webnovel

Mendekatkan diri: Faras

Setelah dari makam Gibran mengajak aku untuk pulang, belum sempat kami masuk mobil. Della sudah mendahului.

"Kita nggak pernah bicara baik-baik berdua,"

Aku menaikkan satu alis bertanya"Untuk apa kita bicara berdua? Yang aku tau, kamu dan aku itu sudah seprti rival. Seharusnya kamu ingat."

Aku berbalik untuk menghadap tepat pada Della, walau aku perlu mendongak menatap matanya. Dia terlihat menyedihkan, matanya masih merah juga wajah itu, terlihat lelah.

Dia sangat menyedihkan, berbeda dengan dirinya yang dulu menjadi primadona kampus. Gibran memeluk bahuku untuk merapat padanya, membiarkan Della melihat jika kekasihnya kini telah menjadi suamiku.

Dia mendengus namun tidak gentar akan tolakanku.

"Hanya bicara, mungkin sambil makanpun tidak apa."

Aku berpikir sejenak, mungkin menerimanya bukan masalah besar. Siapa tau aku mendapatkan informasi baru, tapi Gibran tidak boleh ikut.

"Oke, kemana kita akan bicara?."Jawabku membuat Della tersenyum senang.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

Nächstes Kapitel