webnovel

Sabaar..

Mereka menghabiskan hari itu berdua, Randi lebih banyak mendengar cerita gadis kecilnya itu, ternyata Istrinya ini cukup nakal juga di sekolah, tapi untungnya otaknya encer, sehingga dia dapat menyerap pelajaran dengan mudah.

"Tau gak Tuan eh Mas...waktu kelas X untungnya aku masuk ke kelas paling unik. Unik karna.. Setelah di rengking oleh guru, juara satu sampai sepuluh, di raih oleh kelas kami, dalam kriteria... KE NA KA LAN.. tapi kami kompak.. kompak bawa tas pas keluar main, karna kalau gak bawa, gak bakal ketemu sampai besok.

Para cowok pun kompak.. kompak ngilang saat pelajaran, dan satu hal lagi, kami kompak menyabotase ulangan kimia, dengan cara menyiram lokal dengan air hujan, biar gak jadi ulangan karna lokal banjir. Maklum.. waktu itu kami berada di lokal yang belum di rehab, dan atapnya agak bocor, sehingga bisa menjadi alasan untuk kami untuk kebanjiran, padahal air yang masuk gak sebanyak itu lo. Tapi sayang... usaha kami gagal.. karna guru tetap mengadakan ulangan, dan akhirnya aku berhasil mendapat nilai 8 pada ulangan pertama di SMU ini He 3X " katanya tertawa bodoh.

Randipun ikut tertawa mendengar cerita Istrinya itu.

"Kamu masih bisa dapat 8 meski gak belajar?" Tanya Randi kagum.

"Iya, soalnya pas guru nerangin aku perhatiin jadi paham.. kalau belajar aku yakin bisa dapat sepuluh. " Katanya pede.

"Oh ya Mas.. Ada lagi nih.. cerita, waktu pertama-pertama masuk SMU Aku masih belum bisa bahasa Inggris. Nah.. pagi itu.. Miss Nelly, berjalan mengitari tempat duduk kami, sambil bertanya.. 'do you make exsain at home?' dengan nada pelan. Maklum.. kami yang berada di lokal unik ini kurang paham bahasa Inggris, apa lagi kami baru lulus SMP. jadi.. banyak yang celungak celinguk ketika di tanya. Pas tiba giliranku.. entah dapat wangsit dari mana, aku memberikan buku PR ku. Lalu Miss Nelly melihatnya dan berkata.. ' good' sambil ngacungin jempol. fiuuh.. lega.. padahal yang ku tau cuma at home nya doang.. " katanya sambil ketawa.

Randi pun tak bisa menahan tawanya mendengar Istrinya ini bercerita dengan nada yang kocak.

Dia tersenyum sambil geleng kepala, ternyata kencan ma bocah malah banyak dengerin curhat tentang sekolah, dari pada bercerita romantis.. tapi gak papa.. yang penting saat ini Istrinya ini bisa dekat dengannya, dia amat senang, karna Kasih mau bercerita banyak hal padanya.

"Oh ya Tuan muda.. gimana kisah tuan muda di sana? " Tanya Kasih ingin tau.

"Apa kamu tak ingat kalau aku suamimu? masih saja memanggilku tuan muda. Apa aku harus melakukan sesuatu agar kamu ingat aku ini suamimu? "Tanya Randi kesal sambil mendekatkan wajahnya pada Kasih. Gadis itu sedikit memundurkan tubuhnya agar jauh dari cowok itu, dia kelihatan pucat dan perkata dengan cepat..

"Tak perlu.. aku akan mengingatnya" Katanya cemas.

Melihat itu, Randi sedikit kecewa, ternyata gadis ini masih belum mampu menerima dia sebagai suaminya.

'Biarlah.. seiring waktu Kasih akan bisa menerimaku.' Batinnya.

"Apa kamu lapar? kita cari makan dulu" Kata Randi lagi.

"Trus... kakek sama Randa gimana?" Tanyanya khawatir kedua orang itu belum makan.

"Penjaga vila dan Istrinya bekerja setiap hari di sana, mereka selalu memasakkan makanan untuk makanan jika kami di sana" Jawab Randi.

"Baiklah" Jawab kasih langsung berdiri dan berjalan menuju mobil.

Sekali lagi Randi mengurut dadanya, dia hendak menggandeng Kasih tadinya, tapi gadis itu malah melenggang cuek tanpa tau perasaan orang.

'Sabaar... ' batinnya

Kasih makan dengan santai, tanpa malu-malu , dia tak sadar Randi terus memperhatikannya sambil tersenyum.

"Kamu gak pernah punya pacar? " Tanya Randi

"Nggak.. semua cowok takut sama Randa, dia mengusir semua cowok yang mendekatiku" Jawabnya santai.

"Kalau begitu aku harus berterima kasih padanya" .

"Mas Randi gak punya pacar? " Kasih balik nanya.

"Gak" jawabnya singkat.

"Non Alya? " Tanya Kasih lagi.

"Dia bukan pacarku" jawab Randi sedikit kesal karna Kasih memanggil perempuan itu Non.

"Jangan panggil dia Non lagi, kamu bukan anak pembantu ku" Jawabnya kesal.

Kasih dapat merasakan kekesalan Randi, dia langsung diam dan memakan maknannya.

....

Kakek ternyata harus pulang hari ini, karna ada urusan mendadak di kantornya.

"Aku juga ikut" Kata Randa.

"Aku juga" Kata Kasih.

"Bagus.. kita bisa langsung pindah hari ini" kata Randi, dia tau alasan Kasih ingin ikut pulang karna tak ingin berduaan dengannya. Mendengar itu, kasih langsung terdiam.

...

Seperti yang di janjikan kakek.. Kakek memberi tau semua Aset yang dimiliki orang tua mereka pada Randi dan Randa, kakek juga menyerah kan perusahaan yang telah di bangun oleh ayah mereka pada Randi, karna beliau sudah tak sanggup lagi memegang dua perusahaan sekaligus.

kakek juga membagi harta nya untuk kedua cucunya yang masing-masing akan di serahkan pada Istri mereka.

Bagian Randi langsung di serahkan pada Kasih, bagian Randa nunggu sampai dia punya istri.

Tiba-tiba saja Alya datang, entah kapan perempuan itu balik dari Australia, Randi balik ke Indonesia tak memberi taunya.

"Randi.. kok kamu ninggalin aku? " Katanya merajuk sambil menarik tangan cowok itu. Randi langsung melepaskannya.

Kasih yang duduk di sebelah kakek langsung mengernyitkan keningnya, berfikir apakah perempuan ini Alya.

Kakek terbatuk kecil menegur Randi. Alya menoleh ke arah kakek.

"Eh kakek.. apa kabar.. lama gak ketemu" Katanya melambaikan tangan.

Alya melihat Kasih di sebelah kakek dan ingat foto kemarin.

"Jadi... gadis ini yang di foto itu? " Kata Alya kesal.

"Iya.. dia Istriku " Jawab Randi.

"Alya tak ingat dengan kasih kecil yang sering di hardiknya. Karna kesal, Alya langsung meninggalkan rumah itu tanpa permisi. melihat itu kakek hanya geleng-geleng kepala.

Randi memandang Kasih, dia melihat gadis itu sedang memikirkan sesuatu.

Melihat Randi yang sedang menatap Kasih... Kakek dan Randa ikut - ikutan menatap kasih.

" Apa yang kamu pikirkan? " Tanya kakek.

" Apa Nikah gantung boleh di batalkan kek? " Tanyanya tiba-tiba.

"Nggak.. " Jawab Kakek dan Randi seretak.

Kasih dan Randa kaget mendengar suara mereka.

Nächstes Kapitel