webnovel

BAB 9

Ayisa sedang terlelap dalam tidurnya sedangkan Ilyas terus menjaganya agar saat terbangun nanti dia tidak akan panik dan khawatir.

Ilyas tersenyum manis memperhatikan Ayisa yang sangat lelap dalam tidurnya terlihat sangat polos dan cantik dari biasanya.

"Abi!!"

Ilyas terkejut saat Ayisa memanggil Abi nya, Bahkan dalam tidur pun Ayisa masih memikirkan Abi nya.

Tak lama kemudian semua keluarga datang ke ruangan Ilyas dengan rasa yang masih dalam keadaan sedih.

"gimana keadaan Ayi??" tanya Yuni.

"dia baik-baik aja kok Bun!" jawab Ilyas.

Ilyas menatap Ani yang berdiri dengan rasa cemasnya.

"Umi baik-baik aja kan??" tanya Ilyas.

"iya" jawab Ani singkat.

"umi Ilyas mau ngomong sesuatu hal yang penting sama Umi!" ucap Ilyas.

Ani mengangguk menandakan iya.

Mereka berjalan keluar meninggalkan Yuni dan Ayisa yang masih terlelap dalam tidurnya.

"Umi! Ilyas mau nanya soal Ayisa!" ucap Ilyas.

"soal apa?" tanya Ani.

"sebenarnya Ayisa kenapa? kenapa dia bisa seperti keadaannya yang sekarang? apa yang sudah terjadi sebenarnya pada Ayi, umi??"

Ani menatap tajam pada Ilyas dengan wajah sedikit penyesalan.

"Semua itu karena terjadi sejak lomba puisi di hari itu!" ucap Ani.

Ilyas menunduk seperti orang yang bersalah setelah Ani memberi tahu bahwa semua itu berawal dari lomba puisi.

"Saat di hari itu dia menunggu kamu untuk datang menghadiri acara lomba yang di ikuti nya! tapi kamu tidak datang!! dia sangat kecewa karena tau kamu lebih memilih pergi ke Belanda untuk kuliah dari pada melihat dia memenangkan lomba itu. dia sangat terpukul akan hal itu!! sampai dia mengunci diri di kamarnya, dua hari dan mengunci dirinya di dalam kamar, sampai akhirnya dia sakit, pingsan dan masuk rumah sakit!"

"Ilyas minta maaf Umi!!" ucap Ilyas.

"kamu tau apa kata dokter waktu itu?? hah!! ada saraf yang putus di bagian otaknya dan itu berpengaruh sampai sekarang!! Seiring bertambahnya usianya penyakit itu akan semakin berpengaruh besar bagi masa depannya!! dia depresi!! dia sayang sama kamu tapi kamu malah membuat dia kecewa! bahkan dokter bilang kemungkinan besar tidak ada masa depan baginya!!" ucap Ani.

Ani menjelaskan pada Ilyas, kenapa saat Ayisa menangis dia akan merasa kelelahan dan pasti ingin tertidur dan jika tidak tidur maka dia akan merasakan sakit kepala yang hebat.

Ceklek...

Tiba-tiba pintu ruangan Ilyas terbuka dan keluar seorang gadis yang wajahnya sangat pucat dan lemah.

"Abi??"

Ani memeluk gadis itu dengan penuh kasih sayang dan cinta.

"Abi akan dikirim ke Singapura besok!! Abi harus berobat supaya bisa cepat sembuh dan bisa berkumpul lagi bersama kita!" ucap Ani.

semua orang masih terlihat sangat sedih apalagi dengan Ayisa yang sangat sayang pada Abi nya.

Wajahnya sangat lesu, lemah tak berdaya. Matanya membengkak karena menangis terlalu lama.

*******************************************

Hari ini Ayisa harus berpisah dengan Abi nya karena Farhan hari cepat-cepat dibawa ke Singapura untuk berobat.

Ayisa tak kuasa menahan air matanya yang tak bisa berhenti mengalir membendungi pipi manisnya.

Sakit, yah sakit tidak ada Bagas, Arisa juga tidak Ada karena sibuk dengan tugas kuliahnya yang tidak bisa ditinggalkan, bahkan sekarang Abinya pun harus pergi jauh.

Rasa sesak terus terguncang didadanya.

Hanya ada Ilyas yang selalu menyemangatinya untuk tetap bersabar.

"Fika!!?"

tiba-tiba saja Ayisa teringat dengan Fika karena kejadian kemarin dia tidak mengabarinya apa terjadi saat ini.

Ayisa memutuskan untuk menelepon Fika.

"assalamualaikum Fik?!"

"waalaikumsalam! ada apa Yi??!"

"maaf ya soal kemarin, aku nggak kabarin soalnya Abi lagi sakit dan harus dibawa ke Singapura hari ini!" ucap Ayisa.

"innalilahi, sakit apa Yi!??" tanya Fika.

"stroke!"

"aku turut prihatin ya semoga aja Abi kamu bisa sembuh!" ucap Fika.

"makasih yah! kalau gitu udah dulu ya, aku nelfon karena aku pikir kamu pasti marah sama aku, Assalamualaikum!!"

" iya, nggak kok, yaudah ya!? waalaikumsalam!!".

Setelah Ayisa mengabari Fika, Ilyas memanggil Ayisa untuk segera bersiap-siap Karena mereka harus berangkat segera secepatnya ke bandara.

[Vote+Komen]

Nächstes Kapitel