webnovel

Kecurigaan yang makin menjadi

"Oooh begitu ya, baiklah, tapi nanti coba secepat mungkin ya bay, karena ibu akan lebih tenang jika kinan ada orang tua yang dia kenal disana, akan terasa seperti ada yang menjaganya. Maaf ibu merepotkanmu".

Ibu menekankan kembali bahwa kinan memang harus mengenal orang tua bayu di jakarta untuk berjaga-jaga jika sesuatu terjadi disana.

"Iya bu, tidak apa-apa, bayu juga memang berencana membawa kinan bertemu dengan orang tuaku disana seperti yang aku bilang kemarin".

Bayu dan ibu sudah membicarakan soal pertemuan itu sebelumnya. Namun bayu tidak berpikir bahwa kinan akan semarah itu karena akan dikenalkan dengan orang tuanya disana setelah membaca semua omelan kinan via pesan ponselnya tadi.

"Sudah lah bu, aku dan bayu sudah berteman sejak lama, kita berdua bisa saling menjaga satu sama lain, tidak perlu ikut keluarganya semua untuk direpotkan juga olehku".

Kinan yang sedari tadi tidak diberi kesempatan untuk berbicara akhirnya menyela di sela-sela perbincangan ibu dengan bayu.

Ia langsung mengatakan bahwa tidak ingin bertemu dengan keluarga bayu. Berpikir mungkin ibu akan sedikit berubah pikiran.

"Ibu seperti tidak tahu aku bagaimana orangnya,,,,, Apa ibu berpikir aku bisa berkomunkasi dengan baik jika bertemu kedua orang tua bayu? Sebaik bayu jika berbicara dengan kalian, sehingga bisa mengambil hati ibu , ka keysa genta dan mas tio??? bahkan tisya sekarang seperti jatuh cinta padanya".

Semua orang tertawa mendengar kata-kata kinan yang sedikit kesal karena saran ibunya.

Mereka semua menyadari gadis seperti apa kinan itu, tapi mereka tidak menyangka kinan sangat menilai bayu sebaik itu. Bahkan terdengar seperti iri padanya.

Bayu memang pandai berkomunikasi dengan orang lain, pandai mengambil hati orang hanya dengan mendengar dia berbicara tanpa harus mempermasalahkan penampilannya yang norak dan aneh.

Setelah kita bisa dekat dengannya, kita akan tahu bahwa bayu sangat pintar, berwawasan luas dan jauh lebih dewasa saat menangani Tisya keponakan kinan jika sedang marah atau nangis-nangis karena suatu hal dan bahkan tidak jarang selalu diajak berdiskusi oleh Genta soal proyek gamenya yang notabene usianya di atas bayu.

Karena kenyaman yang dirasakan saat dengannya lah yang akhirnya membuat semua orang tidak melihat bayu sebagai orang asing. Tapi sudah menganggapnya sebagai bagian dari keluarga kinan.

"Kalian tertawa sekarang. Kamu juka ikut tertawa".

Kinan menjadi lebih kesal karena semua orang menertawakannya.

"Kamu cemburu Tisya terlihat jatuh cinta padaku sekarang????".

Bayu menggoda kinan agar sahabatnya itu tidak marah lagi padanya. Dia sudah berusaha untuk merubah rencananya dengan ibu kinan soal akan mengenalkan kinan ke orang tuanya dalam waktu dekat.

Semua orang kembali tertawa mendengar godaan bayu untuk kinan, bahkan sekarang Tisya ikut tertawa karena namanya disebut oleh bayu, kakak lelaki yang ia sukai selain Genta.

"Iya.... Aku cemburu.... Kau puas sekarang".

Selama perjalanan dari Bandung ke Jakarta hari itu penuh dengan canda tawa yang tidak berhenti membuat semua orang terlihat sangat bahagia dan termasuk kinan.

Dia sangat senang meskipun awalnya sedikit kesal dengan ide ibu dan ulah bayu yang menyetujui hal-hal yang sudah pasti tidak kinan sukai. Kinan berpikir ibu dan bayu seperti tidak tahu seperti apa sifat kinan selama ini.

Namun karena ia bisa melihay senyum lebar dari bibir ibu dan kakaknya yang juga bahagia bersama keluarga kecilnya sekarang, itu mampu menghilangkan semua kekesalan dalam hatinya.

Yang muncul akhirnya rasa bahagia. Rasa bahagia yang hadir di awal kehidupan barunya ketika akan menjadi wanita yang hidup mandiri.

Fase dimana kehidupan seseorang menjalani hidup tanpa bergantung kepada orang tua dan mulai belajar mengambil beberapa keputusan sendiri untuk hidupnya.

Tiba di kontrakan yang sudah bayu persiapkan untuk kinan. Bayu di bantu temannya di jakarta mencari rumah yang nyaman untuk ditempati kinan sejak beberapa minggu lalu.

Dan tidak jauh dari rumah itu adalah rumah yang juga bayu kontrak untuknya tinggal.

Bayu bilang bahwa ia tidak akan tinggal bersama kedua orang tuanya karena ingin hidup mandiri seperti saat di Bandung. Terlebih lagi rumah kedua orang tuanya ada di belahan jakarta lain, sedangkan bayu dan kinan tinggal di jakarta pusat.

"Waaaah bayu, rumahnya bagus sekali. Kamu yakin bayar sewanya hanya segitu setahun?????".

Keysa yang kaget melihat rumah yang akan di tempati kinan adiknya sangat bagus dan bersih juga rapih. Walaupun tidak besar tapi itu sangat nyaman dan cocok untuk kinan yang memang akan tinggal sendiri.

Setahu keysa untuk menyewa rumah di jakarta itu tidak akan semurah itu kalau ternyata bentuk rumahnya seperti yang dia lihat sekarang.

"Aku pikir rumahnya tidak akan sebagus ini bu,,,,,,, Ini lebih seperti bungalau kecil di tengah kota jakarta yang sangat pengap dengan padatnya bangunan-bangunan sana sini".

Ibu juga ternyata sedang terpukau dengan keadaan rumah itu. Sangat asri untuk ukuran di tengah kota seperti jakarta. Deretan rumah yang ada di sekitarnya juga sangat nyaman dan tidak terlalu ramai.

Dia berpikir rumahnya sangat cocok untuk kinan yang tidak menyukai keramaian.

"Nak bayu, benar pertanyaan keysa, apa benar sewanya semurah itu untuk satu tahun dengan rumah sebaik ini?".

Ibu akhirnya menanyakan hal yang sama kepada bayu.

Bayu tidak berpikir akan menjadi seperti itu saat menyewa rumah itu untuk kinan. Dia berpikir rumah itu kecil, bahkan lebih kecil dari rumah yang ia sewa dibandung. Maka dia berpikir tidak akan berlebihan jika mengatakan harga sewanya semurah itu.

Meskipun ini jakarta, tapi dia sudah berusaha menaikan harga yang dia sesuaikan dengan harga rumah yang kontrakan di bandung.

Namun ternyata ibu dan keysa masih menyadari ada yang salah dengan harga sewa rumah itu.

"Emmm Ti... Tidak bu, harga sewanya memang segitu untuk satu tahun. Rumah ini milik keluarga dari ayahku, emmm lebih tepatnya rumah ini milik pamanku. Dia meninggalkan rumah ini dalam keadaan kosong dan tinggal di Surabaya sekarang, jadi dari pada di kontrakan pada orang yang tidak dia kenal, lebih baik saya yang menempatinya. Dia tahunya saya yang tinggal disini jadi harga sewanya murah. Seperti itu bu, kak".

Bayu dengan terbata-bata menjelaskan situasi yang ia karang secara spontan saat itu juga.

Kinan menyadari kebohongan yang sedang dibuat oleh sahabatnya itu. Namun karena tidak ingin ada keributan disana dia hanya diam saja. Dia akan menanyakan semuanya nanti jika sudah tidak ada kak keysa dan ibu lagi disana.

Kinan memelototi bayu dan segera menunduk ketika ibu memanggilnya.

"Wah kinan beruntung kamu nak, rumah ini benar-benar bagus. Kemari ayo kita masuk jangan hanya berdiri di depan seperti ini".

Tio yang dari tadi menurunkan barang-barang kinan dari mobil dengan bayu langsung mengangkat semuanya ke dalam rumah.

"lalu bay, bagaimana dengan rumah yang kamu tempati, berapa kamu membayar sewa rumah itu jika akhirnya rumah ini kinan yang menempati??? apa tidak lebih baik kamu tinggal di rumah orang tuamu saja".

Keysa masih belum move on dari perbincangan soal rumah sewaan ini terus menanyakan hal-hal lain kepada bayu sambil membongkat barang bawaan kinan untuk segera di bereskan.

"Sudah lah kak, cepat kamu bereskan saja semua barang bawaanku, bantu aku sebelum kamu pulang lagi, aku tidak mungkin bisa membereskan ini semua sendiri nanti. Jangan terus menanyakan semua urusan orang, bayu tahu apa yang dia lakukan. Percaya saja padanya".

Kinan menyela untuk menjawab pertanyaan kakaknya yang tidak berhenti-berhenti dari tadi.

Kinan sudah menyadari bahwa bayu sedang menyembunyikan sesuatu dari semua orang.

Karena tidak ingin bayu makin kesulitan menjawab semua pertanyaan kakaknya, dan kembali berbohong, dia mencoba untuk membantunya dengan mencegah keysa semakin penasaran dengan apa yang di lakukan bayu soal rumah yang kinan tempati sekarang ini.

Nächstes Kapitel