"Kami akan menikah.." Suara lembut itu tidak selembut kata-kata yang diucapkannya karena saat ini yang dirasakan Varell adalah jutaan pedang menghunus hatinya membuatnya menjadi terbelah dan terpotong berkeping.
"Selamat.." Varell menatap wanita yang sejak lama dicintainya itu dengan senyum lembut menutupi kesedihan dan rasa sakit di dalam hatinya.
"Terima kasih.."Jawab Luna, Luna melihat wajah sedih yang disembunyikan di balik senyum Varell, ia merasa kasihan tapi cinta bukanlah perasaan kasihan.
"Kapan tanggal pernikahannya?" Tanya Varell, pria tampan berkaca mata dengan badan tegap dan tinggi hampir seratus delapan puluh cm itu berusaha tetap tersenyum agar tidak membebani wanita yang saat ini berada dihadapannya.
"Akhir minggu ini kami menikah.." Jawab Luna, ia tidak ingin terlihat terlalu bersemangat karena bagaimanapun ia mengetahui jika Varell mencintainya, ia tidak ingin menambah luka di hati Varell.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com