webnovel

03

"Aku udah tau kau semua dimana anak-anak " ucap salah satu warga.

"Tak ada guna sembunyi sebentar lagi kalian akan tertangkap " ucap salah satu warga lain.

"Ya keluarlah saja anak-anak tak ada gunanya sebentar lagi kalian juga bakal ketahuan " ucap salah satu warga.

"Aku bisa meresakan kalian " ucap salah satu warga yang lain.

"Huwa!! Kena... Kalian "

"Ha gak ada, aku rasa tadi ada seorang anak disini Kenapa sekarang gak ada? "

"Ah, sudahlah mungkin tadi itu kucing kita cari di tempat lain saja. Aku rasa mereka belum jauh dari sini"

"Tapi tadi itu ada anak kecil disini "

"Sudahlah "

Warga yang mengejar Sangyeon,Jacob, Younghoon dan Hyunjae pergi. Sangyeon keluar dari balik kulkas besar berwarna putih dan melihat warga yang mengejarnya sudah pergi.

"Jacob, Jacob " panggil Sangyeon.

"Jacob " ucap Sangyeon.

Jacob keluar dari bawah solongan bak sampah berwarna hijau. Dia berdiri dan membersihkan bajunya.

"Jacob coba sana kau lihat apakah orang-orang tadi sudah pergi jauh " suruh Sangyeon

"Oke " ucap Jacob. Jacob keluar dari tempat pembuangan sampah. Dia melihat ke kanan dan ke kiri. Untuk memastikan semuanya aman.

"Sepertinya sudah Aman mereka udah gak ada kak keluarlah " ucap Jacob. Sangyeon langsung menghampiri Jacob.

"Younghoon Hyunjae keluarlah orang-orang itu sudah pergi " ucap Jacob. Younghoon dan Hyunjae keluar dari tempat persembunyiannya dan mereka langsung menghampiri Jacob dan Sangyeon.

"Ya sudah sekarang kita pergi dari sini. Kita cari yang lain " ucap Sangyeon.

Sangyeon, Jacob, Younghoon, Hyunjae pergi meninggalkan tempat itu untuk mencari anak-anak yang lain.

Di sebuah gedung tua Sangyeon dan adik-adiknya sudah bersama lagi. Mereka membuat api unggun dan semua duduk di sekitar api unggun untuk menghangatkan tubuh dan mengeringkan tubuh mereka yang sehabis diguyur dinginnya air hujan.

Keruyuk, keruyuk

Suara salah satu perut adik Sangyeon.

"Ha lapar " ucap Haknyeon sambil memegangi perutnya.

"Kau sudah makan banyak roti tadi masih lapar juga " ucap Juyeon.

"Jangan salahkan aku salahkan perutku, perutku yang menggonggo minta di beri makan " ucap Haknyeon.

"Makannya jadi orang jangan doyan makan " ucap Juyeon.

"Biarin ini aja bukan aku yang nak perutku yang nak aku doyan makan" ucap Haknyeon.

"Terserah " ucap Juyeon sambil membulatkan matanya.

"Sudah sudah tunggu sini kakak akan cari makanan " ucap Sangyeon.

"Q kakak pinjam jaketmu " minta Sangyeon.

"Nih kak " Q memberikan jaketnya ke Sangyeon. Sangyeon menerima jaket itu dan memakai jaket itu.

"Tapi kak jaketnya masih basah " ucap Q.

"Sudah gak apa-apa" ucap Sangyeon sambil mengenakan tudung jaket.

"Ya sudah kakak pergi dulu " ucap Sangyeon kepada adik-adiknya dan pergi

"Ya " ucap adik-adiknya serempak.

Di sebuah jalan Sangyeon berjalan sedirian tak ada orang jalanan itu sepi bagaikan kuburan. Jalanan itu juga gelap tak ada pencahayaan. Sangyeon berjalan melawati jalan itu sambil menundukan kepala pandangan melihat ke bawah. Dari raut wajahnya sepertinya di tengah kebingungan.

"Bagaimana ini? Mau cari makanan kemana udah tengah malam begini "

"Toko-toko pada tutup lagi " Sangyeon melihat sekeliling.

"Kalau pun ada toko yang masih buka pun aku juga gak bisa membeli makanan di toko itu karena aku gak ada uang "

"Bagaimana ini? Jika aku kembali dengan tangan hampa mereka akan kecewa "

"Huh" menghela nafas.

Sangyeon bingung mau cari makanan buat adiknya kemana. Disisi lain tepatnya ada di depan Sangyeon ada seorang ibu-ibu berjalan beda arah dengan Sangyeon. Dilihat sepertinya ibu-ibu tengah sedih banget. Sangat sedihnya dia gak memperhatikan jalan dan mendabrak Sangyeon.

Brak

Sangyeon terjatuh

"Aduh sakit " ucap Sangyeon yang jatuh karena di tabrak ibu-ibu itu.

"Ha maaf dek " ucap ibu-ibu itu mengulurkan tangannya kepada Sangyeon.

Sangyeon membalas uluran tangan ibu-ibu. Sangyeon berdiri kembali setelaj terjatuh.

"Bu punya mata gak sih. Kalau jalan pakai matanya" ucap Sangyeon.

"Maaf dek " ucap ibu-ibu itu.

"Jalan gak lihat-lihat. Main tabrak-tabrak aja. Dimana sih matanya, matanya di dengkul kah" gerutu Sangyeon yang tengah membersih bajunya.

"Hik, hik, hik " tangisan ibu itu.

Nächstes Kapitel