webnovel

Si Penggila Drakor

"Assalamualaikum dek kamu lagi apa? "

"Lagi siap-siap mau pergi"

"Mau kemana malam-malam begini? " Terdengar suara yang mulai kepo abis.

"Mau makan malam sama Lion"

"Aa, so sweet banget, pasti ni ya dia mau nembak kamu tuh, atau dia sudah nyiapin kejutan makan malam romantis banget buat kamu dek kayak di flim korea gitu heee, tapi bukankah dia sudah menolak bertunangan denganmu? kakak jadi penasaran ingin melihat setampan apa Lion itu".

Mendengar ocehan kakaknya yang lagi dan lagi menyangkut pautkan hidup di dunia nyata dan di drama korea membuat hatinya kesemutan, dia juga heran kenapa kakaknya seperti itu padahal setau dia bang Faiz suami kakaknya melarang keras nonton drama korea.

"Apaan sih mbak, ini nih kebanyakan nonton drama korea sih, bilangin bang Faiz nanti"

"Kakak lagi di rumah Mama dek sama Kaffa dan Karina, bang Faiz lagi tugas keluar kota jadi kakak bebas nonton, makanya dek nonton apa drama korea, kakak yakin kamu akan ketagihan, apa lagi sekarang kamu lagi di negaranya, oh ya apa kamu sudah pernah bertemu dengan Park Seo Joon? "

"Siapa itu?" ekspresi Nana menjadi aneh karena Nana benar-benar tidak kenal nama para aktor korea

Secara Nana tidak terlalu tertarik dengan mereka, kalaupun dia tau satu atau dua flim itupun karena ulah Nayla kakaknya yang memaksanya untuk menemaninya nonton.

"Ya ampun dek, kemarin kan sebelum kamu brangkat ke Korea itu kakak sudah kasih tau kamu tentang drama yang pernah kita tonton bersama di kamarnya mama?"

Sebelum Nana menjawab, dia melihat sosok tinggi memakai jas tanpa kancing, dan daleman kaos putih, di daun telinga sebelah kananya ada berlian kecil, tatapannya lembut dan sayu.

Ada sedikit senyum di bibirnya kemerah-merahan, kedua tangannya di masukkan di saku celananya, tatapan Nana menyala menatapnya lewat cermin yang sedang bersandar di kusen pintu, tanpa sadar Nana berkata pada kakaknya.

"Sepertinya sekarang aku sedang melihat Kim Soo Hyun deh, bukan Park Seo Joon"

"Ahhh... benarkah bagaimana bisa? Bukankah dia pemain flim My Love From The Star? aku juga ngefans sama dia, sekarang dia di mana? "

Jelas Nana tau tentang Kim Soo Hyun secara Nayla selalu mengulang-ulang flim nya dan memaksa Nana untuk menontonnya jadi Nana hafal kalau tentang dia.

"Dia ada di belakangku sekarang,"

"Aah, Nana kamu membuat kakak iri. "

Dari cermin Lion terlihat berjalan menghampiri Nana yang masih diam mematung di depan cermin dengan handphon di telinganya yang masih memperdengarkan suara heboh Nayla.

Ya ampun dia mendekat, aduh parah kenapa aku tidak tutup pintu, lagian kenapa siluman ini sangat berbeda ya malam ini, tatapannya lebih lembut dan hangat.

"Kak aku tutup dulu! "

Tanpa sempat mendengar jawaban kakaknya, Nana langsung menutup telpon saking groginya melihat Lion yang semakin mendekat.

Sesaat kemudian Lion berdiri di belakang Nana, Lion menunduk sedikit dan berbisik di telinga Nana.

"Apakah kamu masih lama? "

Jantung Nana serasa mau copot dari tempatnya. Jarak yang begitu dekat dia dengan rakusnya mengambil aroma tubuh Lion yang menurutnya itu sangat harum dan memikat, dan yang paling parah baginya adalah dia merasa tersihir dengan tatapan dan senyuman Lion.

"Bukanya aku sudah bilang agar kamu tunggu di luar, kenapa kamu malah masuk lagi?" tanya Nana dengan ketus.

"Aku tidak suka menunggu" jawab Lion. Nana menyeringai aneh kearah Lion, "Dasar tidak sabaran"

Setelah mengatakan itu, Nana berbalik dan berdiri di dekat Lion, Nana baru menyadari satu hal kalau Lion ternyata sangat tinggi, Nana yang kecil benar-benar tercengang melihat dirinya hanya sampai bahu Lengan Lion.

"Apa yang kamu lihat? " tanya Lion.

"Gak ada, sebaiknya kita berangkat sekarang" Nana berusaha menghindari kontak mata dengan Lion.

"Nana" panggil Lion ketika Nana akan berjalan menuju pintu keluar. Mendengar suara Lion memanggilnya, Nana langsung berhenti dan menarik nafas kesal.

"Apa lagi sekarang hah ?" tanya Nana dengan ekspresi kesal.

"Ada yang kurang" ucap Lion sambil mengeluarkan sesuatu dari celananya dan mendekat kearah Nana.

Nana mulai bingung, namun dia tetap bekerjasama dengan Lion. Sesaat kemudian, Lion menjulurkan kedua tangannya kedepan dan memakaikan kalung cantik di leher Nana.

"Lion untuk apa ini?" Nana memegang bandul kalung itu dengan sedikit bingung, namun dia tidak bisa bohong kalau kalung itu sangat cantik dan indah.

Setelah memakaikan Nana kalungnya, Lion berbisik di telinga Nana, "Aku hanya meminjamkanya jadi tolong jaga dengan baik, karena kalau sampai hilang kamu tidak akan bisa menggantinya"

Mendengar perkataan Lion, Nana terkejut dan bergidik ngeri, namun belum sempat dia melakukan protes, Lion langsung menarik tangannya.

"Lion lepasin, aku bisa jalan" ucap Nana. Akan tetapi Lion tidak mengubris perkataannya.

"Lion jangan cepet-cepet. Kakiku masih terasa ngilu habis di urut tadi. Aku juga sedang menggunakan haigheels nanti bisa rusak kalau jalan cepat" Nana berusaha menyamankan jalannya dengan Lion sambil merajuk.

Mendengar keluhan Nana, Lion berhenti dan berbalik "Aku tau kamu baru selesai di urut, dan juga aku sudah memesan pakaian dan haigheels buatmu, tapi kamu keras kepala menggunakan pakaian dan sepatumu yang kuno ini jadi berhentilah merajuk"

Nana memperhatikan penampilannya, dia merasa sudah menggunakan pakaian terbaiknya tapi Lion dengan kejam mengatakan pakaiannya kuno, terang saja Nana cembrut.

"Kalau memang penampilanku kuno, makan malamnya kita batalkan saja"

Lion menarik nafas mendengar perkataan Nana, dia menjepit alisnya melihat Nana menunduk. Tiba-tiba Lion membawa Nana kegendongannya.

"Ah, Lion turunkan aku !" Nana mencoba meronta-ronta tapi sayang tubuhnya yang kecil tidak bisa melawan Lion.

Nächstes Kapitel