webnovel

Semakin Genting

Dengan rencana yang sudah kami siapkan, sekarang saatnya Harry untuk memulainya.

"Harry, kamu siap?" tanya Claire dan Harry mengangguk meskipun sangat terlihat bahwa dia gugup.

Aku memberi aba-aba menggunakan jariku, satu, dua...

Tar! Tar! Tar!

Crrrkkk! Trass!

"Oh sial apa itu!?" aku terkejut mendengar suara pecahan kaca didekatku dan segera berlindung dibalik dinding, orang itu menembaki kami.

"Dia tahu kita ada disini?" geram Harry.

"Mungkin dari tadi dia sudah tahu seperti apa keadaan kita di dalam" bisik Claire.

Namun yang kami dengar dan lihat tidak seperti yang kami harapkan, orang di depan gerbang itu sekarang semakin banyak dengan senjata mereka layaknya pembunuh brutal. Semua dari mereka memegang senapan.

"Mereka sepertinya segerombolan orang dalam satu geng, kita tidak bisa melawan mereka" ujar Harry.

Aku mencoba mengintip, orang-orang itu mencoba membuka gerbang mansion. Sial, mereka sebentar lagi masuk bahkan ada yang memanjat tembok dan berhasil masuk sambil terus menembaki kaca jendela mansion.

"Ayo keluar lewat belakang!" Claire mengajak kami menuju pintu belakang untuk melarikan diri.

"Kak, rencanaku buruk... Aku membawa kalian kedalam bahaya" desah Mondays merasa bersalah namun aku menolaknya karena itu bukan salahnya, sama sekali bukan.

"Itu bukan salahmu, Mondays. Rencana akan berjalan lancar seandainya gerombolan geng itu tidak muncul"

Kami sampai di pintu belakang dan Claire hendak membuka pintunya namun pintunya tiba-tiba terbuka ditendang pria misterius yang ada di depan gerbang tadi.

"Sial! Menyingkirlah!" Harry menabrak pria itu dan membenturkannya ke dinding namun pria itu bukan orang lemah segera dia menghantam dagu Harry hingga dia terjerembab ke lantai.

"Harry!" jerit Claire langsung mengarahkan revolvernya ke pria itu.

"Hentikan! Aku bukan orang jahat... Aku hanya ingin berlindung, aku tidak berniat menyakiti kalian" pria itu angkat tangan dan menjatuhkan ranselnya serta senjatanya.

Kami belum tahu siapa dia karena dia menggunakan masker bermotif tengkorak yang terlihat hanya matanya.

"Tunggu Claire," aku menurunkan tangan Claire agar dia tidak mengeker orang itu.

"Kau, sepertinya aku mengenalmu" Claire, Harry dan Mondays terkejut mendengar perkataanku.

Pria itu sedikit membelalakkan matanya menatapku, dia mengenaliku juga dan aku tahu itu namun dia tetap membuang pandangannya dariku.

"Michella? Apa maksudmu... kalian saling kenal? Siapa dia dan kenapa dia menyerang kita" Claire bertanya padaku namun aku diam.

"Ayolah, orang di depan sana bukanlah temanku melainkan musuhku, aku tidak menyerang kalian dan hanya ingin berlindung disini mereka berusaha mencuri perbekalan orang-orang yang mereka temui... Mereka itu bandit, sebelum wabah terjadi mereka beraksi di gang sempit tanpa ketahuan polisi namun saat dunia tak punya peraturan lagi mereka bebas beraksi dimana saja dan mereka terlalu kuat, aku sempat dikejar mereka dan kabur dari mereka saat pagi buta dan sampai disini namun aku tidak menyangka kalau mereka mengikuti aku sampai sini" pria itu menjelaskan.

"Kamu membawa mereka kesini dan membuat kami dalam bahaya! Sekarang apa lagi yang kita tunggu ayo pergi lewat pintu belakang!" Harry segera berdiri dan berjalan tergesa-gesa diikuti Claire.

"Kak, ayo pergi!" ajak Mondays. Aku tetap diam sambil menatap pria itu, berusaha mengetahui identitasnya.

"Apa yang kamu lihat!?" tanya pria itu dengan nada tinggi, sekarang aku tahu siapa dia.

"David!? Kamukah?" Harry dan Claire menghentikan langkah mereka ketika hendak keluar dari mansion.

"Apa? Kalian memang saling kenal!?" Claire benar-benar seperti orang yang menonton film drama saja.

"Tidak punya waktu untuk ini, kita harus pergi... Ayo pergi Mondays" ajak Harry lagi dan lagi kemudian menarik Mondays namun Mondays berontak dan tetap ingin bersamaku.

"Kak, ayo pergi bersama" Mondays menarik lenganku namun aku tetap mematung.

"Michella! Ada apa denganmu!" teriak Claire mengguncang tubuhku membuatku sadar akan apa yang terjadi disini.

"Sial, ini terlalu membuang-buang waktu! Aku akan menahan mereka untuk kalian karena aku yang membawa mereka kesini dan membuat kalian dalam bahaya, sekarang pergilah!" seru pria itu segera menuju lantai atas mansion.

"Ayo Michella!" ajak Claire menarik lenganku namun aku melepaskan genggamannya.

"Kalian pergilah, bawa Mondays dan pastikan dia aman... Aku akan membantu memperlambat orang-orang bersenjata itu" aku hendak mengejar David namun Mondays segera menahanku.

"Kak, bagaimana jika kita tidak bisa bertemu lagi? Terlalu berbahaya dan aku tidak ingin kehilangan kakak" Mondays menangis sambil memelukku.

Kemudian aku membungkuk dan membelai pipi Mondays berusaha menghiburnya.

"Hei, kamu ingat apa kataku saat kita pertama kali bertemu? Anggap saja aku malaikat pelindungmu dan sekarang saat yang tepat untuk memenuhi janji perkataan itu"

"Tapi kakak sudah banyak berkorban untukku" aku tidak bisa lama-lama dengan Mondays, dia terlalu dekat denganku sekarang dan sulit melepaskannya.

"Claire, bawalah Mondays dan jaga dia baik-baik aku janji akan kembali dengan atau tanpa pria itu" aku melepas pelukan Mondays dan hendak menyusul David.

"Sebenarnya siapa dia!? Apakah di begitu penting!?" teriak Claire kepadaku saat menaiki tangga.

"Dia pernah menyelamatkan nyawaku satu kali, Claire. Aku ingin membalasnya kali ini" aku segera lanjut menaiki tangga dan menghilang dari hadapan mereka.

Aku tak menyangka bertemu dengan orang itu lagi...

Saat itu sudah lama sekali aku selalu berusaha menghapus memoriku saat itu.

Namun dia kembali dan mengingatkanku kembali dengan memori sialan itu.

David, aku ingin membunuhmu namun aku tidak bisa melakukannya karena kamu sudah pernah menyelamatkan nyawaku, juga sebelum aku membencimu.

***

-Claire's Path-

"Harry, mansion ini tidak punya gerbang belakang bagaimana kita bisa keluar?" aku benar-benar kebingungan saat ini, otak di dalam kepalaku sepertinya akan pecah karena mendengar keributan suara letusan senjata di depan sana.

"Kita panjat temboknya! Ayo cepat!" Harry segera menyiapkan kuda-kuda dan menunggu kami untuk naik ke atasnya dan memanjat tembok.

"Bagaimana aku bisa memanjat jika menggunakan baju seperti ini!?" betapa bodohnya aku karena lupa mengganti baju tidur ini dengan pakaian yang lebih memadai dalam situasi seperti ini.

"Tak apa nona, aku tidak akan melihat hal yang tidak-tidak! Segera naik!" seru Harry berusaha mempercepat pelarian.

Aku segera menggendong Mondays agar menaiki pundak Harry dan memanjat ke tembok, untungnya anak itu cukup lihai dan dia sudah berada di sisi lain tembok, yaitu diluar halaman mansion.

"Bagaimana dengan Michella?" tanyaku sebelum naik ke pundak Harry.

"Dia bisa menjaga dirinya sekarang cepatlah!" aku mengangguk dan dengan segera melompat ke atas tembok.

"Bagus," aku menjulurkan tanganku untuk membantu Harry naik, setelah itu kami berdua turun bersama dan bisa menarik nafas lega.

"Ayo Mondays," aku mengajak anak itu pergi menuju tempat yang aman namun dia masih enggan pergi jauh dari Michella.

"Mondays, bukankah kak Michella sudah berjanji akan kembali?"

"Ya, tapi... Bagaimana jika dia tidak menemukan kita saat dia mencari kita kesini?" Aku berpikir sejenak, Mondays ada benarnya juga.

Jika kami mencari tempat sembunyi yang jauh nanti Michella akan kesulitan menemukan kami namun jika kami tetap disini para bandit itu tidak akan diam di depan mansion saja pastinya akan memeriksa jalan masuk yang lain apalagi jumlah mereka begitu banyak memungkinkan mereka mengepung mansion.

"Nanti saja pikirkan itu Mondays! Nanti kita kembali lagi kemari kalau sudah sore, yang pastinya situasi seperti ini sudah berlalu nantinya ok?" aku tetap menberikan ajakan ini dan itu namun Mondays selalu menolak.

"Itu terlalu lama, mereka mungkin pergi jauh nantinya" dia tetap menolak dan aku menyerah dan mengangkat bahu ke arah Harry.

Harry tahu apa yang aku kode kan kepadanya, dia menghela nafas panjang dan berbicara pada anak itu.

"Nak, jangan kecewakan malaikat pelindungmu, dia berjuang mati-matian demi kamu dan berusaha agar dirimu tidak terluka, sekarang kamu harus membantu malaikat pelindungmu dengan cara menjauh dari bahaya di mansion, pasti dia akan bangga jika kamu selamat dan aku juga Nona Claire berjanji bersama Michella untuk menjaga dan membawamu ke tempat aman yang berarti itu adalah perintahnya untuk melindungimu yang harus kamu jalankan juga bersama kami... Aku yakin kita akan menemukannya nanti meskipun tidak secepat yang kita kira"

Aku tahu Harry bisa membujuknya karena dia sudah menjadi seorang ayah dan dia mengerti seperti apa cara mengatur dan membujuk anak-anak.

"Baiklah, aku akan membantu Kak Michella tapi aku juga berjanji akan menemukannya lagi" Mondays tersenyum dan berusaha membuat dirinya kuat menghadapi hal ini.

"Bagus, ayo pergi" ujar Harry mengajak kami pergi namun Mondays berhenti lagi, sekarang apa yang dia inginkan?

"Haley! Aku menjemurnya di kap lampu lantai di ruang tamu karena basah, aku tidak bisa meninggalkannya dia sahabatku yang setia!"

"Mondays, kita akan kemari nanti sore dan kita akan mendapatkan... Haley... Siapa itu Haley?" aku sedikit bingung dengan yang Mondays katakan karena tidak ada seseorang bernama Haley di mansion.

"Dia boneka kelinciku, dari dulu dia bersamaku sekarang dia tertinggal" setelah Mondays bicara begitu aku mengangguk tanda mengerti bahwa Haley itu hanya boneka, kukira siapa.

"Kita akan mengambilnya nanti sore saat kita kembali yah, tenang saja dulu"

Mondays mengangguk mendengar usulku dan kami segera memulai pelarian dari mansion karena kami sudah terlalu lama menghabiskan waktu untuk bicara.

Aku hanya bertanya-tanya siapa David? Apa hubungan orang itu dengan Michella? Apakah dia orang yang dekat dengan Michella, aku tidak bisa membiarkan itu terjadi, Michella tetap bersamaku...

Seharusnya aku berjuang juga disana dengan revolverku namun apa guna aku sudah berada diluar sini.

Aku akan kembali, Michella. Meskipun kamu sudah tinggal daging tak bernyawa, aku tetap akan menemukanmu.

Nächstes Kapitel