Dinda terkejut dengan tindakan Dika yang tiba-tiba menciumnya, ia segera mendorong kasar dada Dirga menjauh. Dinda menatap Dika tak mengerti.
"Kau?" kata Dinda tercekat.
Dika memalingkan wajahnya ke arah lain. "Aku tidak tau cara menghentikanmu menangis, mendadak cara ini terlintas di benakku" namun Dika tidak mau minta maaf. Ia tidak menganggap ini sebagai suatu kesalahan karena ...
Dinda lalu menundukkan kepalanya, ia sudah tidak menangis lagi. Hening untuk beberapa saat sampai Dinda berkata, "Terima kasih, kau telah membantuku hari ini dan untuk yang barusan aku maafkan."
Dika merasa lega, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Sama-sama" Dika mengusap puncak kepala Dinda dengan lembut.
"Kemana kita sekarang?" tanya Dinda.
"Terserah, kau yang megang kendali saat ini" kata Dika ringan, ia seolah sama sekali tidak keberatan dan dengan senang hati menemani Dinda yang sedang kacau.
"Kita ke tempat Fani saja."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com