webnovel

Melawan perasaan ( Bab 38)

"Shella Bramasta mau kah kau menikah dengan ku ?

Pertanyaan itu terlontar membuat aku yang sedang menenggak minuman tersedak. Wajah ku memerah dan beberapa kali menatap ke arah sekeliling ku.

Hari ini demi merayakan keberhasilan perusahaan menembus pasaran global kami mengadakan jamuan makan malam bersama. Saat ini kami sedang berkumpul bersama dan duduk di satu meja panjang sedang menyantap makanan. Aku duduk tepat di sebelah Franklin dan di hadapan ku Jonathan bersama Clara sedang duduk dan menatap ke arah kami. Saat itu seluruh staff sangat antusias dan bahkan mereka meneriaki ku dengan mengatakan…" Said Yessss… Terima …. !!!" Mereka semua bersorak bahagia tapi tidak dengan Jonathan. Jonathan terlihat shock dan tatapannya terlihat tidak senang bahkan saat itu dengan wajah tak suka Jonathan langsung berdiri dan berjalan meninggalkan restoran dan tak lama Clara yang tersenyum sinis ikut berlari mengejar Jonathan.

Jujur saja perasaan ku sedikit sakit kala itu entah apa yang aku harapkan seolah tadinya aku berfikir Jonathan akan mengatakan kepada ku untuk menolak lamaran tersebut. Tapi dia malah pergi tanpa berkata apa pun.

" Shella… !!! Panggil Franklin dengan lembut membuat Shella segera menatap ke arah Franklin.

" Bagaimana ? lanjutnya dengan penuh harap.

Bibir ku kelu, aku ingin sekali menjawab " Yes I do " Tapi hatiku seolah berat mengatakan nya. Jika bukan karena kebaikan Franklin aku tidak mungkin bisa menghirup udara bebas saat ini. Mungkin ini jalan terbaik dnegan aku menikahi Franklin maka setiap hutang budi ku sudah terbalas lunas. Akhirnya aku menganggukkan kepala ku perlahan menyetujui menikah dengan pria yang ada di hadapan ku. Semua orang bertepuk tangan namun tidak dengan hatiku yang seolah sesak dan tau menerima apa yang baru saja aku putuskan.

Franklin tersenyum puas sambil menarik ku ke dalam pelukannya berulang kali dia mengucapkan terima kasih.

" Terima kasih sudah menerima ku, aku tidak akan mengecewakan mu ! kata Franklin sembari mengecup kening Shella.

Kala itu hatiku benar benar sakit mendengar perkataan Franklin entah mengapa aku takut jika malah terjadi sebaliknya, aku yang mungkin saja akan menyakiti Franklin dengan cinta palsu ku. Bagaimana perasaan Franklin jika tau selama ini aku hanya menerima nya sebagai tanda balas budi karena Franklin pernah mendonorkan Ginjalnya kepada ku.

Kediaman Shella

Selesai jamuan Franklin menghantar Shella kembali ke diamnya saat mereka tiba di kediaman Shella. Shella yang saat itu hanya diam tanpa suara terkejut saat Franklin menarik tangannya dan mengecup tangan Shella dengan lembut sambil tersenyum dan menatap shella.

" Cincin nya sangat cocok dengan mu. Aku sudah lama membelinya dan menantikan momen aku memasangkan cincin ini di jari manis mu. Kata Franklin.

Shella hanya tersenyum sambil menatap Franklin dengan perasaan yang menyakitkan. Perasaan dimana seolah sudah menipu seseorang yang tulus mencintaiku.

" Aku masuk dulu…! Kata Shella sambil mengelus tangan Franklin yang masih menggenggam erat tangannya.

" Baiklah…!!! Selamat istirahat. Kata Franklin sambil mencium kening Shella sebagai ucapan selamat malam.

Shella membuka pintu mobil dan melangkah keluar sambil menggandeng tas nya.

Franklin menurunkan kaca mobilnya dan melambaikan tangan ke arah Shella .

" Bye… Selamat Malam…!!! Kata Franklin dan hanya di balas senyuman oleh Shella.

Setelah mobil Franklin berlalu meninggalkan halaman rumah Shella, Shella menarik nafas dalam dalam sambil berbalik dan membuka pintu rumahnya. Baru saja pintu akan terbuka, tiba tiba tangan Shella di tarik membuat tubuh Shella berputar.

Jonathan berdiri di belakang Shella dan mata Shella segera membulat menatap wajah marah Jonathan.

" Joe,,,,!!! Suara Shella saat melihat wajah Jonathan berada tepat di hadapannya.

" Apa kau benar – benar mencintai Franklin ? Tanya Jonathan.

" Kenapa kau bertanya seperti itu ?

" Jawab saja ! Apa kau benar – benar mencintai Franklin? Tanya Jonathan kembali.

" Bagaimana jika aku katakana bahwa aku mencintai mu, dan tolong jangan menikah dengan Franklin. Apa kau akan menuruti permintaan ku dan menerima cinta ku ? Tanya Jonathan.

Jantung Shella berdegup kencang.

" Maaf Joe…!!! Aku sudah akan menikah dengan Franklin. Kata Shella.

" KAU TIDAK MENJAWAB PERTANYAAN KU ? Kata Jonathan.

" Aku rasa aku tidak periu menjawab apapun aku rasa soal perasaan ku biarkan aku sendiri yang mengetahui nya. Sebaiknya kembalilah, aku tidak ingin tunangan ku melihat mu dan berpikiran yang tidak tidak tentang kita. Ucap Shella dengan mata yang sedikit terpejam dan perlahan memebalikkan tubuhnya berniat masuk dan meninggalkan Jonathan.

Jontahn memeluk Shella dari belakang dan saat itu Shella hanya bisa mematung sambil tertegun saat tubuhnya berada di dekapan Jonathan.

" Tolong jangan menikahinya ? Tolong beri aku kesempatan ? Aku tidak bisa kehilangan dirimu Shella. Aku teramat mecintai mu. Jadi aku mohon jangan menikahinya. Kata Jonathan.

Hati Shella seolah teriris pisau tajam perlahan air mata Shella mengalir. Shella membalikkan tubuhnya sambil berkata.

" MAAF Joe…!!! Aku tidak bisa, aku sudah menerima lamaran Franklin. Aku mohon kepada mu untuk hidup lebih baik. Hapus cinta di dalam hatimu dan jangan ingat aku lagi. Sama seprti kata kata ku sebelumnya, lupakan kenangan kita dan hiduplah lebih bahagia dari sebelumnya. Lupakan tentang aku dan semua yang pernah terjadi antara kita. Aku tidak mencintai mu dan aku sudah mencintai Franklin. Kata Shella sambil perlahan melepaskan dirinya dari bekapan Jonathan dan berjalan masuk meninggalkan Jonathan yang masih mematung di balik pintu.

Shella bersandar di balik pintu sambil perlahan merosot ke lantai dan menangis tersedu sedu. Dalam hati Shella menjerit sambil berkata " Aku sangat mencintai mu Joe, tapi aku tidak bisa memilihmu. Lupakan aku Joe. Kata Shella dan di luar pintu Joe ikut merosot di lantai dan bersandar di pintu sambil berkata.

' Jika begitu aku akan pergi Shella, aku akan belajar melupakan mu. Aku tidak akan mengganggu mu lagi. Semoga kau hidup bahagia bersama suami mu.

Keesokan harinya

Hari ini aku mendapat tahu bahwa Jonathan menyerahkan hak kuasa jabatannya kepada sekertaris pribadinya. Dan yang lebih mengejutkan lagi Jonathan memilih mengurus Perusahaan Breemhar yang ada di NY, dan jadwal keberangkatannya adalah sore ini. Keputusan itu sempat menggemparkan seisi perusahaan dan sebagian dari mereka yang bisa membaca situasi mengatakan bahwa Jonathan pergi karena tidak bisa menerima Shella akan menikah dengan Franklin.

Saat itu di dalam perusahaan setelah mendengar kabar tentang Jonathan aku langsung berlari cepta menuju ruangan Jontahan dan mendapati sekertarisnya sedang duduk di kursi sambil membaca berkas berkas yang tertimbun di atas meja.

" Dimana Jonathan ? Tanya ku dengan panic dan nafas yang ngos-ngosan.

" Boss sudah pergi ke bandara tadi pagi. Kata Sekertarisnya dengan wajah terkejut dan bingung melihat ekspresi Shella.

Nächstes Kapitel