webnovel

Kamu Ga Peka

Jam menunjukan pukul delapan malam mobil Edwin sampai di kostan Bila, setelah bertanya pada teman kost Bila ia tanpak kaget karena sudah begitu malam namun Bila belum sampai ke kostan.

"Mas....maaf sepertinya mbak Nisa belum pulang".

"Apa?"

"Coba mas hubungi ponselnya aja".

"Sudah tapi tidak diangkat".

"Owh....kalau begitu, mas mau menunggu diluar apa di dalam?".

"Saya menunggu disini saja mbak, trimakasih".

"Oh ya silahkan".

Edwin menunggu Bila dengan gelisah sesekali ia mengi1rim chatt atau menelfon Bila, tapi tak sekalipun Bila meresponnya.

Jam sembilan Bila dan Aji tampak keluar dari bioskop, kepuasan tampak jelas di wajah Aji ia begitu bersemangat malam ini.

Ketika Bila memeriksa ponselnya ia terkejut melihat panggilan ataupun pesan dari Edwin, ia jadi gugup.

"Mas.... saya pulang dulu trimakasih sudah menemani saya".

"Ga Nis, aku anter ya".

"Tapi cepetan, udah malem soalnya".

"Ya"

Dengan tergesa-gesa Aji mengendarai mobilnya, dan hanya dalam waktu lima menit mereka sudah sampai.

Dari dalam mobil Bila melihat Edwin sedang menunggunya dengan raut muka kesal, ia hanya menahan senyum melihat suaminya.

Begitu mobil berhenti Bila segera membuka pintu dan mengucapkan terimakasih kemudian melangkah menuju dimana Edwin duduk, setelah Aji menghilang dari hadapannya.

Edwin yang memasang muka garang langsung berdiri sambil berkacak pinggang seolah siap menerkam istri mungil yang sudah mrmbuatmya risau.

Sementara Bila hanya membalasnya dengan senyuman tipis dan mengejek.

"Selamat malam pak Edwin maaf lama menunggu ya?" Bila menyapa Edwin dengan nada mengejek.

"Dari mana kamu?" tanya Edwin jutek.

"Maaf tadi ada film baru dibioskop, setelah makan malam terus nonton deh" jawab Bila manja sembari meraih tangan Edwin untuk menyalaminya.

"Sama siapa?".

"Mas Aji".

"Bila.... kamu lupa ya, kamu tuh wanita yang sudah menikah ga malu pergi berduaan sama laki-laki lain".

"Maaf kak"

Edwin seolah tak menggubris Bila, ia tampak kesal, bahkan Bila belum pernah melihatnya sekesal ini pada Bila.

"Seneng banget ya..... malam Minggu kencan sama rekan kerja, tanpa mengingat suami" Edwin menyindir Bila.

"Kak maaf" Bila merengek pada Edwin seolah ia seorang anak kecil yang baru berbuat kesalahan dan sedang dijuteki ibunya.

Edwin meninggalkan Bila tanpa memperdulikannya, ia menuju mobil.

Melihat Edwin ngambek Bila segera menyusulnya tanpa aba-aba ia segera menghadang Edwin.

"Kakak.... maaf, jangan ngambek dong plis, masa jauh-jauh nemuin aku cuma mau diambekin doang".

"Bener kamu, aku sudah jauh-jauh ke sini cuma buat tahu kalau kamu tebar-tebar pesona sama cowok lain".

"Ish... kakak, bukan seperti itu suamiku, aku jelasin tapi ga disini".

"Kenapa? malu dilihat orang".

"Iya lah...., emang kakak ga malu kalau aku cium disini". jawab Bila sambil menampakan wajah genit menggoda dengan mengedipkan sebelah matanya pada Edwin.

"Maksut kamu?" mendengar kata-kata yang menggelikan dan tingkah genit istrinya muka kusut Edwin mulai memudar, tersirat senyuman yang tertahan darinya.

"Kakak mau ke mana?".

"Terserah kamu, kan kamu yang ngajak".

"Masuk mobil dulu aja" jawab Bila setelah benerapa saat berfikir.

Edwin hanya menuruti keinginan istrinya yang tiba-tiba bertinglah manja, ia ingin tahu sampai dimana kemampuan Bila membujuknya.

Setelah berada di dalam mobil, tanpa aba-aba Bila segera mencium pipi Edwin dengan mesra, lalu ia segera memperbaiki posisi duduknya.

Edwin hanya meliriknya kemudian bertanya "jalan kemana nih?".

"Kakak ga capek ya, ga pengen istirahat?".

"Capek sih".

"Kalau gitu kita cari penginapan aja dulu gimana".

Senyum dibibir Edwin sudah tak bisa disembunyikan lagi, tapi ia masih berusaha untuk bersikap cuek pada Bila.

Tiba disalah satu hotel Edwin dan Bila segera masuk untuk cek in setelah terlebih dahulu memesan kamar.

Didalam kamar Bila segera mengajak Edwin untuk duduk sambil memanaskan air untuk membuat minuman.

Setelah secangkir teh hangat siap ia segera memberikan pada Edwin, ia juga mulai menceritakan bagaimana ia dan Aji bisa jalan berdua.

"Kakak masih marah? setelah aku ceritain semua?".

"Kamu ga ijin dulu mau jalan sama cowok lain" jawab Edwin datar.

"Tadinya cuma mau dianterin pulang, malah mas Ajinya lapar, terus pas mau pulang tiba-tiba aku pengen nonton, udah itu aja lagian ga sengaja juga kak".

"Seneng?".

"Kakak... masih marah, mau aku gimana biar kakak ga marah lagi".

"Terserah kamu".

"Kak ga sayang, udah dua minggu kita ga ketemu, pas ketemu kakak cuma mo ngambek gini?"

"Ya makanya biar aku ga ngambek kamunya gimana?".

"Aku harus gimana?"

"Males ah, kamu gapeka" Edwin kembali merasa kesal, karena bila tak kunjung melakukan sesuatu yang ia harapkan.

Edwin berjalan menuju jendela ia membuka tirai memandang indahnya kota di malam hari.

Bila kehabisan akal bagaimana ia harus membujuk Edwin, ahirnya dengan ragu dan malu-malu ia mendekati suaminya, lalu mendekapnya dari arah belakang.

"Maaf kak"

Edwin menoleh ke arah istrinya, ketika merasakan dekapan wanita itu, ia segera membalas pelukan Bila dengan mesra lalu mencium keningnya, mengangkat wajah dan segera mendaratkan ciuman penuh hasrat pada bibir manis Bila.

Untuk beberapa saat ciuman panas antara suami dan istri itu berlangsung, entah karena kerinduan yang menumpuk atau karena rasa cemburu yang menyergap Edwin, ia seolah tak rela melepaskan bibir Bila.

Aduh Bila diambekin suaminya.

Bubu_Zaza11creators' thoughts
Nächstes Kapitel