webnovel

Lahir Kembali Selamat Datang White Dove

Brosko pergi ke Caffetaria dan berusaha menahan rasa sakit diwajahnya dan Lous pun muncul sembari berkata,"Maafkan aku yang sudah bertindak ceroboh dan menendang wajahmu begitu mendadak,aku tau aku memang bersalah karena menendangmu begitu tiba-tiba aku tidak tahu harus apalagi karena ditunjuk sebagai pimpinan divisi kavaleri,"

Brosko hanya diam seribu bahasa dan Lous yang melihatya hanya bisa pergi sembari menahan penyesalannya sebelum pergi meniggalakan Caffetaria Brosko menyilangkah tangan dan berkata,"Lous"

Lous pun berhenti dan Brosko pun berkata

"Lous, aku memahami bahwa kau merasa bersalah atas tindakanmu yang ceroboh dan menendangku tiba-tiba. Aku ingin kau tahu bahwa aku tidak memendam dendam terhadapmu. Kita semua terkejut dengan pergantian pimpinan yang mendadak ini, termasuk aku."

Brosko melanjutkan dengan suara yang tenang, "Kita perlu menghadapi situasi ini dengan kepala dingin dan saling mendukung. Aku yakin kau memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin yang baik bagi divisi ini. Jadi, mari kita bekerja sama untuk mencapai tujuan kita dan membawa divisi ini ke tingkat yang lebih baik.dan aku yakin kita memiliki potensi masing-masing"

Ia memberikan senyuman kecil sebagai tanda persahabatan. "Kita telah melewati banyak hal bersama, Lous, dan aku tahu bahwa kita dapat melewati tantangan ini juga. Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri. Mari kita buktikan kepada mereka bahwa pergantian pimpinan ini tidak akan menghancurkan semangat dan kerja keras kita."

Brosko menghentikan kata-katanya sejenak, memberikan waktu bagi Lous untuk menyerap apa yang telah ia katakan. Kemudian ia menambahkan, "Aku tahu kau memiliki keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan. Jangan ragu untuk meminta bantuan jika ada yang perlu dibahas atau dikerjakan bersama. Kita adalah tim, dan kita akan melalui ini bersama-sama."

kemudian Brosko dengan wajah kesal berkata,"Ini sakit sekali tolong jangan lakukan hal ini lagi Kapten"

Lous pun berbalik badan dengan senyuman lebar, menjawab sambil mengangkat kedua tangannya dengan sikap bertobat, "Baik, baik, Brosko! Maaf ya, aku janji tidak akan menendangmu lagi. Aku akan mengganti tindakan cerobohku dengan hal yang menarik dan mungkin akan membuat kita akrab seperti yang dulu!"

Kedua orang itu saling tertawa, meredakan ketegangan di antara mereka. Lous melanjutkan dengan nada ringan, "Tapi, Brosko, ingatlah bahwa kecerobohanmu juga bisa memancing reaksi spontan dari teman-teman kita yang lain. Jadi, sebaiknya berhati-hati karena rekan yang lain mungkin akan memperlakukanmu lebih parah"

"Seperti Jeniffer?"Tanya Brosko,dan Lous pun menjawabnya dengan anggukan sembari tertawa dan berkata,"Yaaa..seperti itu lah".

disisi lain Jeniffer pun tersadar dari Pingsannya dan menyadari Bahwa ia berada di dalam kamar Kara,kemudian Kara pun datang sembari menangis,melihat hal itu Jeniffer pun kebingungan dan berkata,"Ada apa kapten?",Kara hanya memberikan Sepucuk Surat bernoda darah yang merupakan surat terakhir dari Gourment sebelum dieksekusi mati Oleh Pasukan Hantu merah

Jeniffer, terdiam dan bingung, mengambil surat tersebut dengan hati yang berdebar. Matanya terpaku pada noda darah yang mengotori kertas surat tersebut, menyadarkan dirinya akan kehilangan yang besar. Hatinya terasa berat, dan kesedihan mendalam menyelimuti pikirannya.

Jeniffer, dengan tangan yang gemetar, membuka perlahan surat terakhir dari Gourment. Hatinya dipenuhi kegelisahan dan kecemasan akan apa yang mungkin terungkap di dalamnya. Noda darah yang mengotori surat itu membuatnya semakin gelisah, dan dadanya terasa berat.

Setiap kata yang tertera di kertas surat itu tampak berharga dan penuh arti baginya. Matanya terus memindai setiap baris, mencoba memahami maksud dan pesan terakhir yang ingin disampaikan oleh Gourment. Setiap kalimat menyentuh hatinya, dan air mata tak terbendung mulai mengalir di pipinya.

Jeniffer, masih dilanda kesedihan yang mendalam, merasakan keinginan kuat untuk menyalahkan Kara atas kehilangan Gourment. Penuh dengan emosi yang membara, ia merasa bahwa Kara harus bertanggung jawab atas apa yang telah terjadi.

Dalam keadaan hati yang labil, Jeniffer mendekati Kara dengan tatapan yang penuh kemarahan. Ia berusaha menahan rasa sakitnya, namun kata-kata penuh kemarahan sudah terbentuk di bibirnya. Namun, ketika matanya bertemu dengan tatapan sedih dan penuh penyesalan dari Kara, sesuatu dalam diri Jeniffer bergetar.

Kara, yang telah menyadari bahwa dia telah membocorkan rahasia markas kepada pihak Khorkan, tidak mencoba untuk membela diri. Ia merasa bersalah dan merasa bahwa kesalahannya telah menyebabkan kejadian tragis ini terjadi. Air mata mengalir dari matanya, mencerminkan penyesalan yang mendalam.

Melihat kesedihan dan penyesalan yang tulus dari Kara, Jeniffer merasa kebingungan. Ia menyadari bahwa ini bukan hanya kesalahan Kara semata, tapi keputusan yang diambil oleh Dewan Peradilan yang akhirnya menyebabkan kematian Gourment. Rasa marah dan ketidakadilan yang sebelumnya memenuhi pikirannya mulai berkurang.

Kara dalam tangisnya hanya mengucapkan kalimat,"Maafkan aku",Jennifer pun mencoba untuk memeluk Kara erat-erat, mencoba meredakan kesedihan yang melanda mereka berdua. Dalam keheningan, Jennifer berkata dengan suara lembut, "Kara, aku tahu ini bukanlah kesalahanmu sendiri. Kita semua terjebak dalam alur kejadian yang tak terduga. Kita harus bersama-sama melewati masa sulit ini dan mendukung satu sama lain. Kau bukanlah seorang pengkhianat, dan Kita akan mengatasi semua ini bersama-sama."

Dalam hari yang kelam itu, kesedihan dan kepedihan menyelimuti Kara dan Jennifer. Mereka merasa kehilangan yang begitu dalam, seakan-akan sebuah bagian dari hati mereka telah dicabut secara paksa. Tiap hembusan napas terasa berat, tiap langkah terasa terbebani oleh duka yang menghampiri.

Mata mereka penuh dengan air mata yang tak berhenti mengalir, menandakan betapa dalamnya rasa kehilangan yang mereka rasakan. Tidak ada kata-kata yang mampu menggambarkan betapa hampa dan terpukulnya hati mereka. Hanya dalam pelukan satu sama lain, mereka menemukan sedikit kelegaan dalam tengah kegelapan yang menyelimuti.

Mereka tahu bahwa proses penyembuhan akan membutuhkan waktu yang panjang. Namun, mereka bersumpah untuk saling mendukung dan menguatkan satu sama lain, menghadapi hari-hari yang sulit di depan. Kehilangan Gourment tidak akan pernah terlupakan, namun mereka akan menjaga kenangan dan semangatnya tetap hidup dalam hati mereka, sebagai cahaya yang terus menyinari jalan yang harus mereka tempuh.

disisi lain.....

Gourment dibawa menuju Markas Rahasia milik Pasukan hantu merah yang terletak tidak jauh dari Markas Rahasia Divisi Horns Retaliation

Gourment berada dalam keadaan takjub saat memasuki Markas Rahasia Pasukan Hantu Merah. Suasana tempat tersebut begitu gelap dan misterius, terhimpun dengan peralatan dan fasilitas yang memadai untuk pelatihan seorang pasukan mata-mata yang handal.

Di sekelilingnya terdapat ruangan rahasia yang dipenuhi dengan berbagai peralatan canggih, seperti komputer superkuat, perangkat penyadap komunikasi, dan berbagai alat intelijen lainnya. Dinding-dindingnya dilengkapi dengan layar besar yang menampilkan berbagai peta, data intelijen, dan gambar-gambar target.

Gourment melihat ada ruangan latihan yang dilengkapi dengan berbagai macam perlengkapan dan perangkat simulasi. Ada tangga, rintangan, dan bahkan ruangan khusus untuk melatih teknik infiltrasi. Semua ini menunjukkan betapa serius dan profesionalnya Pasukan Hantu Merah dalam melaksanakan tugas mereka.

Gourment merasakan getaran energi yang kuat di udara, seolah-olah Markas Rahasia ini memiliki aura sendiri. Ia dapat merasakan semangat dan dedikasi para anggota Pasukan Hantu Merah yang pernah melangkah di tempat ini. Tempat ini bukan hanya tempat latihan biasa, tetapi juga menjadi tempat di mana para pejuang mengasah keterampilan dan menempa keberanian mereka.

Dalam keadaan takjub, Gourment merenung tentang tugas berat yang menantinya sebagai anggota Pasukan Hantu Merah. Ia merasa terhormat dan bertekad untuk membuktikan dirinya sebagai seorang yang layak. Di tengah lingkungan yang penuh dengan peralatan dan tempat latihan yang memadai, Gourment merasa semangatnya terbakar dengan api yang baru, siap untuk menghadapi tantangan dan menjalankan tugasnya dengan dedikasi yang tinggi.

kemudian seorang wanita yang dijumpainya beberapa waktu yang lalu pun muncul berkata,"Selamat datang anak baru"Ucap seorang wanita dengan menggunakan jubah merah berambut panjang serta mata yang berwarna kuning."namaku adalah Mayrie dan tugasku adalah mengenalkanmu sebagai seorang anggota divisi yang baru"Ucap Mayrie.

kemudian ia memerintah beberapa pasukkan membawakan peralatan Gourment untuk digunakkan dalam berbagai misi rahasia Pasukan hantu Merah dan dalam kotak peralatan tersebut ada sebuah topeng berwarna putih dan diatasnya berlambang Merpati.

"Kenapa?,Kau Bingung?"Kau akan menjadi mediator pasukan intai ini lebih tepatnya kau akan menggantikan Mordon yang waktu itu terbunuh."Ucap Mayrie.

Gourment pun terdiam seribu bahasa mendengar kata terbunuh dan ia pun dengan tangan bergetar menerima kotak peralatan tersebut semakin membayangkan hal yang mengerikan ia hanya berusaha untuk menerima kotak tersebut dengan hati yang mantap ,kemudian Sabrina datang dan berkata,"Bukan waktumu untuk menerima tanggung jawab itu,"Suara Sabrina membuat yang lain menoleh kearahnya,Mayrie pun hanya mendecikkan mulutnya mengetahui kejadian tersebut.

"Kau bukan mengirim anak ini untuk misi bunuh diri bukan?,dia akan dilatih dahulu sebelum menerima misi ini,dan Kematian Mordon bukan untuk candaan dia mati karena keteledorannya sendiri dalam misi"Ucap Sabrina.

Setelah kejadian yang mengejutkan tersebut, Gourment menemukan dirinya tengah menjalani pelatihan khusus yang diselenggarakan oleh Pasukan Hantu Merah. Pelatihan itu bertujuan untuk mempersiapkannya secara intensif sebelum dia benar-benar menjalani misi sebagai pengganti Mordon.

Gourment menekuni pelatihan dengan tekad yang kuat, melewati serangkaian ujian fisik, latihan pertempuran, pelatihan taktik, dan simulasi situasi perang. Ia ditempa untuk menjadi mata-mata yang handal, tangguh, dan cerdas dalam menghadapi berbagai risiko dan ancaman.

Selama pelatihan, Gourment bertemu dengan instruktur-instruktur yang berpengalaman dari Pasukan Hantu Merah. Mereka mengajarkan kepadanya berbagai teknik penyamaran, pengintaian, infiltrasi, dan komunikasi rahasia. Gourment juga dilatih untuk menguasai senjata-senjata khusus dan memanfaatkan teknologi canggih yang digunakan dalam operasi rahasia.

Meskipun pelatihan tersebut sangat menantang, Gourment terus berjuang dan berusaha keras untuk menguasai setiap keterampilan yang diajarkan. Ia melampaui batas-batasnya dan membuktikan kemampuannya dalam setiap aspek tugasnya. Semangatnya yang luar biasa dan dedikasinya yang tinggi membuatnya mendapatkan pengakuan dari instruktur dan rekan-rekannya.

Saat tiba pada ujian akhir pelatihan, Gourment dipertemukan dengan seorang instruktur misterius yang dikenal sebagai Craux. Craux adalah anggota senior Pasukan Hantu Merah yang terkenal dengan keahliannya dalam strategi dan pertempuran. Ujian akhir ini menjadi kesempatan bagi Gourment untuk menguji semua yang telah ia pelajari selama pelatihan.

Pertemuan dengan Craux tidaklah mudah. Mereka terlibat dalam serangkaian simulasi pertempuran yang mempertaruhkan segalanya. Gourment harus memanfaatkan kecerdikan dan keterampilannya untuk menghadapi setiap tantangan yang diberikan oleh Craux. Ia terus berjuang, menunjukkan keberanian dan kegigihan yang luar biasa.

Namun, ujian akhir ini juga mengungkapkan ketegangan dalam diri Gourment. Ia merasa dirinya belum sepenuhnya siap dan meragukan kemampuannya untuk menggantikan Mordon. Ketidakpastian itu hampir merayap ke dalam pikirannya, mengganggu fokusnya dalam pertempuran.

Namun, dengan dorongan dari Craux dan tekad yang kuat, Gourment berhasil mengatasi ketakutannya dan menunjukkan kemampuan yang luar biasa. Ia menghadapi setiap rintangan dengan kepandaian dan keberanian, membuktikan dirinya sebagai anggota yang pantas menjadi pengganti Mordon.

Setelah pertempuran yang sengit, Gourment akhirnya berhasil mengalahkan Craux. Saat itu, mereka saling menatap dengan penuh penghormatan dan pengakuan.

Setelah pertempuran selesai, Craux yang dulu dianggap sebagai sosok misterius memberikan senyuman tipis kepada Gourment. Matanya yang tajam dan penuh pengalaman menceritakan banyak cerita, sementara senyumnya menggambarkan penghargaan dan pengakuan atas usaha dan ketekunan Gourment.

Craux menghampiri Gourment dengan langkah mantap, lalu ia berkata dengan suara yang penuh otoritas dan kehangatan, "Selamat, White Dove. Kau telah melewati ujian dengan gemilang. Perjalananmu di sini belum berakhir, namun kau telah membuktikan dirimu sebagai seorang yang pantas untuk mewarisi peran Mordon. Dalam hati yang tulus dan niat yang suci, kau akan menjadi penyampai pesan damai di tengah perang yang kejam."

Mendengar ucapan itu, Gourment merasakan kombinasi antara rasa lega dan rasa hormat yang mendalam. Dia merasa bahwa perjuangannya selama ini telah diakui dan dia mulai memahami bahwa keheningan Craux bukanlah kejadian yang mencerminkan ketidaktertarikan, melainkan cara Craux menghormati proses pembelajaran dan kesungguhan Gourment.

Dalam diam, Gourment menatap Craux dengan rasa terima kasih yang mendalam. Ia merasa terinspirasi dan bersemangat untuk melanjutkan perjalanan sebagai anggota Pasukan Hantu Merah, menjadi penyampai pesan damai dalam peperangan yang penuh kekerasan.

Setelah beberapa minggu menjalani pelatihan intensif, Gourment dipanggil ke ruangan Sabrina. Dengan perasaan campuran antara gugup dan antusias, ia memasuki ruangan tersebut. Di dalamnya, Sabrina duduk di belakang meja dengan serius, sementara Mayrie berdiri di sisinya sebagai Wakil Komandan Divisi Hantu Merah.

Sabrina menatap Gourment dengan tatapan tajam dan berkata, "Selamat, White Dove. Kau telah menyelesaikan pelatihan dasar dengan sukses. Kini saatnya kau mengambil langkah selanjutnya dalam peranmu sebagai anggota Pasukan Hantu Merah Divisi Perdamaian."

Mayrie, yang berdiri di samping Sabrina, tersenyum penuh semangat. "Benar, Gourment. Kau telah membuktikan dirimu sebagai anggota yang berbakat dan penuh potensi. Kami bangga memilikimu sebagai bagian dari Pasukan Hantu Merah Divisi Perdamaian."

Gourment merasa hatinya berdesir ketika mendengar kata-kata tersebut. Di luar ruangan, suara bergemuruh pecah dari para anggota Pasukan Hantu Merah yang berkumpul di sekitar markas. Teriakan sorak-sorai menggema, "Selamat atas pengangkatanmu White Dove!"

Sabrina dan Mayrie melihat dengan bangga saat Gourment mengambil langkah maju sebagai White Dove. Mereka percaya bahwa Gourment akan menjadi anggota yang tangguh dan berperan penting dalam menjaga perdamaian dan keadilan.

Gourment melangkah keluar dari ruangan Sabrina dan Mayrie, disambut dengan tatapan penuh harapan dan senyum dari rekan-rekannya. Ia merasakan kehangatan dan dukungan dari seluruh anggota pasukan. Ia merasa terhormat dan bertekad untuk menjalankan tugasnya dengan baik sebagai anggota Pasukan Hantu Merah Divisi Perdamaian.

Satu per satu, anggota Pasukan Hantu Merah mengangkat tangan mereka dan memberikan hormat kepada Gourment yang kini telah berubah identitasnya menjadi White Dove. Di sepanjang koridor markas, suara tepuk tangan dan sorakan penghargaan mengisi udara. Wajah-wajah yang sebelumnya misterius dan serius, kini terlihat penuh pengakuan dan kekaguman terhadap White Dove yang baru.

Gourment merasakan kehangatan dan dukungan dari setiap anggota pasukan. Ia merasa terharu dan terhormat atas pengakuan mereka terhadap perubahannya. Ia mengangkat kepalanya dengan bangga, menyadari bahwa tanggung jawabnya sebagai White Dove bukanlah sesuatu yang ia hadapi sendirian, tetapi sebagai bagian dari sebuah tim yang kuat dan solid.

Dengan rendah hati, Gourment menjawab penghormatan dengan mengangkat tangannya dan melihat setiap anggota pasukan dengan penuh rasa syukur. Ia merasa didukung oleh keluarga baru yang hadir untuk menjaga perdamaian dan menebar keadilan.

Saat sorak-sorai penghormatan mereda, Gourment melangkah maju dengan mantap. Dalam hatinya, ia bertekad untuk menjunjung tinggi nama White Dove dan melaksanakan tugasnya dengan penuh dedikasi dan keberanian. Ia siap untuk menjalani misi-misi yang akan menguji kemampuannya sebagai anggota Pasukan Hantu Merah Divisi Perdamaian, serta menjaga prinsip-prinsip perdamaian dan keadilan yang mereka junjung tinggi.

Nächstes Kapitel