webnovel

Undangan

" Hauver, salam kenal." Hauver hanya membalas perkenalan Dulio dengan singkat.

" Um, duduklah Hauver, aku ingin membicarakan sesuatu denganmu." Ucap Dulio, tanpa basa-basi dan langsung menyatakan maksudnya.

" Um. " Kata Hauver secara singkat,l dan duduk seperti yang disuruh Dulio, biasanya dia akan menolak, dan mengatakan tidak. Tapi Hauver tau, orang didepannya ini,

' Bukan orang yang bisa kulawan tanpa kekuatan penuhku ' pikirnya.

Hauver tidak bisa disalahkan, karena memang aura dari seorang Dulio, adalah aura magi sejati, magi yang sudah melawati genangan darah demi mencapai posisinya, dan seorang pengguna phantasm yang sudah menguasai 100 % Phantasmnya.

Bahkan jika Hauver tahu, bahwa Phantasmnya lebih unggul dari Phantasm Dulio, karena sebuah Phantasm mengukur kekuatan jiwa, dan berpengaruh terhadap aura yang keluar dari seseorang.

Tetapi jika dibandingkan antara seseorang berpengalaman seperti Dulio, dan seseorang yang baru mendapat Phantasm- Phantasmnya, tentu saja sudah jelas siapa yang akan menang. Walupun jika Hauver menggunakan Lightspeednya, hasil akan berubah.

Tapi saat ini, ia sudah kelelahan karena pertempuran singkat dengan Drake. dan tidak bisa menggunakan Lightspeednya untuk sementara, Hasil akan berubah 180˚, karena dari itu, Hauver akan tetap disini mendengarkan apa yang ingin Dulio bicarakan.

" Aku ingin membuat penawaran denganmu." Kata Dulio dengan wajah serius dan menatap langsung ke mata Hauver.

" Penawaran ? " kata Hauver.

" Um, sebuah penawaran yang menurutku akan menguntungkan kita semua. " Ucap Dulio sambil merentakan tangannya.

" Apa itu ? " tanya Hauver pada Dulio, karena dia penasaran, apa yang dulio maksud dari penawaran, dan kenapa melakukan penawaran itu dengannya.

" Aku ingin kau bergabung dengan WPO. "

Jawab Dulio dengan lugas.

" Eh ? " Hauver sangat terkejut dengan undangan dari Dulio, kenapa dia mengundangnya, apakah dia tahu tentang kekuatanku, apakah auraku bocor sebegitunya ?, Hauver terus mengajukan pertanyaan-pertanyaan di kepalanya.

" Kenapa kau mengundangku ? aku hanyalah seorang pemulung yang berhasil selamat dari sebuah bencana, itu saja, tidak lebih dan tidak kurang. " Ucap Hauver sambil menggelengkan kepalanya, dan dia juga ingin menguji hipotesisnya.

" Tidak perlu menjadi rendah hati begitu Hauhau. " Ucap Dulio dengan senyum, dan dengan santainya memberi Hauver nama panggilan. Ini adalah salah satu kebiasaan Dulio, saat dia bertemu orang yang menarik, ia akan memberikan mereka nama panggilan aneh, bahlan Raja Kerajaan Romawi Modern saat ini, ia panggil dengan nama Augie.

" Hauhau ? " Hauver bingung sekaligus aneh dengan nama panggilan yang dulio berikan. ' dan juga, apa yang dia maksud dengan rendah hati, jadi dia sudah tahu ya ? '

" Aku tahu kok, kau yang membantai drake itu. " Ucapnya masih tersenyum kepada Hauver.

" Apa yang kau bicarakan ? aku sama sekali tidak mengerti. " Hauver masih tidak ingin mengekspos kekuatannya secara mudah, dan berlagak bodoh.

" Jadi kau masih menutupinya ya ? Biar aku tegaskan satu hal padamu Hauhau, Orang kuat pasti akan mengenali yang kuat juga, begitulah kata pepatah, tapi itu memang terjadi, seorang yang memiliki tingkat Soul Power tinggi, tidak akan dapat bersembunyi dari seorang dengan Soul Power tinggi lainnya. Jadi aku tahu, kau memiliki kekuatan mengerikan yang terpancar dari auramu. " Kata Dulio dengan wajah Serius.

" Jadi begitu ya, baiklah aku yang membunuh drakenya, lalu apa ? " Tanya Hauver yang baru saja mengakui kalau ia yang membunuh drake itu.

" Seperti yang kubilang tadi, aku ingin mengundangmu sebagai anggota WPO tanpa tes dan regostrasi lainnya. " Ucap Dulio, sambil mengaitkan dua telapak tangannya dan menaruh dihidungnya, dengan mata serius.

" Aku menolak. " Hauver sekarang tidak ragu-ragu seperti diawal dan menolak undangan Dulio.

" Jika aku boleh tahu, kenapa kau menolak undanganku ? " tanya Dulio dengan tenang, karena sejak awal dia tahu Hauver akan menolaknya.

" Hanya ada keuntungan untukmu, tidak ada untukku, itulah alasanku. " kata Hauver dengan nada serius.

" Hanya keuntungan untukku ya ? memang kami akan sangat untung jika mendapat orang kuat sepertimu, tapi seperti yang kubilang tadi, ini adalah sebuah penawaran yang akan menguntungkan kedua belah pihak. " Kata Dulio.

" Lalu apa keuntunganku bergabung dengan WPO ? sebutkan ! " Ucap Hauver kepada Dulio.

" Yang pertama, kau akan mendapat uang banyak tanpa harus menjadi pemulung lagi, dan jika dilihat dari keadaan temanmu, aku dapat menyimpulkan bahwa kau baru saja membangkitkan Phantasm milikmu, maka dari itu kami akan melatih pemilik Phantasm baru, cara bertarung tanpa mengandalkan Phantasm, dan juga kami akan memberikan layanan fasilitas dan tunjangan kepada keluarga dari anggota kami. " Dulio tersenyum.

Hauver yang tadinya memasang ekspresi datar melebarkan matanya karena terkejut. Hauver lalu bertanya kepada Dulio dengan wajah serius.

" Apa kau benar-benar dapat memberikan layanan, fasilitas dan tunjangan untuk keluargaku ?. " tanya Hauver, karena dengan transaksi ini, adiknya dapat melanjutkan cita-citanya untuk menjadi World Hero lewat pendidikan Phantasm dan Magi di akademi.

World Hero adalah Orang-Orang yang diberi julukan Pahlawan, setelah diakui oleh banyak pihak. Mereka merupakan kelompok independen yang terus mencari anggota potensial sebagai Pahlawan.

" Tentu saja, bagaimana? Menguntukan bukan ? " Ucap Dulio.

" Baiklah, tapi." Hauver setuju namun dia masih menyeliplan " tapi" dalam kalimatnya.

" tapi ? " Dulio mengulangi perkataan Hauver.

" Jika kau sampai berbohong atau melukai keluargaku, bahkan jika aku menghadapi seluruh kerajaan ini, aku akan melakukannya. " Ucap Hauver, jika orang orang lain mendengar ini mereka akan mengira Hauver sombong, termasuk Serra yang masih berada di ruangan itu, mendengarkan. Tapi Dulio malah tersenyum seperti menemukan keinginannya.

" Aku bersumpah atas nyawaku, sebagai Dulio Giovorno. " Ucap Dulio, Serra yang mendengar itu tidak tinggal diam.

" Ketua Ta- " tetapi sebelum Serra menyelasaikan keluhannya, Dulio mengentikannya dengan membuat gimmick agar Serra berhenti berbicara, dengan pandangan serius, Serra yang melihat itu seketika diam, karena dia tahu ketuanya tidak bercanda.

" Oh, bersumpah sebagai dirimu, bukan WPO ? " Kata Hauver dengan pandangan mengejek, namun Dulio yang melihat itu tidak marah, ia malah berkata yang membuat Hauver tergerak hatinya.

" Jadi, jika terjadi apa-apa pada keluargamu, kau bisa membunuhku, tapi tidak terhadap anggota WPO lainnya." kata Dulio dengan wajah serius kepada Hauver.

"..." Hauver diam.

"..." Dulio juga diam, dan terjadi keheningan antara mereka berdua.

" Haaaah, baiklah, aku akan bergabung dengan WPO, jadi kapan aku harus mulai bekerja ? . " Hauver menghela napas, namun tetap setuju dengan undangan Dulio.

" Besok kau bisa datang saja kesini, dan mengurus pendaftaran dirimu. " kata Dulio.

" Baiklah, kalau begitu, aku akan mengambil jenazah temanku dan memakamkannya. "

Ucap Hauver dan berencana mengambil langkah, namun Dulio menghentikannya.

" Hal itu sudah tidak diperlukan Hauhau, temanmu sudah kami makamkan. " Perkataan Dulio membuat Hauver sedikit marah karena mereka tidak meminta izinnya terlebih dahulu.

" Hoo Tanpa izinku ? beraninya kalian. " Tanya Hauver dengan nada menusuk.

" Maaf jika itu membuatmu marah, namun karena Taman Keabadian membutuhkan izin secepatnya, walaupun itu aku, tidak memiliki kewenangan untuk mengatur itu semauku, tapi jika masalah izin kami telah meminta Izin dari keluarga korban, dan langsung memakamkannya, keluarga temanmu juga sudah berada disana, mungkin . " kata Dulio sambil menundukkan kepalanya.

" Tidak, tidak apa-apa, kalau sudah tidak ada lagi, aku akan pulang , Permisi " Setelah itu, Hauver mengambil langkah ke Pintu keluar dan bayangannya sudah tidak terlihat lagi.

Dulio yang masih berdiri menyaksikan pintu keluar, disela oleh Serra yang bertanya kepadanya.

" Ketua, apakah ini tidak apa-apa, bukankah dia sombong sekali ? " tanya Serra kepada ketuanya, karena dia masih belum mengerti, kenapa ketuanya sampai mempertaruhkan nyawanya untuk seorang yang baru ia temui.

" Dia hanya mengetes kesungguhanku " jawab Dulio tanpa mengalihkan pandangan dari pintu keluar.

" lalu sumpahmu tadi hanya bohongan ? " tanya Serra.

" Tidak, bahkan jika aku tidak tahu Hauhau hanya mengetesku, aku akan tetap bersumpah atas nyawaku. " kata Dulio mulai berjalan, namun belum memberikan pandangannya kepada Serra.

" Kenapa ? " Serra kembali bertanya.

Lalu Dulio berhenti, dan kepalanya berbalik untuk menatap mata Safir Serra dan dengan pandangan serius berkata

" Itu karena orang seperti Hauhau, adalah tipe sekutu paling berharga, dan tipe musuh paling menakutkan, dia akan melakukan apa saja demi orang yang ia cintai, Orang seperti itu dijadikan musuh ? Jangan bercanda, apa kau mengerti Serra ? " Tanya Dulio kepada Serra.

Serra hanya menundukan kepalanya dan berkata . " Aku mengerti, Ketua. "

" Yah Hahahaha, bagus sekali, ayo kita minum beberapa teh, suasana hatika sedang baik sekarang ini. " Kata Dulio sambil tersenyum dengan bahagia.

" Um ayo. " Serra juga tersenyum dan mengikuti Ketua eksentriknya itu.

----------------------------------

Disebuah lorong gelap, terlihat seorang wanita dengan wajah sangat cantik, dan dengan tubuh menggairahkan siapapun. dia terlihat mengelus-elus kucing hitamnya dan menggumamkan sesuatu.

" Dunia akan berada dibawahku, itu pasti, jadi mari kita mulai dengan Roma, ya kan Kuro ? " dia bertanya kepada kucing hitamnya.

" Meow." seperti mengerti perkataannya kucing hitam itu , mengeong.

" hahahaha kau mengerti, hanya kau yang mengerti kuro, hihihihi , liat saja Julius, aku akan mengahncurkan kerajaan kesayanganmu ini . hihihihihihihi, ahahahaha" wanita tu terus tertawa seperti orang gila, dan suaranya bergema dilorong itu.

Maaf telat agak sibuk, Selamat menikmati (^~^)

Aerercreators' thoughts
Nächstes Kapitel