webnovel

Intens

Mereka berdua melewatkan jam makan siang dengan makan bersama diselingi obrolan-obrolan santai. Dhany banyak membahas kantor baru nya dan beberapa rekan di tim kerjanya. Bulan mendengarkannya dengan seksama. Ia ingin mengenal sosok pria menawan di hadapannya ini lebih jauh lagi. Untuk sementara, Bulan mendapatkan kesan bahwa Dhany sangat mudah bergaul dan diterima di lingkungannya. Pembawaannya yang humble dan smart membuatnya mudah mendapatkan tempat di mana saja. Memiliki beberapa teman diskusi yang sepertinya keren-keren baik itu wanita maupun pria. Bersahabat dengan dunia metropolitan dan segala macamnya. Bulan penasaran..sejauh mana Dhany telah melangkahkan kakinya. Dan seperti apa sejatinya pergaulan pria ini? Dhany memiliki jendela lain yang menawarkan banyak pemandangan indah dunia luar. Sepertinya hal ini akan sangat menarik.

Malam itu, mereka berjanji untuk bertemu kembali untuk makan malam. Bulan sengaja memilih waktu mendekati jam tutup boutique.

Setelah mengabarkan orang rumah mengenai keterlambatannya pulang, dia pun segera membereskan isi tas nya sembari menunggu kedatangan Dhany. Tidak berapa lama sosok pria yang ia tunggu muncul. Wajahnya terlihat sedikit lelah namun senyum maskulinnya selalu berhasil membuat waktu di sekitar Bulan terhenti sesaat.

" Maafkan aq, apa kau menunggu q terlalu lama?" Dhany mengusap rambut panjang Bulan yang digerai.

" Tidak..kau tepat waktu. Ini memang jam tutup boutique q. Biasanya q pulang di kisaran waktu ini." Bulan membalas senyumannya.

" Kau terlihat lelah, apa hari ini cukup berat, Dhany?"

" Hmm..tadi ada acara penyambutan q..Biasanya memang diadakan acara makan-makan di kantor ataw di restoran. Dan di sana aq harus beramah-tamah dengan semua yang hadir. Bisa kau bayangkan energi yang q keluarkan untuk itu." Dhany duduk di sebelah Bulan dan menarik nafas.

" Barati kau sudah makan..apa sebaiknya kau langsung pulang saja dan beristirahat? Kita bisa makan malam lain kali." Bulan menyentuh bahu Dhany dan memberikannya tekanan nyaman di sana. " Kau terlihat sangat kacau" Bulan tersenyum.

"Oh, tidak perlu..aq perlu kau untuk menetralkan semuanya. Aq akan menemanimu makan malam." Dhany menatap wajah Bulan dan menemukan kenyamanan dalam senyum dan tatapan mata Bulan padanya. Kau yang memperindah setiap mimpi q akhir-akhir ini, Bulan. Hanya saja kau tidak mengetahui nya..

" Hmm..dasar keras kepala..baiklah..ayo kita pergi sekarang. Aq tidak mau pulang terlalu malam." Bulan berdiri diikuti Dhany. "Dan aq tidak ingin sering-sering makan malam di jam seperti ini. Kau tau..lemak di tubuh q sudah semakin banyak."

" Kenapa kau sekhawatir itu? Q rasa tidak ada yang salah sengan bentuk tubuh mu. Kau banyak membuat iri para wanita, Bulan." Dhany mengatakan hal yang membuat pipi Bulan kemerahan. Namun ia tidak menyadarinya. Sembari membukakan pintu mobil untuk Bulan, Dhany sekilas menangkap senyum malu-malu itu, ia pun menyadari bahwa posisinya sekarang sudah lebih dekat selangkah lagi. Itu sangat bagus.

Mereka memilih sebuah restoran yang tidak jauh dari boutique. Sebuah restoran yang terkenal dengan menu seafood nya. Letaknya yang tepat di atas pantai..yaa..benar-benar di atas pantai. Pemiliknya membangun restorannya seperti panggung di atas laut yang berjarak sekitar setengah kilometer dari batas daratan. Ada akses khusus untuk ke restoran, melewati jembatan kayu yang dihiasi sedemikian rupa dengan mangrove dan lampu-lampu romantis di sepanjang jembatannya. Restoran bertema unik yang tidak pernah sepi dari pelanggan.

Dhany dan Bulan berjalan perlahan menyusuri jembatan sambil mendengarkan ombak di bawah mereka. Sesekali mereka berpapasan dengan pengunjung lain yang sedang duduk-duduk di beberapa area sepanjang jembatan menuju restoran. Dan dari ke jauhan..sudah terdengar alunan live music yang dimainkan dari dalam area restoran. Musik yang dipilih memang yang easy listening..dan membuat relax. Udara pantai yang khas, tatanan lampu dan desiran ombak sangatlah sempurna membangun chemistry setiap pasangan yang ada di sana. Begitu pula dengan Bulan dan Dhany. Hanya diam dengan sesekali diselingi kerlingan mata di antara mereka.. Sungguh, Dhany merasa lelahnya sudah pergi entah ke mana.

Nächstes Kapitel