webnovel

Apakah.... dipaha manusia ada syaraf emosi, dan syaraf itu sudah putus karna kayu tersebut?,

"Bu Dokter... Bu Dokter... tolong buk... "

Suara gedoran pintu terdengar berkali kali tanpa henti membuat Claudy terjaga, dan melihat jam dindingnya yang baru menunjukkan pukul 3 dinihari. Apakah ada yang sangat gawat terjadi?, sehingga orang itu terdengar begitu cemas.

Begitu membuka pintu, dia melihat beberapa orang pemuda yang sedang membawa seseorang dengan tandu darurat yang mungkin mereka buat sendiri. Pemuda dalam tandu itu terlihat tegang, mungkin karna menahan sakitnya, sebuah potongan kayu yang cukup besar tertancap dipaha sebelah kirinya, untuk sejenak Claudy terdiam, tapi dengan cepat dia menguasai situasinya kembali.

"Apa yang terjadi dengannya? "Tanya Claudy sambil mengisyaratkan mereka untuk membawa pemuda itu masuk.

Mereka dengan gugup menjawab. "Ber.. kelahi.. Bu Dokter... "Jawab seseorang agak malu.

"Hhmm" Kata Claudy sambil menghela nafas. sepertinya ia harus melakukan operasi untuk orang ini, Dia pernah beberapa kali melakukan operasi minor waktu masih bekerja di rumah sakit milik orang tua nya. Tapi... ini berbeda, dia hanya sendirian, Tiba tiba Inah nongol, dan Claudy tersenyum..

"Batu aku", katanya.

"Hah? "Tanya Inah tak percaya, apa maksud bu dokter dia harus membantu bu dokter menangani pasien ini?

"Inah.. bantu aku", ulang Claudy masih terus menangani pasien itu dengan pertolongan pertama.

" Apa yang harus ku bantu Bu Dokter?" jawab Inah agak gugup.

"Kamu sudah tau nama nama peralatan bedah ini kan? cukup berikan apa yang aku minta. " Kata Claudy.

Inah memang sudah tau semua nama-nama alat bedah itu, karna dia seorang gadis yang punya keingin tahuan tinggi, dia selalu bertanya ini apa, itu apa, kegunaannya apa, dan sebagainya pada Claudy. Claudy sangat semangat mengajarkan itu semua dan sering menguji ingatan Inah kembali, karna itu, dia merasa yakin gadis itu bisa menolongnya.

sebenarnya Pustu ini tidak mempunyai peralatan operasi, tapi ini adalah hadiah dari papanya, karna berfikir mungkin ini iperlukan di daerah ini, dan dia juga percaya putrinya bisa melakukan operasi ringan.

meskipun alat-alatnya tidak murah, tapi ini tidak menjadi masalah bagi papanya, demi kelancaran tugas putrinya.

setelah semua persiapan bersih dan steril.. mereka mulai melakukan operasi kecil ini untuk mengeluarkan potongan kayu dipaha pemuda tersebut.

Selama melakukan operasi, Claudy selalu mengajak pemuda itu berbicara agar pemuda itu tidak merasa tegang, maklum.. dia hanya dibius lokal, jadi masih bisa melihat dokter cantik ini yang sibuk mengobati dirinya.

Dua jam kemudian, semuanya selesai, dan hari sudah menunjukkan pukul 6 pagi, suara kokokan ayampun bersahut sahutan, burung-burung berceloteh dengan riang, suasana pagi sangat sejuk, sehingga Dokter muda ini tidak merasa ngantuk meski bangun sebelum waktunya.

"Untuk beberapa hari, kakimu belum bisa terkena air, dan 3 hari lagi, tolong dibawa kesini lagi untuk menukar perban dan pemeriksaan lebih lanjut. Ingat, jangan berkelahi lagi ya! gak ada untungnya malah buntung, Iya kan? selesaikan sesuatu dengan baik, jangan emosi" kata Claudy berceloteh menasehati pemuda itu,.

Orang-orang yang mengantar pemuda itu ternganga karna melihat cowok itu begitu patuh dan mau mendengar nasehat dokter tersebut. Mereka heran, anak tuan tanah ini biasanya tak mau mendengarkan siapun, bahkan ayahnya sendiri. Tapi hari ini dia mendengarkan semua yang dikatakan Dokter Claudy dengan seksama..

Apakah.... dipaha manusia ada syaraf emosi, dan syaraf itu sudah putus karna kayu tersebut? pikir mereka.

.

Nächstes Kapitel