webnovel

Penggoda Yang Tak Digubris

Dalton mengkerutkan dahi begitu melihat Brenda tiba-tiba saja datang dan dengan santainya duduk di samping Axton yang masih sibuk dengan ponselnya. "Kenapa kau duduk di situ?" tanya Dalton seakan protes dengan Brenda yang duduk di samping sahabatnya.

"Kenapa? Tak ada salahnya 'kan Presiden saja tak marah padaku!" bela Brenda. Dalton hanya mendengus kesal, dia sangat terganggu dengan kehadiran Brenda yang tentunya ingin dekat dengan Axton.

"Presiden, apa boleh aku duduk di sampingmu?" Axton hanya menggumam pelan sebagai jawaban tapi tak pernah menoleh pada Brenda.

"Lihat saja Presiden saja tak keberatan." Dalton mencibir di dalam hatinya. Kenapa Axton bisa-bisanya setuju dengan Nenek Sihir ini?

"Cih, bisa-bisanya Nenek Sihir itu duduk di samping Presiden kesal aku lihatnya!" cibir Pitaloka. Dia memandang pada Wenda yang memasang wajah tenang.

"Kau bisa-bisanya tenang saat wanita itu mencoba mendekati Presiden, dia sainganmu!" lanjutnya kesal. Pitaloka tak puas melihat wajah Wenda yang tidak sesuai dengan ekspektasinya. Seharusnya dia marah dan berusaha untuk mendekati Axton.

Secara dari tadi Axton salah tingkah karena memandang Wenda. Wenda menatap layar ponsel yang menampilkan chat Axton. "Aku tak perlu bersaing dengannya," ucap Wenda tiba-tiba.

"Kenapa?" Wenda tak menjawab dia sibuk membalas chat Axton sambil tersenyum. Wenda tak perlu bersaing dengan Brenda karena Axton lebih memperhatikannya dan hal yang sederhana itu membuat Wenda sangat beruntung.

Axton terus saja menatap layar ponselnya tak menggubris kedua orang yang berada di satu meja dengannya sedang beradu mulut. "Presiden, apa kau mau aku memotong daging steakmu?" pinta Brenda dengan nada rendah menggoda Axton.

Axton memandang Brenda dengan pandangan terkejut. "Brenda, sejak kapan kau di sini?" tanya Axton, rupanya dia baru menyadari kehadiran Brenda.

Dalton tertawa keras mendengar pertanyaan Axton. Rupanya dia baru tahu kalau Brenda berada di sampingnya dan tak tahu sejak kapan Brenda berada di sampingnya. Wajah Brenda memerah karena malu, dia sudah mempermalukan dirinya sendiri karena duduk di samping orang nomor satu di Denzel Company yang tak menyadari kehadirannya.

Axton yang masih tak mengerti dengan apa yang terjadi mendadak berdiri saat Cody menghampirinya dan membisikkan sesuatu. "Aku harus pergi, senang bisa makan siang bersama dengan kalian." pamit Axton lalu pergi bersama dengan Cody meninggalkan kantin.

Nächstes Kapitel