Ekspresi wajah yang tampan itu terlihat sedikit gusar. Xi Xiaye pun tersenyum ceria. "Ya… setidaknya kau lumayan sadar diri. Masa' kau sampai cemburu pada anak sendiri? Dia 'kan masih kecil. Sudah tugas dan tanggung jawab kita untuk merawatnya."
"Iya, tapi kau juga punya tugas dan tanggung jawabmu sebagai istri padaku," jawab Mu Yuchen.
"Aku tahu, aku janji begitu pada waktunya nanti. Saat anak kita semakin besar, waktu kita bersama 'kan akan lebih banyak."
"Nah, caranya?" Mendengar jawaban itu, Mu Yuchen langsung membuka matanya, menatapnya penuh arti.
"Kutraktir makan…"
"Pfft, sebelum itu, lebih baik kalau kau sedikit 'membayarnya' duluan. Satu ciuman saja, bisalah ya?"
"Aku… Mmm… eh, anak kita…"
"Tidak, tenang saja. Kalau pun iya, dia tak akan mengerti, 'kan?"
Alah, si cabul ini!
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com