lalu lalang orang berlari.
Sherlock memandangi satu per satu orang.
Berlari menuju ke arah Rumah Sakit tempat Watson dirawat.
Terkejutlah.
Rumah Sakit telah menjadi reruntuhan bangunan yang diselimuti arang hitam hangus.
Sherlock berusaha mengais dan terus menerus mengais bekas-bekas kebakaran.
Kucuran air mata pun keluar dari kelopak mata Sherlock.
Rasa sedih tak tertahan ini tak sebanding dengan rasa sakit pada tangan Sherlock yang menahan rasa panas bekas kebakaran.
" Apa yang kamu lakukan, Pak?!!!", teriak seorang yang melihat Sherlock di dalam reruntuhan Rumah Sakit.
Pria tak dikenal berpakaian dokter ini menghampiri Sherlock.
" Disini sudah ada orang!? "
" Sudah dievakuasi ke sana?!", jelas pria tersebut.
Sherlock pun berlari menuju arah tersebut.
Terlihat deretan mayat-mayat tertidur di alas tikar.
Mayat yang menghitam dan berdarah hangus.
Perlahan-lahan Sherlock memeriksa satu per satu.
Tak satu pun ditemukan bekas-bekas yang dikenal Sherlock.
Terus menerus memeriksa sembari bolak-balik.
Perasaan tak kuat menghentikan langkah kakinya.
Tersungkur berlutut pada tanah.
"Aaaaahhhhhhhh.....!!"
"Aaagghhhhhh..!?!"
Teriakan tangisan Sherlock.
Memikat orang-orang sekitarnya.
Sherlock tak mengenal satu pun mayat yang diduga Watson.
" Pak Sherlock!!", panggil Ayah Tom.
" Turut berduka cita!! "
Ayah Tom memberi keranjang dengan puluhan tangkai bunga kepada Sherlock.
" Berikan setiap korban ini setangkai bunga, Sherlock!!!", ujar Ayah Tom.
Sherlock melihat beberapa orang yang juga bersedih ini memberi setangkai bunga pada mayat terbakar.
Tak kuat berdiri karena efek suntikan pereda sakit dan perasaan sangat sedih.
Sherlock akhirnya tumbang jatuh ke tanah.
" Sherllloooockkk....!!!??", panik Ayah Tom.
Sherlock tertidur pulas selama tiga hari dua malam lamanya.
...
Malam Bulan Purnama menghiasi langit yang gelap.
Cahaya Rembulan menyinari bukit hijau yang memandangi laut biru tua.
Sherlock duduk termenung mulung pada gundukan batu di atas bukit.
Tak bermuka sedih.
Tak bermuka senang.
Hanya mulung terdiam.
Sherlock dapat melihat kejauhan sebuah pelabuhan yang padat orang diterangi obor api dengan sedikit lampu listrik.
Angin dingin yang menempel pada tubuh Sherlock ini tak dirasakan olehnya.
" Crecckk...!!!
"Creiiskkk...Criik!!!"
Suara langkah kaki tampak berlari ini terdengar di belakang punggung Sherlock.
" Paman...!!!?"
" Jangan sedih!!", pinta Tom sembari memegang wajah Sherlock dengan dua tangan mungilnya.
Permintaan Tom tak didengar oleh Sherlock.
Sherlock tetap mulung sambil memandangi pelabuhan kapal.
Tom tak menyerah.
Mengeluarkan sebuah kalung yang melilit leher Tom.
" Ini paman...buat paman...!!", pinta Tom sambil membuka telapak tangan Sherlock.
Sherlock melihat kilauan yang disinari cahaya bulan di tangannya.
Ternyata sebuah Koin Emas yang berukir Dewi Athena yang ditempelkan dengan tali kalung.
Tatapan kagum melihat koin tersebut.
Membuat Sherlock terus melihat setiap sisi Koin Emas Dewi Athena.
" Darimana kamu dapat?!", tanya Sherlock
Tom senyum bahagia karena akhirnya Sherlock menyapanya.
" Ini punya mamaku!!! ", jelas Tom.
Sherlock berpikir.
Tom pun dipeluk oleh Sherlock karena peduli memberikan barang berharganya kepadanya.
" Tak perlu, Tom!!!?"
" Ini punya ibumu....barang paling berharga dalam hidupmu!!!?", tolak Sherlock.
Tom menolak lagi.
" Mama bilang....Untuk berikan kalung ini kepada orang yang duduk di batu bukit.!!!"
" Aku setiap hari setiap malam...mampir ke sini!!!! ", jelas Tom
" Ternyata paman yang duduk disini!!!"
" Jadi....ini punya paman...kata mama....ini punya paman...!!!?", lanjut Tom.
Sherlock pun tak dapat menolak.
Karena ini wasiat Ibu Tom.
Koin Emas Dewi Athena ini kembali ditatap oleh Sherlock.
Kedipan cahaya seperti memanggilnya.
Menganggu mata Sherlock.
Muncul dari arah pelabuhan.
Sherlock pun terdiam sangat serius.
Menatap dengan tajam ke arah pelabuhan.
Melihat rombongan orang berpakaian tuksedo ini membopong tandu ditidur oleh orang yang terluka dan diperban.
Hendak menaiki kapal pelabuhan.
Ternyata kedipan cahaya itu berasal dari gelang buatan Sherlock.
Terpasang pada tangan Watson saat di rumah sakit.
Sherlock pun berdiri.
Berlari kencang meninggalkan Tom di bukit.
"!!!!???", pikir Tom