Di dalam mobil Shella hanya diam tanpa suara hanya menampakan wajah kesal, karena tadi Franklin hampir saja berkelahi dengan Jonathan di dalam pabrik.
Franklin yang mengerti betul dengan raut wajah Shella saat ini benar-benar merasa bersalah dan beberapa kali terlihat melirik ke arah Shella.
" Maafkan aku !!! suara Franklin memecah keheningan untuk merebut kembali hati Shella dan senyuman Shella.
Kembali Shella diam tanpa suara dan tidak mengatakan atau pun menjawab permohonan maaf dari Franklin.
" Shella ayo lah...., aku tidak suka jika kau diam seperti ini ! kata Franklin menggenggam erat tangan Shella.
Lagi lagi Shella hanya diam dan seolah tidak suka Franklin menyentuh nya.
" Apakah kemarahan mu ini kerana aku ingin memukul Jonathan, pria yang kau cintai ? Tanya Franklin dengan sinis
Saat itu mau tidak mau Shella langsung menatap tajam ke arah Franklin sembari berkata dengan wajah tak suka.
" What do you Mean...? Franklin... ???
" Sudahlah Shella... Aku tau kau masih mencintainya. Dan karena itu kau menjadi sangat marah kepada ku. Karena aku hampir saja melukai pria yang kau cintai. kata Franklin kesal dan memutar sedikit stir mobilnya ke arah kiri untuk memarkir mobilnya takut sesuatu akan terjadi di keadaan yang memanas seperti ini.
" Aku tidak pernah menyangka kalau akan berkata seperti ini Franklin, aku sudah mengatakan kepadamu bahwa aku akan melupakan pria itu Lalu kenapa sekarang kau masih mengungkit-ungkit tentang nya. Kata Shella kesal.
" Apakah benar kalau kau sudah melupakannya Sheila ? Apa benar kau tidak lagi mencintai pria itu ? Apakah benar kalau kau sudah melupakan semua kenangan itu ?
Franklin bertanya dengan nada membentak, dan saat itu mereka hanya saling bertatapan melampiaskan kemarahan satu sama lain lewat tatapan.
" Kau memilih tidak menjawab bukan, Atau sebenarnya kau tidak bisa menjawab karena semua pertanyaan ku barisan itu jawabannya adalah belum, kau belum melupakan nya dan kau masih mencintainya. Benarkan Shella...? Ujar Franklin.
Shella yang saat itu memilih menghindari perdebatan di antaranya dan Franklin memilih keluar dan berjalan meninggalkan Franklin, tepat pada saat itu sebuah taxi yang berlalu di hadapannya dan dengan segera Shella menyetop taksi tersebut.
Franklin yang saat itu terbawa emosi dengan kesal memukul stir mobilnya dengan keras dan menatap ke arah kaca spion mobil untuk melihat Shella dengan taxinya berlalu meninggalkan tempat tersebut.
" Shella sampai kapan kau harus menutup hatimu dari ku, aku sudah sangat bersabar dan aku tau kau berdiri di sisiku hanya karena merasa berhutang Budi kepadaku. Aku hanya terlalu mencintaimu Shel, lalu kenapa kau tidak bisa mencintai aku juga. gumam Franklin menatap ke arah Taxi yang semakin lama semakin menjauh dari bola matanya.
Shella menyandarkan kepalanya sembari menatap lurus kedepan. Entah apa yang salah dengan dirinya namun jujur saja semua yang di katakan Franklin adalah sebuah kebenaran bahwa kemarahan Shella adalah saat Franklin berniat memukul Jonathan, padahal jelas jelas Jonathan yang memulainya terlebih dahulu dengan sengaja memancing emosi Franklin.
Keesokan harinya.
Suasana hari Franklin masih tidak baik bahkan Franklin tidak datang ke perusahaan Ella's siang ini. Membuat Shella menjadi semakin merasakan bersalah karena nya.
" Huh... seperti nya semua ini salah ku, hemmm aku akan ke rumah sakit membawakannya makan siang. Batin Shella yang merasa sangat bersalah kepada Franklin.
Di rumah Sakit.
Franklin sedang tertawa riang menghibur seorang pasien balita yang mengalami gagal jantung untuk membuat nya tertawa dan menghilangkan rasa gugup sebelum memasuki ruang operasi.
Terlihat beberapa perawat bahkan dokter wanita memuji ketampanan dan sikap humble Dr. Franklin. Semenjak masuk ke rumah sakit ini banyak pasien yang mengatakan bahwa rumah sakit ini menjadi lebih menyenangkan karenanya kehadiran dokter se-ramah Franklin.
Shella yang saat itu tiba langsung tersenyum sambil menatap kearah Franklin yang sedang bermain bersama pasien tersebut.
" Apa kau masih merasa takut ? tanya Franklin yang sangat Pasih berbahasa Indonesia.
" Tidak....! Yura sudah tidak takut dokter tampan. kata Anak itu sembari menyentuh pipi Franklin.
Tak lama mata anak tersebut memutar saat menyadari ke hadiran Shella. Franklin yang melihat ank tersebut lantas menatap ke arah yang sama dengan sedikit menoleh ke belakang.
" Shella...??? kata Franklin terkejut melihat Shella datang kerumah sakit sembari membawa bungkusan yang seperti nya tidak lain adalah makan siang untuk Franklin.
" Apakah dia pacar dokter...!!! wahhh wajahnya cantik seperti bidadari. hemmmm Yura jika bisa tetap hidup dan tumbuh besar ingin sekali bisa cantik seperti Tante ini. kata anak kecil itu sembari tidak berhenti menatap Shella.
" Maaf menganggu putri kecil. Tapi bolehkah Tante pinjem Om dokternya sebentar. Karena Om Dokter belum makan. Kata Shella ikut jongkok sembari membujuk Yura.
Beberapa perawat dan Dokter perempuan yang tadinya memuji Franklin perlahan berundur dan berjalan menjauhi Franklin. Mereka terkejut saat mengetahui bahwa Dokter Franklin sudah memilki seseorang yang amat spesial di hidupnya.
Namun saat itu wajah Franklin berubah datar " Yura kembali keruangan ya. Nanti sebelum operasi dokter akan mengunjungi Yura. Kata Franklin berjalan meninggalkan Shella tanpa sepatah katapun.
Shella berlari mengejar Franklin dari belakang, mengundang gelak tawa di wajah Yura saat itu. Shella berusaha membujuk Franklin yang sedang marah besar kepadanya karena kejadian semalam.