Kala mengatakan itu, sang gadis teringat akan dirinya yang dulu.
Kenangan pahit muncul persis di depan, seolah mereka semakin besar dan hebat. Namun tak peduli apapun, seseorang harus tetap melanjutkan langkahnya. Menghindar hanyalah tindakan seorang pengecut.
Setelah itu Xi Xiaye tidak melanjutkan kata-katanya ataupun melihat pria di sebelahnya itu. Pandangannya terkunci pada nisan di hadapannya.
"Kuharap Kakek tenang di sana. Tak ada lagi nestapa, Kakek selalu berbahagia!" katanya sebelum berpaling hendak pergi dari situ.
Han Yifeng pun menoleh menatap sang gadis yang perlahan menjauh. Ingin sekali dia mengejarnya, namun disadarinya tak ada alasan untuk melakukan itu. Dipikirnya sekali lagi, dan memutuskan membiarkannya. Terpaku dengan sedihnya.
Langit semakin gelap. Mobil sang gadis melewati jalanan di tengah ramainya kota, menuju ke arah terowongan. Waktu menunjukkan pukul 19.00 ketika dia sampai di Maple Residence.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com