Nana terus saja melakukan pengintaian dari balik pohon, tapi sampai siang tidak ada hasil dia malah ketangkap satpam kantor.
"Nona mata-mata ya? " tanya satpam berwajah seram itu.
Nana terkejut dan berbalik ke arah satpam, dengan gugup dia berkata, "Bu..bukan, saya kesini hanya ingin bertemu Ceo perusahaan ini"
"Jadi nona memata-matai Ceo kami? " tatapan satpam itu berubah sangar.
Nana merasa frustasi, "Bukan itu.. tapi... "
"Sekarang juga Nona ikut saya ! " kata satpam itu sambil menarik lengan Nana ke kantornya, Nana tau dia salah makanya dia mengikuti satpam itu dengan patuh.
Sedangkan di sebuah ruangan megah, berdiri seorang pemuda tinggi, menggunakan stelan jas mewah nampak berlian kecil di kerah bajunya, ekspresinya dingin dan bola matanya yang hitam memancarkan aura mematikan.
"Bos dari kemarin ada seorang wanita yang ingin bertemu bos, sudah 4 hari berturut-turut tapi dia belum menyerah juga, sekarang dia di tangkap satpam karena ketahuan mengendap-endap di balik pohon dekat parkiran" kata Hyun Ae asisten pribadi Ceo itu.
Melihat Ceo nya tak bersuara dan menatapnya dengan tajam, Hyun Ae segera menyodorkan rekaman CCTV.
Mata pemuda itu menyala ketika melihat tingkah laku perempuan yang ada di rekaman itu.
'Gadis ini lagi?, dia memang mencurigakan'.Batin Lion.
"Bos, apa yang harus kita lakukan kepada wanita ini sekarang? saya takut kalau wajah polosnya di gunakan sebagai mata-mata saingan bisnismu bos?" tanya Hyun Ae
"Bawa dia ke sini ! "jawab Lion tanpa ekspresi.
Hyun Ae sedikit terkejut melihat bosnya memberi perintah untuk membawa orang yang mencurigakan ke ruangannya yang jarang sekali di masuki orang, meski begitu Hyun Ae mengangguk dan langsung menjalankan perintah bosnya.
Di kantor satpam, Nana merasa tercekik karena penjelasanya tidak di percayai, dia mencoba memohon sebagai cara terakhirnya.
"Pak satpam aku sudah katakan kalau aku ini bukan mata-mata, dan aku harus segera bekerja, aku hanya seorang perantau jadi tidak mungkin melakukan hal seperti yang kamu tuduhkan, jadi aku mohon lepasin aku !" Nana memohon dengan menelungkupkan tanganya ke dada.
"Kalau begitu, tunjukan identitasmu ! " ucap Satpam itu dengan tatapan curiga.
Nana mengeluarkan identitasnya berupa KTP dan tanda pengenalnya.
"Jadi kamu kariyawan majalah Bintang? " tanya satpam itu, karena majalah bintang cukup terkenal di negara itu jadi wajar satpam itu tau.
Nana mengangguk sedih. "Jadi bisakah aku pergi sekarang? "
Tiba-tiba suara telpon mengagetkan satpam itu sebelum dia bisa menjawab pertanyaan Nana.
Setelah menerima telpon, satpam itu kembali melirik Nana."Bos ingin bertemu denganmu, jadi aku akan mengantarmu ke ruangan bos"
Mendengar perkataan satpam itu Nana merasa sangat senang secara itu yang dia harapkan, dia tersenyum sambil berkata, "Tu kan..aku bukan mata-mata, buktinya bos mu memintaku menemuinya"
Satpam itu menyeringai kearah Nana. "Jangan senang dulu nona !"
"Suka-suka saya sih" sahut Nana.
"Oky, tapi jangan salahkan aku jika terjadi apa-apa sama nona, yang penting aku sudah menasehatimu." kata satpam itu dengan serius.
Nana mulai ngeri. "Memangnya bos mu orang yang seperti apa? "
"Dia lebih buas dari seekor srigala.." jawab satpam itu dengan ekspresi ngeri.
Nana merinding mendengarnya, dia mulai berfikir apakah dia di kutuk karena selalu berhadapan dengan orang-orang kejam dari awal dia menginjakkan kakinya di negara ini sampai sekarang?
Sesuai petunjuk Eun, Nana berjalan menuju ruang Ceo dengan sedikit grogi.
»Ruang Ceo«
Beberapa saat kemudian Nana sampai di depan ruangan yang memiliki pintu berukuran tinggi dan lebar, di depan pintu Nana sudah di tunggu oleh Hyun Ae.
"Silahkan masuk!" kata Hyun Ae sambil membukakan Nana pintu.
Nana memberi hormat dan ucapan terimaksih pada Hyun Ae.
Setelah itu dengan tenang Nana masuk ke dalam ruangan, sedang Hyun Ae menunggu di luar.
'Masyaallah ruangan ini sangat luas, interiornya juga sangat mewah. Akhirnya setelah 4 hari aku bisa ketemu Ceo ini. Bos kamu akan kagum ke padaku ha..ha.. ha'. Batin Nana.
Bola mata Nana bermain kesegala penjuru ruangan, dia tidak menyangka kalau ruangan Ceo KI grup begitu megah.
Setelah selesai membatin, Nana dengan penuh semangat mendekat kearah meja Ceo. Namun sebelum itu dia mengatur terlebih dahulu cara bicaranya dan berusaha untuk tersenyum demi meninggalkan kesan yang baik.
"Tuan, apakah anda yang meminta saya ke sini?" tanya Nana dengan sopan.
Mendengar pertanyaan Nana, Ceo yang duduk membelakangi Nana memutar kursinya.
Kejutan buat Nana.
"Iya" jawab Lion tanpa ekspresi.
Kaki Nana langsung gemetaran melihat orang yang sedang duduk di depanya. Jantungnya terasa ngilu, dadanya tiba-tiba sesak, ekspresinya berubah aneh dan wajahnya menjadi pucat. Nana pun mundur beberapa langkah.
"Kamu takut? " tanya Lion sambil berdiri mendekati Nana.
Dengan susah payah Nana membuka mulutnya. "Ki...Kim Li...Lion kenapa kamu di sini? "
Lion menyeringai ke arah Nana sambil tersenyum sinis. "Ini kantorku? "
Mendengar jawaban Lion, Nana menunduk dengan mulut terkatup.
"Ja...ja. jadi.. kamu Ceo KI Grup? " suara Nana bergetar.
"Itu benar" jawab Lion dengan tatapan tajam.
Nana mulai keringat dingin, dia benar-benar tidak menyangka kalau Lion adalah Ceo KI Grup.
'Di mana jalan keluar ? aku ingin keluar, tolong aku ! adakah lubang rahasia di sini ? aku ingin segera kabur tapi kakiku keram, aanggg.. Mama..aku merasa kehilangan nafas.' Batin Nana seolah ingin berteriak.