"Sungguh?" Tanya Kevin memastikan tapi tatapan matanya menggoda.
Wajah Luna tiba-tiba memerah kini, entah sejak kapan tangan Kevin memasuki dressnya dan kini sedang bermain dengan paha mulusnya.
"Mas..." Luna mulai mendesah kini saat tangan Kevin bermain lebih jauh lagi.
"Kamu tidak menjawabnya?" Bisik Kevin menggoda, Kevin mengerti Luna hanya bermaksud membalasnya dan ia sudah tidak marah lagi sekarang tapi ia sekarang menjadi ingin bermain-main dengan Luna yang terlihat tegang kini.
"Sungguh mas.. kamu yang terbaik, aku tidak pernah melihat pria lain selain dirimu sejak lama.." jelas Luna tertatih, Kevin sungguh nakal membuatnya tidak dapat menahan desahan dari mulutnya.
"Sejak kapan?"
"Sejak aku menjadi sekretarismu.." Jawab Luna malu-malu.
"Lalu mengapa kamu sering menolak pernyataan cintaku dulu?"
"Karena kamu menyebalkan dan kamu selalu terlihat hanya bermain-main saat menyatakan cinta padaku.."
"Tapi saat kamu menolaknya aku sungguh patah hati.."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com