webnovel

Aku Masih Cewek

jam delapan malam karang, Jeram, dan Air sampai di rumah. selepas berganti pakaian, Air segera menuju dapur. dia memang bukan koki yang pandai membuat makanan, tapi dia terlihat cukup Lues saat berada di dapur.

Air putuskan untuk membuat nasi goreng. selain praktis juga cepat. dia tidak mau membuat sahabat terbaiknya tidur kelaparan. gerakannya efisien.

tidak butuh waktu lama nasi goreng siap di hidangkan. dia meminta pelayan untuk memanggil kedua sahabatnya. lima menit kemudian orang yang di panggil muncul. hidung mereka mengendus harum nasi goreng yang berasal dari ruang makan.

melihat nasi goreng di meja makan keduanya langsung menarik kursi.

" ayo makan, kalian tunggu apa?"

" ini kamu yang masak, wangi banget. nggak nyangka kamu jago masak." jeram berkomentar saat membalik piring di depannya dan akan mengambil nasi goreng.

" gini-gini aku masih cewek kali. cepet makan, nanti aku berubah pikiran, terus nge-biarin kalian tidur kelaparan baru tau rasa."

rasanya enak, walau nggak makan di restoran makan di rumah pun jadi. terlebih suasananya sekarang lebih hangat dan di masakin Air pula. dan Air masih seperti dulu nggak bisa menang dari rasa bersalah. tadi udah siap tidur kelaparan, eh pelayan datang bilang Air masak untuk kami. seneng deh.

" kamu nggak makan?" Karang bertanya sambil menyuap nasi ke mulutnya.

" nggak, kalian aja. aku ke kamar duluan ya, capek." bukan jawaban dengan suara yang di berikan kedua sahabatnya, melainkan anggukan kepala kerena mulut keduanya sedang penuh dengan nasi goreng.

selesai makan karang dan jeram pergi keruang tv, setelah kenyang tak baik jika langsung ke kamar. jadi mereka putuskan untuk bermain game. sudah lama juga mereka tak menikmati waktu mereka untuk bermain game. saat bermain game keduanya bercerita semua yang terjadi akhir-akhir ini.

" kamu kayaknya lagi Deket sama junior yang jadi sutradara drama kali ini?" tanya jeram.

" nggak juga, cuma, entah kenapa aku merasa bisa lebih terbuka dengannya."

" oh..., iya juga nggak apa-apa. aku udah lama nggak ngeliat kamu senyum, tapi pas sama dia atau setelah bertemu dia kamu jadi sering senyum."

" benar kah, aku nggak ngerasa gitu kok."

selagi bibir mereka bercerita, tangan mereka lincah menari di stik. sampai akhirnya terdengar suara kegembiraan dari jeram.

" yey..., aku menang. mau satu putaran lagi?"

" boleh, tapi di putaran ini kamu nggak boleh pake kekuatan pamungkas."

" nggak pake pun aku menang."

" sombong"

permainan dimulai lagi dan cerita mereka berlanjut.

" apa menurutmu?"

" tentang?"

" perasaan nyaman sama junior itu?"

Nächstes Kapitel