webnovel

chapter 10

" kau mau dinas keluar kota?" tanyaku mengikuti william mondar mandir dari closet ke ranjang, dia sedang menyiapkan pakaian yang akan dibawaknya."iya" jawabnya pendek." berapa lama?" tanyaku lagi."seminggu atau lebih" jawabnya tanpa melihatku."kok lama?"protesku. " biasa dua atau empat hari"

"ada kecelakaan di lokasi proyek, jadi butuh waktu untuk menyelesaikannya"

"trus cek up ku bagaimana?" tanyaku lagi masih terus membututinya."berhenti mengekori ku katia". kata william hampir menabrak tubuhku."duduk di sana" perintahnya menunjuk ranjang.dengan wajah ditekuk aku menuruti perintahnya duduk di dekat koper nya." cek up ku bagaimana? kau sudah bilang iya mau menemaniku" rengekku sambil mengeluarkan pakaiannya yang sudah di susun dari koper."apa yang kau lakukan?" tanyanya menahan tanganku mengeluarkan pakaiannya."cek up ku" kataku ngotot, sambil mendekap pakaian yang berhasil ku keluarkan dari kopernya." berikan padaku" pintanya menunjuk pakaiannya yang ku sandera." tidak mau" kataku menyembunyikan pakaiannya kebelakang tubuhku.

"ya ampun katia, jangan seperti anak kecil" sergahnya marah."jawab dulu bagaimana cek up ku, baru ku kasih" kataku ngotot."cek up nya masih dua minggu lagi, lagipula ada bibi june atau supir yang bisa mengantarmu" geramnya, membuatku emosi mendengar perkataannya.

dengan sekuat tenaga aku mencampakkan pakaian di tanganku ke dada william." kau sudah setuju menemaniku".bentakku sambil berlalu meninggalkan william keluar kamar dengan menghentakkan kaki."katia!" panggilnya tapi kuacuhkan.

" kau mau kemana?" tanyak william menarik tanganku menahan langkahku."pulang ke rumah ayahku" pekikku sambil menarik lenganku."setidaknya ayahku menepati kata katanya. tidak sepertimu, menaikkan harapanku lalu menghempaskannya begitu saja"

" kau mau pergi berjalan kaki ke sana?" tanyanya menunjuk tubuhku membuatku sadar aku hanya mengenakan kaus oblong,celana pendekdan sendal rumah , dompet dan ponselku masih berada di dalam rumah."aku akan naik taksi ke kantor ayahku" kataku bersikeras." naik taksi dari mana? kau pikir ada taksi lewat di kompleks ini?"." aku bisa jalan sampai keluar kompleks"

" ayolah jangan seperti anak kecil" pujuknya berusaha meraih tanganku tapi kutepis."pokoknya aku mau pulang ke rumah ayahku. kau selalu seperti itu,menomor dua kan aku, pekerjaanmu lebih penting dari segalanya.setidaknya ayahku memprioritaskan aku dari urusannya yang lain.kau selalu bilang ada bibi june,ada supir. kau pikir aku menikah dengan bibi june atau supir mu" teriakku emisional.

william menatapku shok tidak menyangka aku bisa seemisional ini.wajah shoknya itu malah membuatku makin emosi, tanpa memperdulikannya aku berbalik melanjutkan langkahku pergi." katia " panggil william tak berapa lama -mungkin dia sudah sadar dari shoknya- membuatku makin mempercepat langkahku hampir setengah berlari.

saat gerbang komplek sudah terlihat, suara deru mobil melambat dari sebelahku."naik" seru william menurunkan kaca mobil." pergi sana " usir ku sambil terus berjalan. sebenarnya kakiku mulai sakit tapi aku gengsi menuruti ajakan william.

" ayo lah katia, aku janji akan menemanimu pas cek up nanti" pujuknya dari dalam mobil sambil terus membuntutiku."ayahku yang akan menemaniku" pekikku, bersamaan itu rasa sakit menyerang perutku membuatku berhenti mendadak."aw..,," pekikku memegangi perutku."oh shit" umpat william segerah menghentikan mobil dan keluar menghampiriku.

dengan cepat william membopong tubuhku membawaku ke kursi penumpang." sakit" erangku, kurasakan keringat dingin menghiasi keningku." dokter kim, istriku merasa sakit" ucap william di ponsel - kapan dia nelpon-." namanya katia sami". lanjut william membungkuk dihadapanku sambil mengusap usap perutku."kata dokter dari 1 sampai 10 berapa skala rasa sakitnya?" tanya william padaku setelah mendengarkan intruksi dokter.

"empat" jawabku." empat dok" kata william mengulangi jawabanku."oh ... oke,, baik dok" ucap william menutup telpon sambil menatapku."kau hampir membuat jantungku copot" kata william lega sambil menjatuhkan kepalanya di pangkuanku." sayang tolong jangan lakukan hal seperti ini lagi, kau bisa membuat ayahmu ini mati mendadak" gumamnya di pangkuanku sambil masih mengusap perutku.

" kau yang salah" tukasku masih meringis. " iya iya aku yang salah" jawab william sambil mengangkat wajahnya.dia mengangkat kedua kakiku yang masih menjulur ke dalam mobil lalu menutup pintu mobil."apa yang kau lakukan?" protesku."aku mau pulang ke rumah ayahku." tanganku sibuk mencoba membuka pintu mobil yang di kunci william."william buka pintunya" teriakku sambil memukul kaca mobil. namun william tidak menghiraukanku, dia bergegas membuka pintu supir,dengan sigap aku juga membuka pintu ku tapi william lebih cepat, tangannya menahan lenganku mencegahku keluar mobil."tutup pintunya" printahnya sambil menatapku tajam membuat nyaliku ciut.dengan sekuat tenaga aku membanting pintu mobil.

" kau ini sudah dewasa, apa tidak malu setiap berantem kau selalu mau pulang ke rumah ayahmu" katanya memarahiku." kau ini sudah dewasa, apa tidak malu setiap berantem kau selalu mau pulang ke rumah ayahku"ejekku mengikuti ucapannya sambil berbalik menghadap jendela mobil memunggungi william.

Nächstes Kapitel