webnovel

Diary Elif

Di kamar 51 terlihat sepi, hanya ada Jnas yang tertidur di samping Elif, dengan tangan yang menggenggam erat tangan Elif, sepertinya Jnas menyadari kedatangan seseorang ia terbangun dan melihat mama Elif dengan seorang pria di sampingnya.

" Jnas apakah ada perkembangan dengan kondisi Elif ? " tanya mama Elif sedikit putus asa

" tadi malam Elif sedikit merespon omongan saya tante, dia mengeluarkan air matanya, ia menangis dalam tidurnya, tapi sampai sekarang tidak ada reaksi lagi " kata Jnas sedih

" terima kasih Jnas, aku harap kami tidak merepotkan dirimu "

" tidak tante, justru Elif seperti ini karena saya, saya minta maaf " Jnas melirik pria di samping mama Elif , mama Elif menyadarinya lalu memperkenalkan mereka berdua.

" eh kenalkan ini Dira sepupu Elif "

Jnas menyalami tangan Dira " saya Jnas " ucapnya dalam bahasa inggris.

" senang berkenalan dengan mu Jnas " ucap Dira singkat.

mama Elif menghampiri anaknya lalu mencium kening Elif dan melihat ke arah Jnas.

" Jnas sebaiknya kamu istirahat dulu di rumah, pulanglah ke rumah kami, kamu baru dalam perjalanan yang sangat jauh"

" tidak apa-apa tante, saya disini untuk Elif "

" aku juga tidak mau kamu sakit Jnas, biarlah saya yang akan menjaga Elif sementara kamu istirahat di rumah, biar nanti sore Dira nganterin kamu kembali ke sini " bujuk mama Elif, dan akhirnya Jnas mengiyakan lalu pergi mengikuti langkah Dira di sampingnya.

***

di rumah Elif ,Dira menyuruh Jnas untuk istirahat di kamar Elif, rumah itu terlihat sepi, Rico adik Elif pergi ke sekolah dan om Herman papa Elif pergi ke kantor.

Jnas memasuki kamar Elif dan merebahkan dirinya di tempat tidur Elif, setelah Dira pamit untuk pulang dan setelah mereka juga saling tukar nomor handphone masing-masing, Jnas tak bisa memejamkan matanya, fikirannya terus fokus terhadap Elif, Jnas bangun dan melihat-melihat ke sekeliling kamar Elif, dan ia mengambil sebuah buku diary di atas meja rias Elif, saat ia membukanya, disana penuh dengan foto dirinya dari dua tahun yang lalu, tampa se izin Elif, Jnas membaca lembar demi lembar diary Elif, tubuhnya bergetar, betapa Elif sangat mencintai dirinya mulai semenjak dari dua tahun yang lalu, lalu Jnas membuka sebuah tulisan terakhir Elif sebelum Elif di opname, ia membacanya :

hari ini aku benar-benar sangat lelah, aku tak sanggup lagi

hari ini jugalah hari terakhir Jnas, besok dia akan menikah dengan tunangannya yang sangat ia cintai dan membuka lembaran baru dalam hidupnya

hari ini hidup ku sudah berada di titik terakhir kejenuhan ku

aku lelah terus berada di bawah bayang-bayang Jnas, aku sangat mencintainya, aku ingin pejamkan mata ku untuk selamanya,

obat tidur ini sudah tidak bisa membantu ku lagi

betapa jahatnya aku ke mama dan papa juga ke semua orang-orang yang menyayangi ku, tapi aku sangat mencintai Jnas, rasa cinta ku untuknya sangat besar dan cinta ku jugalah yang akan membunuh ku

maaf aku mama papa, maaf kan aku Elif mu.

air mata ku mulai mengering, tubuh ku mulai melemah aku tak memiliki semangat untuk hidup lagi

hati ku kosong

jiwa ku kosong

tak ada gairah dalam hidup ku lagi

dan untuk mu Jnas

maafkan aku... karena dulu aku selalu membuat mu marah

maafkan aku ... karena aku selalu bersikap manja dan kekanakan, selalu membuat kamu mendengar semua ocehan ku yang tak penting, karena selalu membuat kamu mengalah dalam segala hal

maafkan aku... karena aku jatuh cinta kepada mu dan membuatmu resah dan bingung

terima kasih Jnas... karena kamu telah membuat hari-hari ku indah, karena kamu telah memberikan kebahagiaan terbesar dalam hidup ku

terima kasih Jnas... karena kamu telah mengisi hari-hari ku yang kosong selama dua tahun lebih ini

terima kasih Jnas... karena kamu telah memberikan cinta kepada ku dan kasih sayangmu, karena telah memberikan kebahagiaan terbesar dan pengalaman indah dalam hidup ku

aku sangat mencintai mu Jnas, sangat mencintai mu

bintang mu Elif mu dan farosyah mu sungguh sangat mencintai mu, maaf dan terima kasih I LOVE YOU

-ELIF-

Air mata Jnas jatuh tepat di atas tulisan Elif, saat ini Jnas benar-benar menyesal dan sangat merasa bersalah, dia telah menghancurkan perasaan wanita yang sangat ia cintai, ia tak tahu harus menebusnya dengan apa, ia berjanji mulai saat ini ia tak akan pernah meninggalkan Elif lagi, tak peduli dengan omongan orang lain, ia telah berbuat salah dan telah sangat menyakiti Elif, ia pria yang jahat, segera Jnas menghubungi Dira, ia tak bisa terus berdiam diri di kamar Elif seperti ini, ia ingin menemani Elif, ia selalu ingin berada di samping Elif saat ini dan untuk selamanya.

Nächstes Kapitel