webnovel

Perasaan Yang Menghantui - Bagian 1

Redakteur: AL_Squad

Katie merasa merinding saat Alexander berdiri dibelakangnya. Alexander berdiri sangat dekat dengannya sehingga membuat Katie merasa gugup.

"I-Iya ?" dengan tidak yakin menjawab Alexander dengan apa yang ia katakan.

Ia merasa bersalah ketika Alexander memergokinya sedang bersama dengan Corey saat itu. Mungkin karena waktu itu ia sudah tertarik dengan Alexander. Lord Valeria tidak terlalu tertarik dengan Katie dan dia mengetahuinya.

Dan juga ada saat dimana Alexander selalu memanggilnya dengan namanya dan bukan dengan nama panggilannya seperti yang lainnya lakukan. Sama seperti yang telah memberi batasan antara mereka berdua.

Dia tahu dengan menyimpan perasaan seperti ini adalah sia-sia, walaupun ada kerinduan yang tidak diketahuinya.

Katie tersentak saat Alexander mendekatinya sehingga bahu mereka saling bersentuhan. "Airnya sudah tertumpah." Dan Alexander benar. Dia masih menuangkan air ke gelas meskipun sudah penuh, "Biar kutangani ini."

Dia bergerak mundur setelah mengambil gelas dari tangan Katie.

"Maafkan aku," Katie meminta maaf dan mengambil kain untuk mengeringkan air yang dia tumpahkan. Dia mempermalukan dirinya di depan Alexander! pikirnya.

"Sekarang sudah larut malam. Mengapa kau tidak kembali saja ke ruanganmu dan pergi tidur," Dia mendengar perkataan Alexander. Dia mengangguk dan meninggalkan ruangan dapur secepat yang dia bisa, menjauh dari raja Valeria.

Sesampainya dia di ruangannya, dia menutup pintu kamarnya dan bersandar di pintu. Sambil menghirup nafas yang dalam dia menutup matanya.

Dia masih dapat mengingat bau parfum dari Alexander ketika dia membungkuk untuk mengambil kendi air dari tangannya. Perasaan yang menyenangkan sama seperti turunnya salju untuk pertama kalinya di musim panas.

Dia menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan angan-angannya, kemudian berjalan menuju ke tempat tidurnya, dan berbaring di atasnya sambil menarik selimut untuk tidur.

Seminggu kemudian, di sore hari, Katie diminta untuk membersihkan ruangan kamar tamu bersama dengan Mathilda dan tiga pelayan yang lain. Dia telah mencoba untuk menyembunyikan segala sesuatu dari Matilda tetapi dia berakhir dengan bekerja bersama Mathilda untuk menggantikan seprai.

Bukan berarti Mathilda seorang yang buruk atau dia tidak menyukainya, tetapi perkataannya terlalu…berani? Dia tidak tahu. Terkadang dia berharap menjadi seperti Mathilda. Setidaknya dia tidak akan seperti pelayan yang lain, bersikap baik di depannya dan bicara buruk di belakangnya.

Katie sedang membersihkan vas-vas bunga ketika Elliot muncul entah dari mana,

"Mengapa kau belum bersiap?" dia bertanya sambil mengancingkan kemejanya.

"Siap? Untuk apa?," Elliot terkejut ketika Katie bertanya. Dia akan mengurus Areo setelah pekerjaannya selesai tetapi dia tidak mengingat jika dia harus pergi ke satu tempat hari itu. Elliot menarik tangannya dan menyeretnya ke sudut ruangan.

"Apa kau lupa tentang teater?" Bisiknya sementara Katie mengernyitkan keningnya tanda dia tidak mengerti, "Aku pernah mengatakannya padamu saat kau ingin bekerja di sini, ingat? Dan hari ini adalah harinya."

"Maafkan aku. Aku pikir kau hanya bercanda tentang hal itu,

Jawab Katie dan melihat dua pelayan yang lainnya sedang menatap mereka berdua.

"Tentu saja tidak. Awalnya kegiatan itu akan dilakukan minggu yang lalu tetapi dibatalkan dan sekarang aku di sini sedang bersiap. Apa yang sedang kau tunggu?" Pria di depannya mengangkat keningnya.

"Aku minta maaf tetapi aku harus menolak undangannya," Jawab Katie. "Aku rasa bukanlah hal yang baik jika aku datang sebagai pelayan yang bekerja di sini. Itu akan menimbulkan pertanyaan."

"Jangan mengatakan dirimu serendah itu, Katie. Kau mungkin bekerja di istana ini tetapi bukan berarti kau terlahir sebagai seorang pelayan atau kau berstatus rendah. Kau diberikan kamar di lantai atas oleh karena kau bukan bagian dari apa yang telah kau katakan. Dan tidak peduli apapun kau tetaplah menjadi Putri Katie untukku," Elliot tersenyum sambil memandangnya.

Kata-katanya memberikan senyuman di wajah Katie.

"Kau bisa meninggalkan pekerjaanmu sekarang dan bersiap siap sementara aku harus memeriksa apakah yang lain sudah siap. Aku akan menemuimu lagi dalam waktu 40 menit.," Ucap Elliot dan meninggalkan Katie sendirian.

"Apa kau melihatnya? Kasihan, Tuan Elliot di bodohi olehnya," dia bisa mendengar bisikan-bisikan dari pelayan lain yang berada di tempat itu.

"Aku rasa mereka mempunyai hubungan gelap, jika tidak mengapa dia datang untuk bicara dengan seorang pelayan?" Komentar yang lainnya.

Senyuman di wajahnya menghilang. Seorang manusia dan vampir yang mengobrol adalah hal yang buruk? Mungkin seperti itu. Walaupun Katie dikelilingi oleh vampir, dia bersyukur bahwa orang-orang yang merawatnya sebelumnya adalah keluarganya sendiri.

Pada kenyataannya, Vampir berada di puncak piramid dan para pelayan, budak ataupun pembantu terletak paling bawah rantai kekuasaan sementara manusia terletak di antara dua sisi itu.

Alexander memberikan perasaan bahwa dia berbeda ketika dibandingkan dengan vampir berkelas lainnya. Bagaimanapun juga dia telah diselamatkan dari percobaan pembunuhan dan telah bersikap baik dengan menawarkan tempat baginya untuk tinggal.

"Sudah cukup!" Mathilda berkata dengan ekspresi kesal, "Kalian para gadis punya pekerjaan. Aku ingin kalian menyelesaikan pekerjaan di seluruh lantai ini dalam waktu sejam atau kalian akan mendapatkan pekerjaan tambahan," mereka semua mengeluh hanya untuk menerima tatapan menusuk daripada Mathilda.

"Dan kau," Katie melihat Mathilda bicara dengannya sekarang, "Ikut aku".

Dia mengikuti Matilda ketika dia berjalan keluar ruangan. Dia kemudian melihat Alexander yang sedang mengenakan setelan hitam dan berdiri di samping seorang wanita.

Wanita itu memakai gaun berwarna hijau tua dengan sarung tangan berbulu. Dia menyadari bahwa wanita itu adalah wanita yang ditemuinya ketika festival musim dingin. Caroline namanya bukan begitu?

Dia melihat Caroline menempatkan tangannya di lengan Alexander dan Alexander tersenyum dengan perkataannya.

Ketika mereka melewati raja, Katie baru saja ingin bertanya kemana mereka akan pergi tetapi wanita itu telah membuka mulutnya.

"Ada beberapa orang yang ingin menjatuhkanmu oleh karena perlakuan yang kau terima di istana ini. Apa yang kau alami adalah yang paling rendah. Saran yang bisa kuberikan adalah dengan menghiraukan mereka jika kau ingin menjaga kewarasanmu," Katie terkejut ketika Matilda mencoba untuk menghiburnya.

Mereka telah memasuki ruangan bawah tanah dan sedang berjalan melalui lorong yang menuju bagian dasar istana.

"Aku akan mengingatnya," Jawab Katie sambil tersenyum. Dia sering mengabaikan perkataan yang lain tetapi terkadang itu hal yang sulit.

"Bagus. Aku mengatakannya karena aku belajar dari pengalaman," Mathilda membuka sebuah ruangan dengan sebuah kunci dan mempersilahkan Katie untuk masuk, "Orang yang tidak berguna akan selalu membicarakan keburukanmu tidak perduli kau melakukan hal apa. Itu karena mereka tidak berguna."

"Mengapa kau mengatakan hal ini? Bukankah kau membenciku?" Katie bertanya ketika melihat Matilda membungkuk untuk mengambil sesuatu di bawah tempat tidur.

"Siapa yang mengatakan aku membencimu?" Dia mendengar Matilda bertanya kepadanya.

"Aku pikir kau membenciku," Gumam Katie,

Terdapat dua tempat tidur di kedua sisi ruangan yang artinya ruangan itu dipersiapkan untuk dua orang yang bekerja di istana. Sebuah gambar di atas meja di samping tempat tidur menarik perhatian Katie dan dia bergerak mendekat agar bisa melihatnya. Itu adalah sebuah gambar seorang pria berzirah dengan dua gadis kecil berdiri di sampingnya.

"Aku curiga ketika kau tiba dengan Daisy dan ingin mengetahui kalau kau pernah tidur dengan raja. Beberapa gadis cukup bodoh dengan berpikir bahwa memberikan darah atau tubuh mereka untuk raja akan memberikan keuntungan bagi mereka, tsk (suara kesal)" Matilda berkata sambil menarik sebuah tas berwarna hitam dan meletakannya di atas tempat tidur, "ambil ini."

"Apa ini?" Katie membuka tas itu untuk menemukan sebuah pakaian.

"Itu adalah gaun yang bisa kau gunakan malam ini," Matilda berdiri di depan cermin untuk melihat wajahnya dan melanjutkan sebelum Katie dapat berkata-kata, "Kau mungkin menjadi seorang yang baik tetapi kau butuh sesuatu yang lebih dari itu. Orang seperti kita tidak pernah berpikir untuk pergi ke teater. Teater itu digunakan untuk petinggi dan orang-orang elit seperti Vampir. Kau bisa berterima kasih kepadaku nanti."

"Terima kasih telah meminjamkanku gaun ini," Katie menundukan kepalanya sebagai ucapan terima kasih, "Aku akan mengembalikan gaun ini seperti kondisinya yang semula."

Ketika dia melihat tidak ada seorangpun di lorong, Katie berlari menyusuri tangga untuk mengganti pakaian,

Bentuk gaun itu sederhana, dan Matilda benar. Dua gaun yang dimilikinya tidak sebanding dengan gaun yang dikenakannya saat ini. Bagian atas gaun itu berwarna hitam tetapi gaun itu berubah warna keabu-abuan di bagian bawahnya.

Tidak seperti wanita lain yang memastikan tubuh mereka tetap kurus, Katie tidak demikian. Atau tidak dapat melakukannya dengan kebiasaan makannya. Bukan berarti dia gendut, tetapi dia mempunyai tubuh yang sehat.

Dia mengikat rambutnya dengan jepitan yang dibelikan oleh bibinya ketika mereka mengunjungi karnaval di desa. Menggunakan jepitan itu, dia menjepitkan rambutnya dan untuk sekali ini saja dia bersyukur dengan bentuk rambutnya. Tidak terlalu keriting maupun bergelombang, sempurna untuk menjepit rambutnya.

Alexander dan yang lainnya sedang memasuki kereta ketika Katie datang dengan terburu-buru, tepat ketika Sylvia sedang memasuki kereta terakhir dengan Elliot yang sedang membantunya.

Melihat Katie datang, Elliot tersenyum dengan riang, "Kau datang tepat pada waktunya, nona," Elliot mengulurkan tangannya ke arah Katie.

"Tentu saja," dia tersenyum dan melihat bahwa hanya dia dan Elliot yang tersisa untuk memasuki ruangan.

Nächstes Kapitel